Tak Ada Negara Maju dengan Suku Bunga KPR Tinggi
A
A
A
JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) RI Jusuf Kalla menegaskan tidak ada negara maju dengan suku bunga tinggi, terutama di bidang properti. Sehingga pemerintah akan menerapkan kebijakan bunga murah untuk kredit pemilikan rumah (KPR) hingga 5% pada tahun ini.
Wapres menjelaskan, rendahnya suku bunga bisa membuat proses kepemilikan rumah jadi lebih mudah. Namun, masih ada kendala persoalan lahan.
"Karena enggak ada negara yang maju dengan bunga tinggi. Maka, pemerintah akan menjalankan kebijakan itu tidak terlalu lama. Tentu kita mempunyai masalah, ada masalah lahan," ujarnya di Jakarta, Sabtu (13/2/2016).
Menurut JK, jika kebijakan sudah berjalan lancar maka kepemilikan rumah bisa menjangkau kalangan luas. Salah satu cara mendorongnya yaitu dengan menggunakan dana pensiun.
"Makanya kita terbitkan banyak aturan. Lahan-lahan pemerintah di manapun, kita berikan untuk perumahan rakyat. Dana-dana pensiun yang hanya sebagian kecil untuk perumahan," katanya.
Selain itu, lanjut JK, bunga subsidi perumahan komersial pun akan diturunkan. Sebab, saat ini masih yang tertinggi dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya.
"Bunga komersial pun akan kita turunkan jauh lebih rendah. Saat ini bunga kita tertinggi di ASEAN. Pertumbuhan ekonomi harus tinggi tapi bunga jangan tertinggi," pungkasnya.
Baca juga:
Pengantin Baru Bisa Cicil Rumah Rp800 Ribu/Bulan di Sini
Lahan Terbatas, Tren Hunian Berubah ke Rumah Susun
Wapres menjelaskan, rendahnya suku bunga bisa membuat proses kepemilikan rumah jadi lebih mudah. Namun, masih ada kendala persoalan lahan.
"Karena enggak ada negara yang maju dengan bunga tinggi. Maka, pemerintah akan menjalankan kebijakan itu tidak terlalu lama. Tentu kita mempunyai masalah, ada masalah lahan," ujarnya di Jakarta, Sabtu (13/2/2016).
Menurut JK, jika kebijakan sudah berjalan lancar maka kepemilikan rumah bisa menjangkau kalangan luas. Salah satu cara mendorongnya yaitu dengan menggunakan dana pensiun.
"Makanya kita terbitkan banyak aturan. Lahan-lahan pemerintah di manapun, kita berikan untuk perumahan rakyat. Dana-dana pensiun yang hanya sebagian kecil untuk perumahan," katanya.
Selain itu, lanjut JK, bunga subsidi perumahan komersial pun akan diturunkan. Sebab, saat ini masih yang tertinggi dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya.
"Bunga komersial pun akan kita turunkan jauh lebih rendah. Saat ini bunga kita tertinggi di ASEAN. Pertumbuhan ekonomi harus tinggi tapi bunga jangan tertinggi," pungkasnya.
Baca juga:
Pengantin Baru Bisa Cicil Rumah Rp800 Ribu/Bulan di Sini
Lahan Terbatas, Tren Hunian Berubah ke Rumah Susun
(dmd)