Harga Batu Bara Rendah, Sektor Tambang Alami Kontraksi
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa harga komoditas batu bara yang rendah menyebabkan sektor pertambangan kuartal I/2016 mengalami kontraksi dan pertumbuhannya minus.
Deputi Neraca dan Analisis Statistik BPS Kecuk Suharyanto mengungkapkan, sektor yang laris manis di era 2000-an ini mengalami minus 0,66%. Hal ini lantaran permintaan batu bara dari negara-negara importir turun cukup tajam.
"Harganya rendah, dan permintaan dari negara-negara yang mengimpor batu bara itu permintaannya turun jauh, banyak yang mengurangi permintaan," kata dia di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (4/5/2016).
Berikut daftar pertumbuhan ekonomi dari sisi produksi menurut data BPS. Pertama, pertambangan dan penggalian mengalami kontraksi (0,66%), karena rendahnya harga batu bara di pasar internasional. Kedua, pertanian tumbuh melambat (1,85%), karena pergeseran musim tanam dan keterlambatan aktivitas kehutanan.
Ketiga, konstruksi tumbuh tinggi (7,87%), karena meningkatkan realisasi proyek infrastruktur pemerintah di awal tahun. Keempat, perdagangan tumbuh melambat (4,04%), karena perlambatan produksi barang domestik dan menurutnya suplai barang impor.
Kelima, jasa perantara keuangan tumbuh tinggi (9,10%), karena perluasan margin pendapatan bunga perbankan. Keenam, transportasi tumbuh pesat (7,73%), karena penambahan armada dan rute perjalanan angkutan udara dan angkutan rel.
Deputi Neraca dan Analisis Statistik BPS Kecuk Suharyanto mengungkapkan, sektor yang laris manis di era 2000-an ini mengalami minus 0,66%. Hal ini lantaran permintaan batu bara dari negara-negara importir turun cukup tajam.
"Harganya rendah, dan permintaan dari negara-negara yang mengimpor batu bara itu permintaannya turun jauh, banyak yang mengurangi permintaan," kata dia di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (4/5/2016).
Berikut daftar pertumbuhan ekonomi dari sisi produksi menurut data BPS. Pertama, pertambangan dan penggalian mengalami kontraksi (0,66%), karena rendahnya harga batu bara di pasar internasional. Kedua, pertanian tumbuh melambat (1,85%), karena pergeseran musim tanam dan keterlambatan aktivitas kehutanan.
Ketiga, konstruksi tumbuh tinggi (7,87%), karena meningkatkan realisasi proyek infrastruktur pemerintah di awal tahun. Keempat, perdagangan tumbuh melambat (4,04%), karena perlambatan produksi barang domestik dan menurutnya suplai barang impor.
Kelima, jasa perantara keuangan tumbuh tinggi (9,10%), karena perluasan margin pendapatan bunga perbankan. Keenam, transportasi tumbuh pesat (7,73%), karena penambahan armada dan rute perjalanan angkutan udara dan angkutan rel.
(izz)