Disney Berminat Investasi Film di Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Berbicara Disney, tentu Anda tidak asing dengan istana impian, tokoh Micky Mouse dan Donald Bebek yang jenaka. Industri perfilman dan animasi The Walt Disney Company menyatakan berminat menanamkan modalnya di Indonesia.
Hal ini selaras dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang membuka peluang untuk memberikan insentif terhadap investasi industri perfilman di Tanah Air.
Kepala BKPM, Franky Sibarani mengatakan, pihaknya saat ini tengah menggodok insentif untuk industri film. Namun, dirinya belum bisa membocorkan bentuk insentif yang akan diberikan kepada industri film.
"Film itu saya belum bisa janjikan apakah bentuknya insentif. Karena masih sangat awal. Tapi setelah saya kemarin ke Kanada, ke Amerika Serikat bertemu dengan Disney. Waduh minatnya luar biasa," katanya di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Rabu (1/6/2016).
Dia mengatakan, ketertarikan Disney terhadap Indonesia lantaran melihat dari sisi lokasi, potensi pasar, dan tingkat kompetensi masyarakat di Indonesia untuk film yang cukup besar. Sayangnya, potensi tersebut belum termanfaatkan dengan optimal.
"Mereka mempertanyakan ada beberapa, misalnya tentang pembajakan, hak cipta, bagaimana kesiapan sumber daya manusia. Kemudian kemudahan perizinan prosesnya dan insentifnya," imbuh dia.
Menurutnya, selama ini Disney hanya bisa membangun studio dan menayangkan film-filmnya di Indonesia. Padahal, mereka menginginkan agar syuting pun bisa dilakukan di Indonesia. Sayangnya, insentif bagi industri perfilman di Indonesia belum cukup untuk menarik minat mereka berinvestasi di Tanah Air.
"Karena mereka bikin studio di Indonesia, di Bali. Tapi itu kurang, mereka ingin lokasi syuting di Indonesia. Nah hal-hal ini yang tidak cukup. Katakan kebijakan regulasi insentif jauh dari negara tetangga," tandasnya.
Hal ini selaras dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang membuka peluang untuk memberikan insentif terhadap investasi industri perfilman di Tanah Air.
Kepala BKPM, Franky Sibarani mengatakan, pihaknya saat ini tengah menggodok insentif untuk industri film. Namun, dirinya belum bisa membocorkan bentuk insentif yang akan diberikan kepada industri film.
"Film itu saya belum bisa janjikan apakah bentuknya insentif. Karena masih sangat awal. Tapi setelah saya kemarin ke Kanada, ke Amerika Serikat bertemu dengan Disney. Waduh minatnya luar biasa," katanya di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Rabu (1/6/2016).
Dia mengatakan, ketertarikan Disney terhadap Indonesia lantaran melihat dari sisi lokasi, potensi pasar, dan tingkat kompetensi masyarakat di Indonesia untuk film yang cukup besar. Sayangnya, potensi tersebut belum termanfaatkan dengan optimal.
"Mereka mempertanyakan ada beberapa, misalnya tentang pembajakan, hak cipta, bagaimana kesiapan sumber daya manusia. Kemudian kemudahan perizinan prosesnya dan insentifnya," imbuh dia.
Menurutnya, selama ini Disney hanya bisa membangun studio dan menayangkan film-filmnya di Indonesia. Padahal, mereka menginginkan agar syuting pun bisa dilakukan di Indonesia. Sayangnya, insentif bagi industri perfilman di Indonesia belum cukup untuk menarik minat mereka berinvestasi di Tanah Air.
"Karena mereka bikin studio di Indonesia, di Bali. Tapi itu kurang, mereka ingin lokasi syuting di Indonesia. Nah hal-hal ini yang tidak cukup. Katakan kebijakan regulasi insentif jauh dari negara tetangga," tandasnya.
(ven)