Kemendag Restui Keinginan Kementan Buka Impor Jeroan

Kamis, 14 Juli 2016 - 13:27 WIB
Kemendag Restui Keinginan...
Kemendag Restui Keinginan Kementan Buka Impor Jeroan
A A A
JAKARTA - Lain orang, lain kebijakan. Begitulah yang terjadi dengan Kementerian Perdagangan. Ridwan Rais--alamat Kemendag--berbalik 180 derajat, dengan merestui keinginan Kementerian Pertanian untuk membuka keran importasi jeroan.

Padahal, sebelumnya di era kepemimpinan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menentang keras impor jeroan lantaran tidak baik untuk kesehatan.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Karyanto Suprih mengatakan, peraturan ‎untuk membuka ataupun menutup keran importasi jeroan sifatnya sementara. Jadi, saat kemarin importasi jeroan ditutup pun hanya bersifat sementara.

"‎Ya kan itu semua peraturan kan sementara. Bisa berubah. Jadi bisa saja peraturan untuk sekarang boleh. Lihat situasinya. Dan pemerintah menilai perlu dibuka, begitu," katanya di Gedung Kemendag, Jakarta, Kamis (14/7/2016).

Menurutnya, saat ini pemerintah baik Kemendag ataupun Kementan sudah satu suara dengan rencana importasi jeroan tersebut.‎ Terpenting, rencana tersebut harus dijamin kesehatan, keselamatan, dan lingkungan hidup (K3L).

"‎Begini, namanya perdagangan kalau dia impor enggak laku, ya enggak ada permintaan. Kan sekarang eranya kompetisi. Silakan saja asal kita atur dan terjamin dari K3L," imbuh dia.

Karyanto menambahkan, impor jeroan tersebut sifatnya adalah situasional. Sebelum masuk ke Indonesia, jeroan impor tersebut juga harus memenuhi syarat-syarat dari Badan Karantina Pertanian.

"‎Kan situasional, kan ada karantina, dicek. Jangan ujug-ujug jeroan langsung masuk. Dilihat syarat-syaratnya dong. ‎Syaratnya itu nanti karantina lah. Jadi itu kan ketentuan bisa dinamis, kalau memang dibutuhkan ya dibuka. Kalau enggak dibutuhkan ya ditutup," tandasnya.

Sekadar mengingatkan, ketika menjadi Mendag, Gobel mengaku malu Indonesia masih mengimpor jeroan. Di negara lain produk tersebut hanya untuk pakan binatang.

"Kita malu juga harus impor jeroan. Sementara di negara pengekspor, jeroan itu dikonsumsi hewan, bukan untuk manusia. Bagaimana kita bisa impor?" ujarnya.

Rachmat saat itu menyatakan ingin berkoordinasi dengan Kementan agar kebutuhan jeroan dalam negeri dipenuhi dan diserap peternakan lokal. "Tugas Kemendag untuk mengatur. Kami koordinasi dengan Kementan bagaimana mencukupi hal-hal seperti ini," tandasnya saat menjabat menteri.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0920 seconds (0.1#10.140)