Industri Mamin Nasional Butuh Vitamin Hadapi MEA
A
A
A
JAKARTA - Industri makanan dan minuman (mamin) nasional dinilai kuat dalam menghadapi pertarungan pasar bebas pada Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Sektor prioritas ini memiliki daya saing tinggi karena didukung dengan sumber daya alam yang potensial seperti pertanian, kelautan, peternakan, perkebunan, dan kehutanan.
“Industri makanan dan minuman merupakan sektor yang terus tumbuh dan berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Kami percaya sektor ini kuat dan mampu bersaing di pasar ASEAN,” kata Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto di Jakarta dalam keterangannya yang diterima Sindonews, Sabtu (13/8/2016).
Kemenperin mencatat, industri mamin merupakan sektor yang strategis dan berperan penting bagi pertumbuhan industri non migas. Hal ini ditunjukkan dengan laju pertumbuhan positif sebesar 8,20% pada triwulan II tahun2016.
Peningkatan kekuatan industri mamin di dalam negeri akan disokong pula melalui ketersediaan pasokan bahan baku dan energi. “Karenanya, kami berupaya industri ini diusulkan untuk mendapatkan penurunan harga gas. Itu salah satu kunci sukses untuk menjaga pertumbuhan dan daya saingnya,” ujar Panggah.
Kebijakan strategis lain yang telah dijalankan Kemenperin, diantaranya peningkatan standar produk melalui penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI), peningkatan kualitas sumberdaya manusia industri melalui penerapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan percepatan pembangunan infrastruktur.
Selanjutnya, pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan, peningkatan penggunaan produk dalam negeri, penyelarasan kebijakan pusat dan daerah, serta penyederhanaan birokrasi perizinan dan investasi.
Panggah optimistis, jika berbagai kebijakan tersebut dapat terlaksana dengan baik, industri makanan dan minuman mampu memenangkan persaingan di pasar MEA.
"Maka diperlukan komitmen yang kuat dari seluruh stakeholder dalam mendukung langkah strategis tersebut,” tegasnya.
“Industri makanan dan minuman merupakan sektor yang terus tumbuh dan berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Kami percaya sektor ini kuat dan mampu bersaing di pasar ASEAN,” kata Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto di Jakarta dalam keterangannya yang diterima Sindonews, Sabtu (13/8/2016).
Kemenperin mencatat, industri mamin merupakan sektor yang strategis dan berperan penting bagi pertumbuhan industri non migas. Hal ini ditunjukkan dengan laju pertumbuhan positif sebesar 8,20% pada triwulan II tahun2016.
Peningkatan kekuatan industri mamin di dalam negeri akan disokong pula melalui ketersediaan pasokan bahan baku dan energi. “Karenanya, kami berupaya industri ini diusulkan untuk mendapatkan penurunan harga gas. Itu salah satu kunci sukses untuk menjaga pertumbuhan dan daya saingnya,” ujar Panggah.
Kebijakan strategis lain yang telah dijalankan Kemenperin, diantaranya peningkatan standar produk melalui penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI), peningkatan kualitas sumberdaya manusia industri melalui penerapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan percepatan pembangunan infrastruktur.
Selanjutnya, pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan, peningkatan penggunaan produk dalam negeri, penyelarasan kebijakan pusat dan daerah, serta penyederhanaan birokrasi perizinan dan investasi.
Panggah optimistis, jika berbagai kebijakan tersebut dapat terlaksana dengan baik, industri makanan dan minuman mampu memenangkan persaingan di pasar MEA.
"Maka diperlukan komitmen yang kuat dari seluruh stakeholder dalam mendukung langkah strategis tersebut,” tegasnya.
(ven)