10 Kota Paling Layak Huni di Dunia
A
A
A
LONDON - Macet, polusi, banjir, hmmm…berpikir untuk pindah ke kota baru? Tokyo, London, New York misalnya. Tahan dulu, ternyata kota-kota global tersebut bukan 10 besar kota paling layak huni di dunia. Melansir Economist.com, Jumat (19/8/2016), lembaga analisa Economist Intelligence Unit (EIU) baru saja menyusun 10 kota paling layak huni di muka bumi.
Dalam penyusunannya, EIU mengatakan tidak mudah menaruh letak daftar kota terbaik di kolong jagat. Pasalnya, setiap kota memiliki tingkat kesibukan dan aktifitas warganya masing-masing. Namun, bukan berarti tidak ada indikator untuk mengukur kelayakan huni sebuah kota. EIU melakukan survei di 140 kota dunia berdasarkan kategori tingkat keamanan, kesehatan, pendidikan, infrastruktur, budaya dan lingkungan. Namun biaya hidup tidak masuk dalam kategori ini.
Tentu kita berharap Jakarta ada di daftar. Namun, maaf, untuk sementara ini, ibu kota kita masih jauh dari lima kategori tersebut. Survei yang juga dilansir CNBC, mendaulat Melbourne, Australia, sebagai peringkat teratas kota paling layak huni di dunia. Hasil ini menjadikan Melbourne sebagai kota yang memuncaki daftar peringkat layak huni versi EIU selama enam tahun berturut-turut.
Peringkat kedua adalah Vienna, ibu kota Austria, disusul oleh Vancouver, Kanada di peringkat tiga (lihat daftar). Kepala Ekonomi EIU, Simon Baptist mengatakan bahwa kota-kota yang mampu memberikan fasilitas yang dibutuhkan untuk standar hidup yang lebih tinggi tanpa menderita kemacetan merupakan sebuah kota yang pantas disebut layak huni.
Sehingga, kata Baptist, kota-kota seperti New York, London, Paris, dan Tokyo, kendati dianggap bergengsi karena pusat keuangan dan bisnis, namun mereka menderita karena tingkat kejahatan yang tinggi, kemacetan, dan masalah transportasi umum. “Masalah lingkungan dan transportasi ini menurunkan skor mereka,” katanya seperti dikutip CNBC.
Menengok ke Asia Pasifik, Singapura dan Hong Kong naik pangkat menjadi peringkat 43 dan 46. Keduanya memiliki infrastruktur yang mumpuni namun masalah keamanan lingkungan, yaitu ancaman terorisme dan sengketa lahan di Laut China Selatan, mengurangi skor.
“Selama 12 bulan terakhir, komponen yang berpengaruh besar adalah keamanan lingkungan,” kata Baptist. Ia pun mencontohkan Paris, yang turun 3,7% dengan nilai 91,1 akibat kerapnya aksi terorisme global.
Begitu pula dengan kota-kota di China, yang mengalami penurunan karena sengketa territorial di LCS, dimana eskalasi militer tampak di kota-kota negaranya. “Bila negara atau kota Anda tinggal terjadi eskalasi militer, maka ia memiliki dampak negative pada kualitas hidup,” sambungnya. Dan menurut survei mereka, selama 12 bulan terakhir, tingkat ketegangan antara China dan beberapa negara di Asia Pasifik sudah meningkat.
Berikut 10 kota layak huni di dunia versi Economist Intelligence Unit:
No - Kota - Nilai
1. Melbourne, Australia 97.5
2. Vienna, Austria 97.4
3. Vancouver, Kanada 97.3
4. Toronto, Kanada 97.2
5. Adelaide, Australia 96.6
6. Calgary, Kanada 96.6
7. Perth, Australia 95.9
8. Auckland, Selandia Baru 95.7
9. Helsinki, Finlandia 95.6
10. Hamburg, Jerman 95
Dalam penyusunannya, EIU mengatakan tidak mudah menaruh letak daftar kota terbaik di kolong jagat. Pasalnya, setiap kota memiliki tingkat kesibukan dan aktifitas warganya masing-masing. Namun, bukan berarti tidak ada indikator untuk mengukur kelayakan huni sebuah kota. EIU melakukan survei di 140 kota dunia berdasarkan kategori tingkat keamanan, kesehatan, pendidikan, infrastruktur, budaya dan lingkungan. Namun biaya hidup tidak masuk dalam kategori ini.
Tentu kita berharap Jakarta ada di daftar. Namun, maaf, untuk sementara ini, ibu kota kita masih jauh dari lima kategori tersebut. Survei yang juga dilansir CNBC, mendaulat Melbourne, Australia, sebagai peringkat teratas kota paling layak huni di dunia. Hasil ini menjadikan Melbourne sebagai kota yang memuncaki daftar peringkat layak huni versi EIU selama enam tahun berturut-turut.
Peringkat kedua adalah Vienna, ibu kota Austria, disusul oleh Vancouver, Kanada di peringkat tiga (lihat daftar). Kepala Ekonomi EIU, Simon Baptist mengatakan bahwa kota-kota yang mampu memberikan fasilitas yang dibutuhkan untuk standar hidup yang lebih tinggi tanpa menderita kemacetan merupakan sebuah kota yang pantas disebut layak huni.
Sehingga, kata Baptist, kota-kota seperti New York, London, Paris, dan Tokyo, kendati dianggap bergengsi karena pusat keuangan dan bisnis, namun mereka menderita karena tingkat kejahatan yang tinggi, kemacetan, dan masalah transportasi umum. “Masalah lingkungan dan transportasi ini menurunkan skor mereka,” katanya seperti dikutip CNBC.
Menengok ke Asia Pasifik, Singapura dan Hong Kong naik pangkat menjadi peringkat 43 dan 46. Keduanya memiliki infrastruktur yang mumpuni namun masalah keamanan lingkungan, yaitu ancaman terorisme dan sengketa lahan di Laut China Selatan, mengurangi skor.
“Selama 12 bulan terakhir, komponen yang berpengaruh besar adalah keamanan lingkungan,” kata Baptist. Ia pun mencontohkan Paris, yang turun 3,7% dengan nilai 91,1 akibat kerapnya aksi terorisme global.
Begitu pula dengan kota-kota di China, yang mengalami penurunan karena sengketa territorial di LCS, dimana eskalasi militer tampak di kota-kota negaranya. “Bila negara atau kota Anda tinggal terjadi eskalasi militer, maka ia memiliki dampak negative pada kualitas hidup,” sambungnya. Dan menurut survei mereka, selama 12 bulan terakhir, tingkat ketegangan antara China dan beberapa negara di Asia Pasifik sudah meningkat.
Berikut 10 kota layak huni di dunia versi Economist Intelligence Unit:
No - Kota - Nilai
1. Melbourne, Australia 97.5
2. Vienna, Austria 97.4
3. Vancouver, Kanada 97.3
4. Toronto, Kanada 97.2
5. Adelaide, Australia 96.6
6. Calgary, Kanada 96.6
7. Perth, Australia 95.9
8. Auckland, Selandia Baru 95.7
9. Helsinki, Finlandia 95.6
10. Hamburg, Jerman 95
(ven)