Luhut Ajukan Asumsi Dasar Sektor ESDM dalam RAPBNP 2017
A
A
A
JAKARTA - Menko bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan hari ini menggelar rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, atas jabatannya sebagai Plt Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Dalam rapat ini, Luhut mengajukan beberapa asumsi dasar sektor ESDM untuk Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2017.
Dia menyebutkan, asumsi Indonesia Crude Price (ICP) yang diajukan Kementerian ESDM untuk tahun depan sebesar USD45 per barel. Asumsi ini telah mempertimbangkan faktor permintaan dan faktor harga minyak dunia tahun depan.
Selanjutnya, asumsi lifting minyak dan gas bumi pada 2017 sebesar 1.930 barel setara minyak per hari. "Dengan rincian minyak bumi sebesar 780 ribu bph dan gas 1.150 barel setara minyak per hari," katanya di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Kamis (1/9/2016).
Luhut menuturkan, asumsi volume bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tahun depan diusulkan sebesar 16,61 juta kiloliter (KL). Serta volume elpiji 3 kg sebesar 7.096 juta ton.
Pemerintah, kata mantan Menko bidang Politik Hukum dan Keamanan ini, dalam pembahasan asumsi dasar sektor ESDM pada RAPBN 2017 mengusulkan subsidi minyak solar sebesar Rp500/liter. Sementara, subsidi energi baru dan terbarukan sebesar Rp1.299,5 miliar.
"Subsidi EBT dialokasikan Rp1.299,5 miliar yang merupakan subsidi untuk penyediaan pembangkit listrik yang menggunakan EBT serta subsidi BBN jenis bioethanol," imbuh dia.
Sementara, untuk subsidi listrik tahun berjalan diusulkan sekitar Rp48,56 triliun. Usulan ini turun sekitar Rp21 triliun dibanding subsidi listrik pada 2016, karena ada perbaikan pemberian subsidi listrik rumah tangga miskin dan rentan miskin untuk pelanggan 900 voltampere (VA) di 2017.
"Kami sekarang sedang melakukan langkah efisiensi di ESDM. Karena itu, tidak menutup kemungkinan bisa saja naik baik itu minyak bumi maupun gas. Angka yang dikatakan saya bisa katakan pada hari ini angka yang consider as a very conservative," tandas Luhut.
Dia menyebutkan, asumsi Indonesia Crude Price (ICP) yang diajukan Kementerian ESDM untuk tahun depan sebesar USD45 per barel. Asumsi ini telah mempertimbangkan faktor permintaan dan faktor harga minyak dunia tahun depan.
Selanjutnya, asumsi lifting minyak dan gas bumi pada 2017 sebesar 1.930 barel setara minyak per hari. "Dengan rincian minyak bumi sebesar 780 ribu bph dan gas 1.150 barel setara minyak per hari," katanya di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Kamis (1/9/2016).
Luhut menuturkan, asumsi volume bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tahun depan diusulkan sebesar 16,61 juta kiloliter (KL). Serta volume elpiji 3 kg sebesar 7.096 juta ton.
Pemerintah, kata mantan Menko bidang Politik Hukum dan Keamanan ini, dalam pembahasan asumsi dasar sektor ESDM pada RAPBN 2017 mengusulkan subsidi minyak solar sebesar Rp500/liter. Sementara, subsidi energi baru dan terbarukan sebesar Rp1.299,5 miliar.
"Subsidi EBT dialokasikan Rp1.299,5 miliar yang merupakan subsidi untuk penyediaan pembangkit listrik yang menggunakan EBT serta subsidi BBN jenis bioethanol," imbuh dia.
Sementara, untuk subsidi listrik tahun berjalan diusulkan sekitar Rp48,56 triliun. Usulan ini turun sekitar Rp21 triliun dibanding subsidi listrik pada 2016, karena ada perbaikan pemberian subsidi listrik rumah tangga miskin dan rentan miskin untuk pelanggan 900 voltampere (VA) di 2017.
"Kami sekarang sedang melakukan langkah efisiensi di ESDM. Karena itu, tidak menutup kemungkinan bisa saja naik baik itu minyak bumi maupun gas. Angka yang dikatakan saya bisa katakan pada hari ini angka yang consider as a very conservative," tandas Luhut.
(izz)