Dunia Usaha Beri 20 Rekomendasi dalam B20 Summit
A
A
A
JAKARTA - Perekonomian global sedang menghadapi transformasi penting, diantaranya kesempatan dan tantangan sejumlah pelaku usaha dunia. Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani menyebut ada 20 rekomendasi dari kalangan dunia usaha dalam The Business 20 Summit.
B20 Summit yang diselenggarakan pada 3-4 September 2016 kemarin, merupakan bagian dari KTT G20 di Hangzhou, China. Dan dalam 20 rekomendasi tadi mengerucut menjadi empat poin besar.
Pertama, membuat langkah terobosan untuk pertumbuhan ekonomi global. Diantaranya mendorong inovasi kewirausahaan, mengembangkan infrastruktur secara transparan, meningkatkan peran bank-bank pembangunan multilateral dalam pembiayaan infrastruktur, memfasilitasi pasar untuk pembiayaan hijau dan investasi, serta mempromosikan keuangan inklusif melalui teknologi digital.
"Kedua mengembangkan ekonomi global dan tata kelola yang efisien dan efektif," ujar Shinta dalam keterangannya di Jakarta, Senin (5/9/2016).
Terdiri dari poin sebagai berikut: optimalisasi peraturan keuangan global untuk mendorong pertumbuhan, fasilitas akses UKM terhadap pembiayaan, mengadopsi kebijakan pajak yang konsisten dan selaras, perkuat kerja sama antar pemerintah melawan korupsi, dan promosi kondisi bisnis yang lebih transparan untuk mendorong kompetisi.
Ketiga, mendorong investasi dan perdagangan internasional yang kuat dengan poin-poin memperkuat sistem perdagangan multilateral dan mengurangi usaha-usaha yang bersifat proteksionis, meratifikasi dan mengimplementasi Perjanjian Fasilitasi Perdagangan (TFA) pada akhir 2016, mendukung e-commerce melalui Electronic World Trade Platform (eWTP), mendukung usaha untuk memfasilitasi partisipasi UKM dalam rantai nilai global dan meningkatkan kebijakan kondisi investasi global.
Keempat, mempromosikan pembangunan yang inklusif dan saling berhubungan dengan poin-poin: menghapus hambatan struktural yang menurunkan rasio partisipasi masyarakat muda dan wanita dalam angkatan kerja, mengembangkan program untuk mengurangi ketidaksesuaian antara keahlian yang dibutuhkan dan yang tersedia, meningkatkan kondisi regulasi yang mendorong pertumbuhan UKM, mempromosikan pendekatan yang inovatif untuk infrastruktur masa depan dan membangun konektivitas infrastruktur bagi semua sektor.
Melalui rekomendasi yang diberikan, B20 percaya bahwa G20 akan membentuk sebuah kondisi yang membantu komunitas bisnis internasional dalam perdagangan dan investasi, mengembangkan model bisnis yang baru, dan membuat lapangan pekerjaan baru.
Hal ini sangat penting untuk mencapai tujuan G20 yaitu membangun ekonomi dunia yang innovatif, invigorated, interconnected, dan inklusif serta memastikan pertumbuhan yang seimbang dan berkelanjutan.
“Kadin Indonesia, Apindo, dan Pemerintah saat ini sedang bekerja sama untuk mencapai tujuan ini. Rekomendasi B20 sejalan dengan arah yang diinginkan Kadin dan Apindo guna meningkatkan tingkat kompetisi pengusaha lokal, menarik investasi asing yang akan membuka lapangan kerja baru, dan perbaikan infrastruktur untuk meningkatkan efisiensi perdagangan," jelas Shinta.
Sebagai catatan pada pertemuan KTT tahun lalu, G20 menekankan ambisinya untuk meningkatkan GDP G20 sebesar 2% secara kolektif pada 2018, sebagaimana disetujui pada KTT Brisbane 2014.
Rencana aksi antara lain terkait dengan strategi pertumbuhan yang sudah disesuaikan dan jadwal implementasi. Untuk itu, B20 setuju untuk terus mendorong G20 untuk mengambil tindakan yang kuat dan konsisten dengan seluruh rencana dan komitmen tersebut.
B20 Summit yang diselenggarakan pada 3-4 September 2016 kemarin, merupakan bagian dari KTT G20 di Hangzhou, China. Dan dalam 20 rekomendasi tadi mengerucut menjadi empat poin besar.
Pertama, membuat langkah terobosan untuk pertumbuhan ekonomi global. Diantaranya mendorong inovasi kewirausahaan, mengembangkan infrastruktur secara transparan, meningkatkan peran bank-bank pembangunan multilateral dalam pembiayaan infrastruktur, memfasilitasi pasar untuk pembiayaan hijau dan investasi, serta mempromosikan keuangan inklusif melalui teknologi digital.
"Kedua mengembangkan ekonomi global dan tata kelola yang efisien dan efektif," ujar Shinta dalam keterangannya di Jakarta, Senin (5/9/2016).
Terdiri dari poin sebagai berikut: optimalisasi peraturan keuangan global untuk mendorong pertumbuhan, fasilitas akses UKM terhadap pembiayaan, mengadopsi kebijakan pajak yang konsisten dan selaras, perkuat kerja sama antar pemerintah melawan korupsi, dan promosi kondisi bisnis yang lebih transparan untuk mendorong kompetisi.
Ketiga, mendorong investasi dan perdagangan internasional yang kuat dengan poin-poin memperkuat sistem perdagangan multilateral dan mengurangi usaha-usaha yang bersifat proteksionis, meratifikasi dan mengimplementasi Perjanjian Fasilitasi Perdagangan (TFA) pada akhir 2016, mendukung e-commerce melalui Electronic World Trade Platform (eWTP), mendukung usaha untuk memfasilitasi partisipasi UKM dalam rantai nilai global dan meningkatkan kebijakan kondisi investasi global.
Keempat, mempromosikan pembangunan yang inklusif dan saling berhubungan dengan poin-poin: menghapus hambatan struktural yang menurunkan rasio partisipasi masyarakat muda dan wanita dalam angkatan kerja, mengembangkan program untuk mengurangi ketidaksesuaian antara keahlian yang dibutuhkan dan yang tersedia, meningkatkan kondisi regulasi yang mendorong pertumbuhan UKM, mempromosikan pendekatan yang inovatif untuk infrastruktur masa depan dan membangun konektivitas infrastruktur bagi semua sektor.
Melalui rekomendasi yang diberikan, B20 percaya bahwa G20 akan membentuk sebuah kondisi yang membantu komunitas bisnis internasional dalam perdagangan dan investasi, mengembangkan model bisnis yang baru, dan membuat lapangan pekerjaan baru.
Hal ini sangat penting untuk mencapai tujuan G20 yaitu membangun ekonomi dunia yang innovatif, invigorated, interconnected, dan inklusif serta memastikan pertumbuhan yang seimbang dan berkelanjutan.
“Kadin Indonesia, Apindo, dan Pemerintah saat ini sedang bekerja sama untuk mencapai tujuan ini. Rekomendasi B20 sejalan dengan arah yang diinginkan Kadin dan Apindo guna meningkatkan tingkat kompetisi pengusaha lokal, menarik investasi asing yang akan membuka lapangan kerja baru, dan perbaikan infrastruktur untuk meningkatkan efisiensi perdagangan," jelas Shinta.
Sebagai catatan pada pertemuan KTT tahun lalu, G20 menekankan ambisinya untuk meningkatkan GDP G20 sebesar 2% secara kolektif pada 2018, sebagaimana disetujui pada KTT Brisbane 2014.
Rencana aksi antara lain terkait dengan strategi pertumbuhan yang sudah disesuaikan dan jadwal implementasi. Untuk itu, B20 setuju untuk terus mendorong G20 untuk mengambil tindakan yang kuat dan konsisten dengan seluruh rencana dan komitmen tersebut.
(ven)