BPD Berhasil Kumpulkan Tabungan Simpel Rp2,3 Miliar
A
A
A
YOGYAKARTA - Gerakan menabung yang dikhususkan untuk para pelajar, Simpanan Pelajar (Simpel) di Bank Pembangunan Daerah (BPD) masih sedikit. Dibanding dengan produk yang lain, Simpel menduduki ranking terbawah perolehan dana pihak ketiga (DPK) bank pelat merah ini. Pihak Bank BPD terus berusaha menggenjot perolehannya.
Direktur Marketing PT Bank BPD Daerah Istimewa Yogyakarta, Bambang Kuncoro mengungkapkan sebagai bank milik pemerintah, pihaknya berupaya memenuhi berbagai ketentuan dan imbauan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Salah satunya membuat produk Tabungan Simpel. Tabungan ini sengaja diciptakan untuk membantu OJK dalam gerakan menabung usia dini.
"Ini terobosan juga. Karena sebelumnya kami telah punya produk mirip-mirip Simpel yaitu Tabungan Tunas," tuturnya, Senin (26/9/2016).
Produk tabungan Simpel memang diluncurkan belum begitu lama, karena baru diperkenalkan ke masyarakat tahun 2015 lalu. Ia mengakui penetrasi produk ini masih lamban. Saat ini jumlah dana yang berhasil mereka kumpulkan baru Rp2,342 miliar.
Jumlah tersebut masih kalah dengan tabungan Tunas yang mirip dengan Simpel. Saat ini saldo dari Tabungan Tunas mencapai Rp9 miliar. Namun ia menuturkan jumlah Simpel yang masih kecil itu dalam batas wajar, mengingat Tunas diperkenalkan jauh lebih dahulu ketimbang tabungan Simpel. Di satu sisi, Tabungan Tunas lebih menarik dibanding dengan Tabungan Simpel.
Tabungan Simpel didesain lebih sederhana dengan setoran awal Rp5.000 dan setoran selanjutnya Rp1.000. Meski sangat ringan, tabungan ini tak menjanjikan benefit apapun kecuali hanya mendapatkan hadiah atau gift saat pembukaan rekening di awal nanti. Pemilik rekening tidak akan mendapatkan imbal balik bunga. "Beda dengan Tabungan Tunas, ini produknya mirip tetapi ada bunga 3%," paparnya.
Sejak diluncurkan pertama tahun 2015 lalu, baru ada sekitar 5.106 rekening pelajar yang tercatat menjadi peserta. Pelajar yang paling banyak menjadi peserta justru berasal dari Kabupaten Bantul karena mencapai 1.582 rekening. Sementara pelajar paling sedikit yang menjadi peserta program ini ada di Kulon Progo.
Pihaknya mengakui adanya kelemahan dari penanganan produk ini. Sebab banyak rekening yang tidak aktif lagi usai dilakukan pembukaan. Karena siswa baru aktif ketika petugas dari Bank BPD menyambangi sekolah mereka. Padahal untuk menyambangi sekolah mereka setiap hari, harus mengeluarkan biaya operasional. "Sekarang yang kerja sama baru 933 sekolah," ungkapnya.
Kepala Bidang Pengawasan Lembaga Keuangan Non Bank, Informasi OJK, Probo Sukesi mengatakan, produk Simpel merupakan gagasan dari OJK untuk meningkatkan angka literasi kepada masyarakat sejak dini. Tidak ada kewajiban bagi perbankan untuk mengikutinya karena sifatnya bukan keraguan.
"Sebagai bank pemerintah, Bank BPD sudah seharusnya mengikuti. Tetapi kini banyak BPR yang mulai memanfaatkan produk ini untuk meraih dana murah," ujarnya.
Direktur Marketing PT Bank BPD Daerah Istimewa Yogyakarta, Bambang Kuncoro mengungkapkan sebagai bank milik pemerintah, pihaknya berupaya memenuhi berbagai ketentuan dan imbauan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Salah satunya membuat produk Tabungan Simpel. Tabungan ini sengaja diciptakan untuk membantu OJK dalam gerakan menabung usia dini.
"Ini terobosan juga. Karena sebelumnya kami telah punya produk mirip-mirip Simpel yaitu Tabungan Tunas," tuturnya, Senin (26/9/2016).
Produk tabungan Simpel memang diluncurkan belum begitu lama, karena baru diperkenalkan ke masyarakat tahun 2015 lalu. Ia mengakui penetrasi produk ini masih lamban. Saat ini jumlah dana yang berhasil mereka kumpulkan baru Rp2,342 miliar.
Jumlah tersebut masih kalah dengan tabungan Tunas yang mirip dengan Simpel. Saat ini saldo dari Tabungan Tunas mencapai Rp9 miliar. Namun ia menuturkan jumlah Simpel yang masih kecil itu dalam batas wajar, mengingat Tunas diperkenalkan jauh lebih dahulu ketimbang tabungan Simpel. Di satu sisi, Tabungan Tunas lebih menarik dibanding dengan Tabungan Simpel.
Tabungan Simpel didesain lebih sederhana dengan setoran awal Rp5.000 dan setoran selanjutnya Rp1.000. Meski sangat ringan, tabungan ini tak menjanjikan benefit apapun kecuali hanya mendapatkan hadiah atau gift saat pembukaan rekening di awal nanti. Pemilik rekening tidak akan mendapatkan imbal balik bunga. "Beda dengan Tabungan Tunas, ini produknya mirip tetapi ada bunga 3%," paparnya.
Sejak diluncurkan pertama tahun 2015 lalu, baru ada sekitar 5.106 rekening pelajar yang tercatat menjadi peserta. Pelajar yang paling banyak menjadi peserta justru berasal dari Kabupaten Bantul karena mencapai 1.582 rekening. Sementara pelajar paling sedikit yang menjadi peserta program ini ada di Kulon Progo.
Pihaknya mengakui adanya kelemahan dari penanganan produk ini. Sebab banyak rekening yang tidak aktif lagi usai dilakukan pembukaan. Karena siswa baru aktif ketika petugas dari Bank BPD menyambangi sekolah mereka. Padahal untuk menyambangi sekolah mereka setiap hari, harus mengeluarkan biaya operasional. "Sekarang yang kerja sama baru 933 sekolah," ungkapnya.
Kepala Bidang Pengawasan Lembaga Keuangan Non Bank, Informasi OJK, Probo Sukesi mengatakan, produk Simpel merupakan gagasan dari OJK untuk meningkatkan angka literasi kepada masyarakat sejak dini. Tidak ada kewajiban bagi perbankan untuk mengikutinya karena sifatnya bukan keraguan.
"Sebagai bank pemerintah, Bank BPD sudah seharusnya mengikuti. Tetapi kini banyak BPR yang mulai memanfaatkan produk ini untuk meraih dana murah," ujarnya.
(ven)