Yuk Gaskeun! Tinggal Dua Lagi Nih BPD yang Belum Digital Banking
loading...
A
A
A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong Bank Pembangunan Daerah (BPD) bertransformasi digital agar tidak ketinggalan zaman. Apalagi sekarang, digital banking jadi suatu keharusan agar tetap bertahan di tengah wabah virus corona.
"Kita memerlukan dukungan bahwa kita mempunyai 26 BPD yang hari ini sudah ada 24 di antaranya memakai SMS banking dan internet banking," ujar Senior Executive Analyst OJK Digitalisasi dan Inklusi Keuangan Roberto Akyuwen saat diskusi virtual, Selasa (22/9/2020).
Menurut dia transformasi digital bank daerah memang penuh dengan tantangan. Pasalnya BPD buku besar belum terlalu lancar dan masih banyak yang terkendala dalam mengadopsi perkembangan digital. "Ini membutuhkan bantuan teknologi dari vendor lain. Kami juga mengawasi 1.688 BPR dan BPR Syariah yang terkategorisasi dalam kelompok usaha yang selalu mengalami hambatan, karena dengan hanya dengan teknologi digital mereka akan memiliki peluang untuk tumbuh dan berkembang," tandas dia.
Dia memastikan tanpa ikut berbenah melakukan trasnformasu digital, maka ban daerah akan sulit berkembang. Pasalnya, layanan nasabah sudah mulai bergeser dari konvensional menjadi digital. Bahkan masyrakat saat ini sangat antusias menggunakan produk keuangan yang berbasis digital.
"Jadi memang apa yang kita rasakan sekarang bagi generasi semi milenial, dulu kita melihat ATM sebagai sesuatu yang luar biasa saat ini mungkin tidak digunakan sama sekali. Segala sesuatunya kita butuhkan yang lebih cepat, murah, aman, dan dapat digunakan di manapun, dan kapanpun," ucapnya.
"Kita memerlukan dukungan bahwa kita mempunyai 26 BPD yang hari ini sudah ada 24 di antaranya memakai SMS banking dan internet banking," ujar Senior Executive Analyst OJK Digitalisasi dan Inklusi Keuangan Roberto Akyuwen saat diskusi virtual, Selasa (22/9/2020).
Menurut dia transformasi digital bank daerah memang penuh dengan tantangan. Pasalnya BPD buku besar belum terlalu lancar dan masih banyak yang terkendala dalam mengadopsi perkembangan digital. "Ini membutuhkan bantuan teknologi dari vendor lain. Kami juga mengawasi 1.688 BPR dan BPR Syariah yang terkategorisasi dalam kelompok usaha yang selalu mengalami hambatan, karena dengan hanya dengan teknologi digital mereka akan memiliki peluang untuk tumbuh dan berkembang," tandas dia.
Dia memastikan tanpa ikut berbenah melakukan trasnformasu digital, maka ban daerah akan sulit berkembang. Pasalnya, layanan nasabah sudah mulai bergeser dari konvensional menjadi digital. Bahkan masyrakat saat ini sangat antusias menggunakan produk keuangan yang berbasis digital.
"Jadi memang apa yang kita rasakan sekarang bagi generasi semi milenial, dulu kita melihat ATM sebagai sesuatu yang luar biasa saat ini mungkin tidak digunakan sama sekali. Segala sesuatunya kita butuhkan yang lebih cepat, murah, aman, dan dapat digunakan di manapun, dan kapanpun," ucapnya.
(nng)