ETF Dinilai Jadi Instrumen Pasar Modal yang Menjanjikan
A
A
A
JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengemukakan, Exchange Traded Fund (ETF) atau secara sederhana dapat diartikan sebagai reksa dana jadi instrumen yang menjanjikan di pasar modal untuk investasi. Salah satu produk bahkan sudah mencatatkan imbal hasil (return) sebesar 40%.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Alpino Kianjaya mengatakan, return sebanyak 40% itu bisa didapatkan hanya dalam waktu setahun. Inilah yang harus dicermati para investor.
"Kinerja ETF, instrumen pasar modal yang sangat menjanjikan, di mana launching 1 Oktober tahun lalu return sebesar 40%. Inilah yang harus kita cermati, peluang investasi saham dari ETF sangat menjanjikan," ujarnya di Jakarta, Kamis (20/10/2016).
Alpino menyampaikan, salah satu perusahaan manajer investasi yakni PT Indo Premier Investment Management sudah menghimpun dana hingga Rp1,2 triliun dari produk ETF. BEI berharap kinerja produk ini juga bisa meningkatkan pertumbuhan manajer investasi.
"Ke depannya pertumbuhan dana yang dihimpun dari ETF sekitar Rp1,2 triliun di produk tersebut. Semoga ke depannya Indo Premier semakin maju lagi," kata dia.
Di tempat yang sama, Direktur Utama Indo Premier Investment Management Diah Sofiyanti menjelaskan, ketika produk ETF perusahaan diluncurkan, kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sedang merosot hingga level 4.300. Kendati demikian, waktu itu investor tetap melihat ada peluang dari ETF.
"Saat diluncurkan IHSG di level 4.300, tertekan pada 2015. Namun asuransi jiwa (Jiwasraya) melihat peluang dan berkomitmen jadi investor awal kami dan dana kelolaan Rp100 miliar dan sekarang tembus Rp1 triliun. Kinerja naik 43% dibanding IHSG yang cuma 23% sejak peluncuran perdana," tuturnya.
Sementara, dana kelolaan Indo Premier saat ini sebesar Rp4,2 triliun dan menargetkan senilai Rp5 triliun hingga akhir tahun. Kemudian, perusahaan akan terus meningkatkan target tahun depan jadi Rp6,5 triliun.
"Tahun depan kita target Rp6,5 triliun, kami optimis karena GDP Indonesia ditopang bunga yang rendah. Peraturan OJK, ETF saham ini bisa menjadi salah satu cara untuk meningkatkan return tanpa harus mengambil risiko yang berlebihan karena investasi ini efisien, fleksibel, dan transparan," pungkas Diah.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Alpino Kianjaya mengatakan, return sebanyak 40% itu bisa didapatkan hanya dalam waktu setahun. Inilah yang harus dicermati para investor.
"Kinerja ETF, instrumen pasar modal yang sangat menjanjikan, di mana launching 1 Oktober tahun lalu return sebesar 40%. Inilah yang harus kita cermati, peluang investasi saham dari ETF sangat menjanjikan," ujarnya di Jakarta, Kamis (20/10/2016).
Alpino menyampaikan, salah satu perusahaan manajer investasi yakni PT Indo Premier Investment Management sudah menghimpun dana hingga Rp1,2 triliun dari produk ETF. BEI berharap kinerja produk ini juga bisa meningkatkan pertumbuhan manajer investasi.
"Ke depannya pertumbuhan dana yang dihimpun dari ETF sekitar Rp1,2 triliun di produk tersebut. Semoga ke depannya Indo Premier semakin maju lagi," kata dia.
Di tempat yang sama, Direktur Utama Indo Premier Investment Management Diah Sofiyanti menjelaskan, ketika produk ETF perusahaan diluncurkan, kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sedang merosot hingga level 4.300. Kendati demikian, waktu itu investor tetap melihat ada peluang dari ETF.
"Saat diluncurkan IHSG di level 4.300, tertekan pada 2015. Namun asuransi jiwa (Jiwasraya) melihat peluang dan berkomitmen jadi investor awal kami dan dana kelolaan Rp100 miliar dan sekarang tembus Rp1 triliun. Kinerja naik 43% dibanding IHSG yang cuma 23% sejak peluncuran perdana," tuturnya.
Sementara, dana kelolaan Indo Premier saat ini sebesar Rp4,2 triliun dan menargetkan senilai Rp5 triliun hingga akhir tahun. Kemudian, perusahaan akan terus meningkatkan target tahun depan jadi Rp6,5 triliun.
"Tahun depan kita target Rp6,5 triliun, kami optimis karena GDP Indonesia ditopang bunga yang rendah. Peraturan OJK, ETF saham ini bisa menjadi salah satu cara untuk meningkatkan return tanpa harus mengambil risiko yang berlebihan karena investasi ini efisien, fleksibel, dan transparan," pungkas Diah.
(izz)