Hutama Karya Masih Butuh Rp3,3 T Bangun Tol Trans Sumatera
A
A
A
JAKARTA - PT Hutama Karya (HK) mengaku masih butuh dana sebesar Rp3,3 triliun untuk memenuhi kebutuhan pembangunan tiga ruas prioritas di tol Trans Sumatera yang sedang berjalan, yakni Medan-Binjai, Palembang-Simpang Indralaya, Bakauheni-Terbanggi Besar. Ketiganya butuh investasi senilai Rp22 triliun.
Direktur Utama HK I Gusti Ngurah Putra mengatakan, perusahaan menggunakan skema pendanaan sebanyak 70% dari ekuitas dan 30% pinjaman. Untuk ekuitas, perusahaan baru sanggup mengumpulkan dana Rp12,1 triliun dari total kebutuhan Rp15,4 triliun.
"Proyek yang sudah jalan butuh Rp22 triliun, 70% dari ekuitas, 30% dari pinjaman. Ekuitas kita butuh Rp15,4 triliun untuk proyek yang sudah berjalan. Dari kebutuhan Rp15,4 triliun, kalau selesai PMN cair Rp2 triliun ditambah Rp3,6 triliun tahun lalu jadi Rp5,6 triliun. Lalu obligasi Rp6,5 triliun. Berarti kira-kira ekuitas Rp12,1 triliun, diperkirakan kekurangan ekuitas Rp3,3 triliun," ujarnya di Jakarta, Kamis (3/11/2016).
Putra menjelaskan, kekurangan tersebut bisa didapat dari banyak sumber. Sesuai Peraturan Presiden, pemerintah akan menyediakan dukungan fiskal penuh bagi perusahaan berupa penanaman modal, penerbitan sekuritas, pinjaman atau utang maupun instrumen lain yang mendapat jaminan penuh dari pemerintah.
"Sisanya Rp3,3 triliun darimana? Ada banyak skema, pemerintah akan berikan PMN, dari instrumen keuangan lain kalau tidak bisa jalan," kata dia.
Pencarian kekurangan dana ini, kata dia, tidak bisa ditargetkan waktunya. Proses pembangunan empat ruas termasuk Pekanbaru-Dumai yang pembangunannya tertunda jadi tahun depan akan rampung semua pada 2019.
"Pelaksanaaan tol panjang, Perpres sebutkan 2019 sudah harus selesai. Kita punya waktu dua tahun, direktur keuangan dan Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN cari jalan keluar skema apa yang paling pas," tutur Putra.
Adapun rincian dari nilai investasi ketiga ruas tol yakni Medan-Binjai sepanjang 18 kilometer (Km) sebesar Rp1,6 triliun, Palembang-Simpang Indralaya sepanjang 28 Km senilai Rp3,3 triliun, dan Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 140 Km memakan pendanaan sebanyak Rp17 triliun.
"Pekanbaru-Dumai kita baru mulai, ada hambatan selain pembebasan lahan juga tata ruang yang belum selesai. Pekanbaru-Dumai paniangnya 130 Km dengan investasi Rp16 triliun," pungkas dia.
Direktur Utama HK I Gusti Ngurah Putra mengatakan, perusahaan menggunakan skema pendanaan sebanyak 70% dari ekuitas dan 30% pinjaman. Untuk ekuitas, perusahaan baru sanggup mengumpulkan dana Rp12,1 triliun dari total kebutuhan Rp15,4 triliun.
"Proyek yang sudah jalan butuh Rp22 triliun, 70% dari ekuitas, 30% dari pinjaman. Ekuitas kita butuh Rp15,4 triliun untuk proyek yang sudah berjalan. Dari kebutuhan Rp15,4 triliun, kalau selesai PMN cair Rp2 triliun ditambah Rp3,6 triliun tahun lalu jadi Rp5,6 triliun. Lalu obligasi Rp6,5 triliun. Berarti kira-kira ekuitas Rp12,1 triliun, diperkirakan kekurangan ekuitas Rp3,3 triliun," ujarnya di Jakarta, Kamis (3/11/2016).
Putra menjelaskan, kekurangan tersebut bisa didapat dari banyak sumber. Sesuai Peraturan Presiden, pemerintah akan menyediakan dukungan fiskal penuh bagi perusahaan berupa penanaman modal, penerbitan sekuritas, pinjaman atau utang maupun instrumen lain yang mendapat jaminan penuh dari pemerintah.
"Sisanya Rp3,3 triliun darimana? Ada banyak skema, pemerintah akan berikan PMN, dari instrumen keuangan lain kalau tidak bisa jalan," kata dia.
Pencarian kekurangan dana ini, kata dia, tidak bisa ditargetkan waktunya. Proses pembangunan empat ruas termasuk Pekanbaru-Dumai yang pembangunannya tertunda jadi tahun depan akan rampung semua pada 2019.
"Pelaksanaaan tol panjang, Perpres sebutkan 2019 sudah harus selesai. Kita punya waktu dua tahun, direktur keuangan dan Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN cari jalan keluar skema apa yang paling pas," tutur Putra.
Adapun rincian dari nilai investasi ketiga ruas tol yakni Medan-Binjai sepanjang 18 kilometer (Km) sebesar Rp1,6 triliun, Palembang-Simpang Indralaya sepanjang 28 Km senilai Rp3,3 triliun, dan Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 140 Km memakan pendanaan sebanyak Rp17 triliun.
"Pekanbaru-Dumai kita baru mulai, ada hambatan selain pembebasan lahan juga tata ruang yang belum selesai. Pekanbaru-Dumai paniangnya 130 Km dengan investasi Rp16 triliun," pungkas dia.
(izz)