Perindo: Ketergantungan Impor Beras Harus Dihentikan

Rabu, 04 Januari 2017 - 18:15 WIB
Perindo: Ketergantungan...
Perindo: Ketergantungan Impor Beras Harus Dihentikan
A A A
JAKARTA - Ketergantungan impor beras harus segera dihentikan. Karena jika tidak dihentikan maka dalam jangka panjang negara eksportir akan menguasai pasar dalam negeri.

Ketua Bidang Energi dan Sumber Daya Alam (SDA) DPP Partai Perindo Carol Daniel mengatakan, produksi petani dalam negeri akan terhempas. Karena, petani tidak bisa menjual dengan harga layak, harus bersaing dengan beras impor.

Akhirnya, mereka menjual dengan harga murah, meskipun tidak bisa menutupi biaya produksi. Bahkan, sudah lumrah produksi yang minim dengan areal sawah yang terbatas milik petani hanya bisa mencukupi kebutuhan untuk keluarga, sekaligus kadang disimpan untuk persediaan musim paceklik.

"Ketika mereka ingin menjual harganya turun dan tidak terlalu menguntungkan, ini juga menjadi persoalan bagi petani. Sampai akhirnya tidak lagi menanam padi, memutuskan alih fungsi atau menjual lahannya," jelas Carol ketika dihubungi di Jakarta.

Hal itu, lanjut dia, membuat kesejahteraan petani menjadi terabaikan karena pendapatan mereka selalu rendah. Imbasnya regenerasi petani dari orang tua kepada anak-anaknya pun tidak terjadi.

Generasi muda lebih suka mencari pekerjaan di kota-kota besar. Sementara, anak dari sebagian petani yang tergolong sukses dan bisa melanjutkan pendidikan tinggi tidak tertarik meneruskan profesi sang orang tua.

"Lahan yang tadinya sudah terbatas menjadi berkurang dan terus memengaruhi produksi nasional secara signifikan. Ujung-ujungnya negara terus mengandalkan impor. Semua beras yang ada produk luar dan importir leluasa menentukan harga mahal karena menguasai pasar," tuturnya.

Sebab itu, permasalahan kompleks ketahanan pangan, khususnya produksi beras, harus mendapat perhatian serius Pemerintah. Jika tidak, beberapa tahun mendatang bukan tidak mungkin petani akan semakin kalah melawan dominasi beras impor dan akhirnya mematikan komoditas dalam negeri.

"Pencetakan lahan baru, penggunaan teknologi modern, bibit berkualitas dan proteksi dari asing adalah beberapa strategi yang harus menjadi komitmen nyata," ujar Carol.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0737 seconds (0.1#10.140)