Jisdor BI: Rupiah Perkasa 42 Poin ke Rp13.330/USD
A
A
A
JAKARTA - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) di perdagangan pasar spot, dibuka menguat 26 poin atau 0,19% ke Rp13.343 per USD pada Selasa (24/1/2017). Kemarin, rupiah di indeks Bloomberg, ditutup bertambah 0,31% atau 41 poin ke level Rp13.369/USD.
Data Yahoo Finance, Selasa ini, rupiah dibuka bertambah 45 poin atau 0,33% ke posisi Rp13.310/USD. Sebelumnya, kemarin mata uang Garuda ditutup menguat 0,35% atau 48 poin ke level Rp13.355/USD.
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia pada Selasa (24/1/2017), rupiah dibuka di posisi Rp13.330, terapresiasi 42 poin dari posisi Rp13.372 pada Senin kemarin.
Menguatnya nilai tukar rupiah seiring tertekannya USD. Mengutip dari Reuters, Selasa (24/1), saat ini USD di pasar Asia berada di bawah tekanan karena kebijakan proteksionisme Presiden AS Donald Trump dan kemungkinan pemerintahan baru AS memainkan melemahnya mata uang agar produk mereka menjadi kompetitif.
Kandidat kuat Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan kepada senator bahwa ia kan bekerja memerangi manipulasi mata uang yang selama ini dilakukan China, sehingga membuat produk-produk China lebih kompetitif. Dalam pernyataannya keapda Komite Keuangan Senat, Mnuchin mengatakan dolar yang terlalu kuat bisa berdampak negatif dalam jangka pendek.
Dan pada perdagangan Selasa ini, indeks USD terhadap sekeranjang mata uang turun tipis 0,1% pada 100,040 DXY. Alhasil USD tergelincir terhadap yen Jepang menjadi ¥112,52 per USD, terlemah sejak November 2016. Hal ini juga membuat euro melompat terhadap USD ke level USD1,0760 EUR. Dan membuat poundsterling menguat selama enam pekan menjadi USD1,2546 GBP.
Data Yahoo Finance, Selasa ini, rupiah dibuka bertambah 45 poin atau 0,33% ke posisi Rp13.310/USD. Sebelumnya, kemarin mata uang Garuda ditutup menguat 0,35% atau 48 poin ke level Rp13.355/USD.
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia pada Selasa (24/1/2017), rupiah dibuka di posisi Rp13.330, terapresiasi 42 poin dari posisi Rp13.372 pada Senin kemarin.
Menguatnya nilai tukar rupiah seiring tertekannya USD. Mengutip dari Reuters, Selasa (24/1), saat ini USD di pasar Asia berada di bawah tekanan karena kebijakan proteksionisme Presiden AS Donald Trump dan kemungkinan pemerintahan baru AS memainkan melemahnya mata uang agar produk mereka menjadi kompetitif.
Kandidat kuat Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan kepada senator bahwa ia kan bekerja memerangi manipulasi mata uang yang selama ini dilakukan China, sehingga membuat produk-produk China lebih kompetitif. Dalam pernyataannya keapda Komite Keuangan Senat, Mnuchin mengatakan dolar yang terlalu kuat bisa berdampak negatif dalam jangka pendek.
Dan pada perdagangan Selasa ini, indeks USD terhadap sekeranjang mata uang turun tipis 0,1% pada 100,040 DXY. Alhasil USD tergelincir terhadap yen Jepang menjadi ¥112,52 per USD, terlemah sejak November 2016. Hal ini juga membuat euro melompat terhadap USD ke level USD1,0760 EUR. Dan membuat poundsterling menguat selama enam pekan menjadi USD1,2546 GBP.
(ven)