Industri Pengolahan Kelapa Sawit Terus Didorong

Kamis, 02 Februari 2017 - 21:12 WIB
Industri Pengolahan Kelapa Sawit Terus Didorong
Industri Pengolahan Kelapa Sawit Terus Didorong
A A A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong industri pengolahan kelapa sawit di dalam negeri sebagai pelaksanaan kebijakan nasional hilirisasi di sektor agro. Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan, sektor kelapa sawit memberikan sumbangan besar bagi perekonomian nasional melalui peningkatan nilai tambah, kinerja nilai ekspor, penyerapan tenaga kerja, pemerataan kesejahteraan masyarakat, dan kontribusi pada penerimaan negara.

“Industri kelapa sawit dari hulu sampai hilir merupakan salah satu sektor ekonomi yang sangat strategis. Saat ini, luas perkebunan kelapa sawit diperkirakan mencapai 11,6 juta hektare, di mana lebih dari 41% merupakan kebun rakyat,” ujarnya dalam Pertemuan Nasional Sawit Indonesia Tahun 2017 di Jakarta, Kamis (2/2/2017).

(Baca Juga: Menko Darmin Sebut Kelapa Sawit Berkah bagi Ekonomi RI)

Merujuk data Statistik Perkebunan Indonesia tahun 2016, perkebunan kelapa sawit berperan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di dalam negeri sebanyak 5,7 juta orang, dengan 2,2 juta orang di antaranya adalah petani rakyat skala kecil. Secara keseluruhan, diperkirakan sekitar 16–20 juta orang mengandalkan penghidupan dari bisnis kelapa sawit hulu-hilir yang tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia.

Sementara itu, berdasarkan data BPS sampai bulan September 2016, tercatat nilai ekspor produk hilir sawit sebesar USD13,3 miliar atau telah melebihi nilai ekspor minyak dan gas bumi. "Produk hilir mencapai 54 jenis. Secara rata-rata tahunan, sektor industri kelapa sawit hulu-hilir menyumbang USD20 miliar pada devisa negara." kata Airlangga.

Khusus bagi pendapatan bukan pajak, sektor perkelapasawitan menyumbang Rp12 triliun per tahun, yang dipungut atas ekspornya dalam bentuk dana perkebunan dan bea keluar. Lebih lanjut diterangkan dalam jangka menengah pihaknya memprioritaskan upaya peningkatan investasi industri pengolahan sawit. Hal ini untuk mengantisipasi pertumbuhan jumlah produksi bahan baku yang diharapkan mencapai 40 juta ton CPO pada tahun 2020.

"Dalam jangka panjang, Kemenperin mendorong pertumbuhan industri pengolahan sawit terutama yang membawa teknologi canggih dan terkini untuk menghasilkan aneka produk hilir," ungkapnya.

Airlangga menuturkan, kegiatan riset dan pengembangan teknologi industri hilir minyak sawit juga harus menjadi lokomotif penciptaan nilai tambah produk dalam negeri yang inovatif, kreatif, dan dinamis mengikuti tren ke depan.

Oleh karena itu, program penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) perkelapasawitan harus pula dijalankan, khususnya pendidikan vokasi untuk membentuk SDM industri yang kompeten.

"Kami meyakini bahwa pelaksanaan program BLU BPDP Kelapa Sawit ini dapat turut mewujudkan pemerataan kesejahteraan masyarakat, yang juga menjadi tujuan bersama dalam pembangunan ekonomi bangsa," jelasnya.

Dia berharap agar program hilirisasi industri kelapa sawit dapat dipertahankan dan perlu didukung oleh seluruh pemangku kepentingan. “Upaya ini sebagai tahap jangka menengah untuk tahun 2017-2020, dengan pengembangan Palm Oil Green Economic Zone (POGEZ). Saat ini, tengah dikembangkan POGEZ di Dumai dan Berau, masing-masing daerah sebesar 2000 hektare dengan infrastruktur yang siap menampung industri hilir dan memiliki pelabuhan sendiri," paparnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.0088 seconds (0.1#10.140)