Mentan Apresiasi Japfa-Vasham Soal Penyerapan Jagung Lokal
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengapreasiasi kerja sama Japfa dan Vasham yang telah membangun sistem terintegrasi dalam mendukung pemenuhan kebutuhan jagung bagi ondustri pakan ternak.
"Japfa telah berkomitmen dengan Vasham untuk menyerap hasil jagung lokal. Vasham menjadi pihak yang akan melakukan pendampingan dengan petani serta memastikan kualitas produksi jagung sesuai dengan standar pabrik pakan," kata External Relations Director JAPFA Rachmat Indrajaya dalam rilisnya, Senin (20/2/2017).
Vasham merupakan inisiatif wirausaha sosial yang dilahirkan oleh Irvan Kolonas untuk mendampingi dan membantu petani jagung. Sejak tiga tahun lalu, Vasham mulai melakukan pendampingan petani terutama di Lampung untuk menghasilkan jagung yang bisa diserap industri.
Upaya yang dilakukan mulai dari memberikan bantuan permodalan dalam bentuk bibit, pupuk, dan biaya operasional. Selain itu, Vasham juga membantu menangani pasca panen dengan basis kelompok tani untuk pemipilan hingga siap kirim ke pabrik pakan ternak.
"Awal tahun ini mulai mengoperasikan corndryer untuk mampu menyerap varian kualitas produksi petani," ujar CEO Vasham Irvan Kolonas.
Menurutnya, hasil panen jagung pipil dari petani meskipun sudah dikeringkan seringkali masih memiliki kadar air tinggi. "Sehingga perlu dikeringkan kembali untuk diterima pabrik pakan," imbuhnya.
Kerja sama ini mampu membangun jembatan untuk menutup gap antara petani dan industri selama ini. Tuntutan industri untuk menerima jagung dengan kadar air 15% tidak mampu dipenuhi petani karena proses pengeringan mereka hanya mengandalkan sinar matahari.
Di pihak lain, petani juga mengalami kesulitan permodalan dengan tingginya harga bibit dan sulitnya mendapatkan pupuk subsidi. Hal tersebut diperparah jika mereka tidak mampu menghasilkan jagung dengan tingkat kekeringan sesuai standar perusahaan.
Komitmen antara Japfa dan Vasham tersebut mampu membangun sistem terintegrasi dari masa tanam hingga pengelolaan pascapanen dan langsung diserap industri.
"yang dilakukan Japfa sudah baik. Karena membangun (corn) dryer, jadi ada processing (untuk jagung basah). Hal ini luar biasa, karena (Japfa) membuat solusi permanen untuk petani jagung," ujar Amran.
Selain itu, kamampuan Vasham untuk menerima jagung dengan kadar air masih tinggi dengan harga kompetitif juga mendapatkan apreasiasi dari Mentan Amran dalam kunjungannya ke Corndryer Vasham dan Panen Raya di lokasi dampingan Vasham di Kecamatan Katibung Lampung Timur.
"Vasham masih menerima jagung dengan kadar air tinggi semisal 32% sehingga dengan seperti ini petani juga diuntungkan. Dengan model seperti ini petani dan pengusaha saling diuntungkan. Saya juga berterima kasih kepada Vasham dan Japfa," tandasnya.
"Japfa telah berkomitmen dengan Vasham untuk menyerap hasil jagung lokal. Vasham menjadi pihak yang akan melakukan pendampingan dengan petani serta memastikan kualitas produksi jagung sesuai dengan standar pabrik pakan," kata External Relations Director JAPFA Rachmat Indrajaya dalam rilisnya, Senin (20/2/2017).
Vasham merupakan inisiatif wirausaha sosial yang dilahirkan oleh Irvan Kolonas untuk mendampingi dan membantu petani jagung. Sejak tiga tahun lalu, Vasham mulai melakukan pendampingan petani terutama di Lampung untuk menghasilkan jagung yang bisa diserap industri.
Upaya yang dilakukan mulai dari memberikan bantuan permodalan dalam bentuk bibit, pupuk, dan biaya operasional. Selain itu, Vasham juga membantu menangani pasca panen dengan basis kelompok tani untuk pemipilan hingga siap kirim ke pabrik pakan ternak.
"Awal tahun ini mulai mengoperasikan corndryer untuk mampu menyerap varian kualitas produksi petani," ujar CEO Vasham Irvan Kolonas.
Menurutnya, hasil panen jagung pipil dari petani meskipun sudah dikeringkan seringkali masih memiliki kadar air tinggi. "Sehingga perlu dikeringkan kembali untuk diterima pabrik pakan," imbuhnya.
Kerja sama ini mampu membangun jembatan untuk menutup gap antara petani dan industri selama ini. Tuntutan industri untuk menerima jagung dengan kadar air 15% tidak mampu dipenuhi petani karena proses pengeringan mereka hanya mengandalkan sinar matahari.
Di pihak lain, petani juga mengalami kesulitan permodalan dengan tingginya harga bibit dan sulitnya mendapatkan pupuk subsidi. Hal tersebut diperparah jika mereka tidak mampu menghasilkan jagung dengan tingkat kekeringan sesuai standar perusahaan.
Komitmen antara Japfa dan Vasham tersebut mampu membangun sistem terintegrasi dari masa tanam hingga pengelolaan pascapanen dan langsung diserap industri.
"yang dilakukan Japfa sudah baik. Karena membangun (corn) dryer, jadi ada processing (untuk jagung basah). Hal ini luar biasa, karena (Japfa) membuat solusi permanen untuk petani jagung," ujar Amran.
Selain itu, kamampuan Vasham untuk menerima jagung dengan kadar air masih tinggi dengan harga kompetitif juga mendapatkan apreasiasi dari Mentan Amran dalam kunjungannya ke Corndryer Vasham dan Panen Raya di lokasi dampingan Vasham di Kecamatan Katibung Lampung Timur.
"Vasham masih menerima jagung dengan kadar air tinggi semisal 32% sehingga dengan seperti ini petani juga diuntungkan. Dengan model seperti ini petani dan pengusaha saling diuntungkan. Saya juga berterima kasih kepada Vasham dan Japfa," tandasnya.
(izz)