Gubernur BI Waspadai Frekuensi Kenaikan Suku Bunga AS

Rabu, 22 Februari 2017 - 16:22 WIB
Gubernur BI Waspadai...
Gubernur BI Waspadai Frekuensi Kenaikan Suku Bunga AS
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyatakan, meskipun ekonomi pada 2017 tampaknya berada dalam bentuk yang lebih baik, Indonesia harus berhati-hati dengan risiko global dan domestik. Di pasar keuangan global, risiko antara lain berasal dari arah kebijakan pemerintah AS dan frekuensi kenaikan suku bunga AS lebih lanjut.

(Baca Juga: Ekonomi Indonesia Bisa Manfaatkan Pertumbuhan AS dan China)

Ekonomi global diharapkan akan lebih baik pada 2017 dengan pertumbuhan global yang lebih tinggi dan meningkatkan harga komoditas global. Tantangan ekonomi dinilai tetap akan ada di depan.

"Kita perlu tetap kewaspadaan risiko tekanan berulang pada nilai tukar. Transmisi kebijakan moneter juga perlu dipercepat seperti sekarang, tampaknya ada kekakuan dalam suku bunga pinjaman dan pertumbuhan kredit," ujar Gubernur BI Agus DW Martowardojo di Jakarta, Rabu (22/2/2017).

Dia menuturkan, BI dapat melihat rendahnya tingkat suku bunga dengan neraca bank yang lebih baik, yang berarti lebih banyak ruang untuk meningkatkan pertumbuhan kredit di Indonesia. Di sisi domestik, risiko yang terkait dengan penyesuaian harga diberikan sebagai pemerintah terus reformasi subsidi energi.

"BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada 2017 berada di kisaran 5,0%-5,4% (yoy), didorong oleh ekspor dan investasi meningkat pembiayaan dari kedua pinjaman bank dan pembiayaan nonbank. Konsumsi rumah tangga yang stabil juga diprediksi dan inflasi akan berada dalam target 4% plus minus 1% dengan defisit transaksi berjalan tetap di bawah 2,5% dari PDB," terangnya.

Menurutnya, komitmen Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta memberikan ruang yang cukup untuk momentum pertumbuhan ekonomi.

"Kami tidak memiliki alasan untuk tidak optimis tapi kita juga harus tetap berhati-hati dari dinamika dalam tantangan ekonomi global dan domestik," pungkasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8017 seconds (0.1#10.140)