Mata Uang Rusia Jatuh, Rupiah Ditutup Kalahkan USD

Jum'at, 07 April 2017 - 17:14 WIB
Mata Uang Rusia Jatuh, Rupiah Ditutup Kalahkan USD
Mata Uang Rusia Jatuh, Rupiah Ditutup Kalahkan USD
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini berhasil menguat meski masih di atas Rp13.300/USD. Membaiknya rupiah terjadi saat mata uang Rusia, rubel jatuh usai AS menjatuhkan rudal di Suriah.

Posisi rupiah menurut Yahoo Finance pada hari ini ditutup naik ke level Rp13.320/USD atau membaik dari posisi penutupan kemarin di posisi Rp13.331/USD. Rupiah sendiri bergerak dengan kisaran Rp13.313-Rp13.345/USD.

Data SINDOnews bersumber dari Limas menunjukkan rupiah di perdagangan sore ini berada pada level Rp13.345/USD atau juga membaik dari posisi penutupan sebelumnya di level Rp13.355/USD.

Sementara berdasarkan data Bloomberg, rupiah juga tercatat menguat ke posisi Rp13.321/USD dibanding sebelumnya di level Rp13.328/USD. Rupiah hari ini bergerak pada kisaran level Rp13.318-Rp13.366/USD.

Data dari kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah tertahan pada level Rp13.341/USD. Posisi ini memburuk dari posisi kemarin yang berada di level Rp13.327/USD.

Di sisi lain seperti dikutip dari Reuters, Jumat (7/4/2017), mata uang Jepang, yen terhadap USD menguat dan mata uang Rusia, rubel pada hari ini jatuh setelah Amerika Serikat (AS) meluncurkan rudal di sebuah pangkalan udara di Suriah, meningkatkan ketegangan dengan Rusia.

Yen menguat saat investor cenderung berbondong-bondong ketika mereka merasakan peningkatan risiko politik atau keuangan, memperkuat ke level tertinggi dalam 11 hari terakhir ke level 110,135 per USD di perdagangan Asia.

Kepala UBS Wealth Management, Constantin Bolz mengatakan bahwa pasar bergerak lebih signifikan akan tergantung pada dampak dari pemogokan.

"Apakah ini hanya Donald Trump memberikan tanda peringatan, menunjukkan bahwa dia adalah orang yang kuat, tapi dia tidak benar-benar ingin melakukan apa-apa, atau ini awal dari eskalasi?" kata dia.

Ssementara itu, rubel terhadap USD tergelincir lebih dari 1% menjadi 57,14, membuat rubel turun terbesar dalam satu bulan terakhir. "Geopolitik di wilayah ini tidak positif untuk mata uang sehingga apa yang kita lihat adalah reaksi spontan," kata kepala ING, Petr Krpata di London.

Indeks USD yang mengukur greenback terhadap enam mata uang rival masih tercatat mendatar ke level 100,69 atau naik 0,3% untuk pekan ini.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4662 seconds (0.1#10.140)