Menperin Sebut Industri Fokus pada Big Data
Menperin Sebut Industri Fokus pada Big Data
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto menjelaskan, dengan strategi pengembangan industri dalam rangka menuju revolusi industri keempat atau industry 4.0, fokus industri yakni terletak pada big data.
(Baca Juga: Menperin: Perkembangan Teknologi Jadi Tantangan Tenaga Kerja)
Big data tersebut sebagai bagian dari penghubung antara beberapa jenis interaksi. Airlangga menerangkan, dengan big data akan ada interaksi antara operator, mesin dengan mesin dan produk dengan customer yang kemudian akan menjadi satu line.
"Jadi, kalau dulu misalnya jualan barang. Yang bisa dibeli hanya yang ditoko, sekarang sudah bisa customize (pesan sesuai dengan keinginan)," kata dia di kantornya, Jakarta, Selasa (18/4/2017).
Contohnya, pada sepatu dan baju yang bisa di-customize namun dengan menggunakan sistem manufacturing atau menggunakan teknologi, bukan lagi dengan penjahit langsung.
"Jadi, bukan dengan sistem tailor. Karena kalau customize dengan tailor itu ongkosnya mahal, ini dengan manufaktur jadi lebih murah," imbuhnya.
Di Indonesia, lanjut Airlangga, perusahaan yang sudah menerapkan sistem demikian yakni Matsushita atau Panasonic untuk bidang elektronik. "Kita punya innovation center di Matsushita atau Panasonic. Itu di elektronik. Kemudian industri makanan dan minuman di Garuda Food Surabaya sudah ada," terang Airlangga.
(Baca Juga: Menperin: Perkembangan Teknologi Jadi Tantangan Tenaga Kerja)
Big data tersebut sebagai bagian dari penghubung antara beberapa jenis interaksi. Airlangga menerangkan, dengan big data akan ada interaksi antara operator, mesin dengan mesin dan produk dengan customer yang kemudian akan menjadi satu line.
"Jadi, kalau dulu misalnya jualan barang. Yang bisa dibeli hanya yang ditoko, sekarang sudah bisa customize (pesan sesuai dengan keinginan)," kata dia di kantornya, Jakarta, Selasa (18/4/2017).
Contohnya, pada sepatu dan baju yang bisa di-customize namun dengan menggunakan sistem manufacturing atau menggunakan teknologi, bukan lagi dengan penjahit langsung.
"Jadi, bukan dengan sistem tailor. Karena kalau customize dengan tailor itu ongkosnya mahal, ini dengan manufaktur jadi lebih murah," imbuhnya.
Di Indonesia, lanjut Airlangga, perusahaan yang sudah menerapkan sistem demikian yakni Matsushita atau Panasonic untuk bidang elektronik. "Kita punya innovation center di Matsushita atau Panasonic. Itu di elektronik. Kemudian industri makanan dan minuman di Garuda Food Surabaya sudah ada," terang Airlangga.
(izz)
Explore More