BI Dukung Rekomendasi IMF dan G20 Terkait Kebijakan Fiskal
A
A
A
JAKARTA - Guna menjaga momentum pemulihan dan memastikan pertumbuhan yang lebih inklusif. Bank Indonesia (BI) mendukung rekomendasi IMF dan G20 tentang perlunya penerapan kebijakan fiskal, moneter, dan reformasi struktural di negara maju dan emerging.
"Rekomendasi-rekomendasi kebijakan itu sejatinya sejalan dengan bauran kebijakan yang tengah ditempuh otoritas Indonesia, termasuk Bank Indonesia," ujar Gubernur BI Agus DW Martowardojo dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (26/4/2017).
Sementara itu, khusus dalam rangka memperkuat resiliensi perekonomian terhadap risiko eksternal, Bank Indonesia kembali menyuarakan arti penting penguatan Jaring Pengaman Keuangan Internasional (JPKI) dan kebijakan pengelolaan aliran modal.
Terkait JPKI, BI memberikan apresiasi pengembangan instrumen likuiditas baru IMF serupa fasilitas swap yang dapat digunakan untuk mengatasi tekanan likuiditas jangka pendek. "Bank Indonesia mengharapkan agar fasilitas baru ini dapat segera tersedia di tengah lingkungan global yang masih rentan dewasa ini," papar dia.
Sementara soal pengaturan pengelolaan aliran modal, lanjut Agus, Bank Indonesia memandang bahwa kebijakan pengelolaan aliran modal sebagai bagian integral dari bauran kebijakan diperlukan untuk memitigasi risiko yang ditimbulkan dari volatilitas aliran modal yang berlebihan.
Di sela-sela Pertemuan Musim Semi IMF dan Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20, juga diadakan pertemuan antara delegasi Indonesia dan IMF-World Bank (WB) dalam rangka persiapan Indonesia menjadi tuan rumah Sidang Tahunan IMF-WB 2018 di Bali, Indonesia.
Berhubungan dengan hal ini, BI dan Pemerintah Republik Indonesia telah menyusun program Voyage to Indonesia (VTI) bersama dengan IMF dan WB. Delegasi Indonesia dalam kesempatan pertemuan dengan IMF dan WB tersebut dipimpin oleh Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut B. Panjaitan sebagai Ketua Nasional Sidang Tahunan IMF-WB 2018, Gubernur Bank Indonesia, dan Menteri Keuangan Republik Indonesia.
Selanjutnya, Gubernur Bank Indonesia kembali menegaskan komitmen Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta mendukung pembahasan pada forum kerja sama internasional guna memperkuat resiliensi ekonomi dan keuangan dalam rangka mewujudkan pertumbuhan ekonomi dunia yang kuat, berimbang, berkesinambungan, dan inklusif.
"Rekomendasi-rekomendasi kebijakan itu sejatinya sejalan dengan bauran kebijakan yang tengah ditempuh otoritas Indonesia, termasuk Bank Indonesia," ujar Gubernur BI Agus DW Martowardojo dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (26/4/2017).
Sementara itu, khusus dalam rangka memperkuat resiliensi perekonomian terhadap risiko eksternal, Bank Indonesia kembali menyuarakan arti penting penguatan Jaring Pengaman Keuangan Internasional (JPKI) dan kebijakan pengelolaan aliran modal.
Terkait JPKI, BI memberikan apresiasi pengembangan instrumen likuiditas baru IMF serupa fasilitas swap yang dapat digunakan untuk mengatasi tekanan likuiditas jangka pendek. "Bank Indonesia mengharapkan agar fasilitas baru ini dapat segera tersedia di tengah lingkungan global yang masih rentan dewasa ini," papar dia.
Sementara soal pengaturan pengelolaan aliran modal, lanjut Agus, Bank Indonesia memandang bahwa kebijakan pengelolaan aliran modal sebagai bagian integral dari bauran kebijakan diperlukan untuk memitigasi risiko yang ditimbulkan dari volatilitas aliran modal yang berlebihan.
Di sela-sela Pertemuan Musim Semi IMF dan Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20, juga diadakan pertemuan antara delegasi Indonesia dan IMF-World Bank (WB) dalam rangka persiapan Indonesia menjadi tuan rumah Sidang Tahunan IMF-WB 2018 di Bali, Indonesia.
Berhubungan dengan hal ini, BI dan Pemerintah Republik Indonesia telah menyusun program Voyage to Indonesia (VTI) bersama dengan IMF dan WB. Delegasi Indonesia dalam kesempatan pertemuan dengan IMF dan WB tersebut dipimpin oleh Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut B. Panjaitan sebagai Ketua Nasional Sidang Tahunan IMF-WB 2018, Gubernur Bank Indonesia, dan Menteri Keuangan Republik Indonesia.
Selanjutnya, Gubernur Bank Indonesia kembali menegaskan komitmen Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta mendukung pembahasan pada forum kerja sama internasional guna memperkuat resiliensi ekonomi dan keuangan dalam rangka mewujudkan pertumbuhan ekonomi dunia yang kuat, berimbang, berkesinambungan, dan inklusif.
(akr)