Impor Kurma Jelang Ramadan Meningkat 29,3%
A
A
A
JAKARTA - Impor kurma meningkat menjelang Ramadan, karena sebagian besar berbuka puasa dengan kurma. Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, impor kurma pada April naik 49,3% dibanding bulan sebelumnya.
Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan, kenaikan impor tersebut dipengaruhi pola konsumsi masyarakat Indonesia. "Impor kurma naik pada April 2017 sebesar 49,3%. Hampir 50%, ini kenaikan signifikan, tergantung pada pola konsumsi di Indonesia," kata dia di kantor BPS, Jakarta, Senin (15/5/2017).
Menurutnya, dengan adanya tradisi tersebut maka dapat dipastikan impor kurma pada April dan Mei akan meningkat signifikan, karena kebutuhan kurma untuk buka puasa masyarakat Indonesia. "Karena orang kita kan, kalau puasa enggak makan kurma, enggak akan komplit ya," ujarnya.
Dia menuturkan, kurma tersebut biasanya didatangkan dari Benua Afrika, karena kualitasnya bagus. "Kita impor dari Tunisia. Itu negara yang jadi importir kurma kita," kata Suhariyanto.
Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan, kenaikan impor tersebut dipengaruhi pola konsumsi masyarakat Indonesia. "Impor kurma naik pada April 2017 sebesar 49,3%. Hampir 50%, ini kenaikan signifikan, tergantung pada pola konsumsi di Indonesia," kata dia di kantor BPS, Jakarta, Senin (15/5/2017).
Menurutnya, dengan adanya tradisi tersebut maka dapat dipastikan impor kurma pada April dan Mei akan meningkat signifikan, karena kebutuhan kurma untuk buka puasa masyarakat Indonesia. "Karena orang kita kan, kalau puasa enggak makan kurma, enggak akan komplit ya," ujarnya.
Dia menuturkan, kurma tersebut biasanya didatangkan dari Benua Afrika, karena kualitasnya bagus. "Kita impor dari Tunisia. Itu negara yang jadi importir kurma kita," kata Suhariyanto.
(izz)