Merdeka Copper Gold Mulai Produksi Emas di Kuartal I 2017
A
A
A
JAKARTA - PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) melalui anak usahanya selaku operator tambang, PT Bumi Suksesindo (PT BSI) pada kuartal I 2017 telah memulai produksi emas perdana di tambang Tujuh Bukit, Banyuwangi, Jawa Timur. Produksi ini dilakukan setelah proses konstruksi penambangan selesai dilakukan pada akhir tahun 2016.
Direktur Utama MDKA Adi Adriansyah Sjoekri, mengatakan Perseroan mencatat tonggak bersejarah dengan produksi perdana emas pada tanggal 17 Maret 2017. Hal ini menandai dimulainya pertumbuhan berkelanjutan jangka panjang bagi Perseroan dan para stakeholder.
“Kami bersyukur bahwa proses konstruksi selama 18 bulan berjalan dengan baik, sehingga produksi tambang emas di Banyuwangi dapat dimulai dengan lancar. Kegiatan produksi ini merupakan langkah penting bagi Perseroan untuk menjadikan perusahaan tambang modern di Indonesia,” kata Adi dalam siaran pers, Sabtu (10/6/2017).
Dia menambahkan, dengan dimulainya produksi emas di Banyuwangi telah membuktikan kemampuan dan komitmen Perseroan dalam membangun dan mengembangkan potensi cadangan emas di wilayah pertambangan Tujuh Bukit, Kabupaten Banyuwangi. Keberhasilan ini, diharapkan dapat mendorong kinerja positif Perseroan dan memberikan nilai tambah yang optimal kepada seluruh stakeholder.
Corporate Secretary MDKA, Ellie Turjandi menjelaskan, bahwa tahap awal kegiatankonstruksi pada tambang Tujuh Bukit mengalami tantangan, khususnya curah hujan yang tinggi selama periode September sampai dengan Oktober tahun 2016. Namun demikian, berkat kemampuan sumber daya manusia yang didukung komitmen penuh Perseroan, proses konstruksi berhasil diselesaikan pada akhir tahun 2016.
“Kami memulai produksi emas pada 17 Maret 2017. Selama sembilan tahun ke depan, kami memproyeksikan produksi tahunan rata-rata emas berada dikisaran 100.000 ons emas dan 300.000 ons perak,” jelasnya.
Produksi emas di tambang ini menggunakan metode heapleach atau pelindian yang memungkinkan proses produksi menjadi lebih efisien dengan kebutuhan modal investasi dan biaya operasional yang lebih rendah. Proses heapleach atau pelindian ini sesuai standar industri yang hanya diterapkan pada proyek-proyek dengan jumlah sumber daya mineral yang signifikan.
Ellie mengatakan perihal kepedulian sosial dan lingkungan, Perusahaan telah melaksanakan program berbasis kearifan lokal. Sepanjang 2016, perusahaan melakukan pemetaan sosial secara komprehensif sebagai dasar untuk mengembangkan program CSR.
Perusahaan telah melakukan 22 kali pertemuan, sosialisasi, diskusi dan Focus Group Discussion (FGD) dengan berbagai pemangku kepentingan seperti masyarakat, mahasiswa, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), media, pemerintah, dan menjangkau 2.100 orang. “Perusahaan menyadari sebagai bagian yang tidak dapat terpisahkan dari masyarakat setempat dan memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan dan pekerjaan masyarakat setempat,” ujar Ellie.
Perusahaan melalui berbagai program CSR mencakup dalam kegiatan pemberdayaan ekonomi, pendidikan, layanan kesehatan, dan partisipasai dalam bidang infrastruktur. Contohnya, panen perdana budidaya padi metode SRI, peternakan bebek di Ringinagung, program pendidikan dan beasiswa untuk warga sekitar lokasi tambang, pembangunan TK Al Falah Buluagung dan perbaikan jalan di Sumber Agung.
“Kami mengharapkan berbagai program ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat khususnya di Banyuwangi,” imbuh Ellie.
Direktur Utama MDKA Adi Adriansyah Sjoekri, mengatakan Perseroan mencatat tonggak bersejarah dengan produksi perdana emas pada tanggal 17 Maret 2017. Hal ini menandai dimulainya pertumbuhan berkelanjutan jangka panjang bagi Perseroan dan para stakeholder.
“Kami bersyukur bahwa proses konstruksi selama 18 bulan berjalan dengan baik, sehingga produksi tambang emas di Banyuwangi dapat dimulai dengan lancar. Kegiatan produksi ini merupakan langkah penting bagi Perseroan untuk menjadikan perusahaan tambang modern di Indonesia,” kata Adi dalam siaran pers, Sabtu (10/6/2017).
Dia menambahkan, dengan dimulainya produksi emas di Banyuwangi telah membuktikan kemampuan dan komitmen Perseroan dalam membangun dan mengembangkan potensi cadangan emas di wilayah pertambangan Tujuh Bukit, Kabupaten Banyuwangi. Keberhasilan ini, diharapkan dapat mendorong kinerja positif Perseroan dan memberikan nilai tambah yang optimal kepada seluruh stakeholder.
Corporate Secretary MDKA, Ellie Turjandi menjelaskan, bahwa tahap awal kegiatankonstruksi pada tambang Tujuh Bukit mengalami tantangan, khususnya curah hujan yang tinggi selama periode September sampai dengan Oktober tahun 2016. Namun demikian, berkat kemampuan sumber daya manusia yang didukung komitmen penuh Perseroan, proses konstruksi berhasil diselesaikan pada akhir tahun 2016.
“Kami memulai produksi emas pada 17 Maret 2017. Selama sembilan tahun ke depan, kami memproyeksikan produksi tahunan rata-rata emas berada dikisaran 100.000 ons emas dan 300.000 ons perak,” jelasnya.
Produksi emas di tambang ini menggunakan metode heapleach atau pelindian yang memungkinkan proses produksi menjadi lebih efisien dengan kebutuhan modal investasi dan biaya operasional yang lebih rendah. Proses heapleach atau pelindian ini sesuai standar industri yang hanya diterapkan pada proyek-proyek dengan jumlah sumber daya mineral yang signifikan.
Ellie mengatakan perihal kepedulian sosial dan lingkungan, Perusahaan telah melaksanakan program berbasis kearifan lokal. Sepanjang 2016, perusahaan melakukan pemetaan sosial secara komprehensif sebagai dasar untuk mengembangkan program CSR.
Perusahaan telah melakukan 22 kali pertemuan, sosialisasi, diskusi dan Focus Group Discussion (FGD) dengan berbagai pemangku kepentingan seperti masyarakat, mahasiswa, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), media, pemerintah, dan menjangkau 2.100 orang. “Perusahaan menyadari sebagai bagian yang tidak dapat terpisahkan dari masyarakat setempat dan memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan dan pekerjaan masyarakat setempat,” ujar Ellie.
Perusahaan melalui berbagai program CSR mencakup dalam kegiatan pemberdayaan ekonomi, pendidikan, layanan kesehatan, dan partisipasai dalam bidang infrastruktur. Contohnya, panen perdana budidaya padi metode SRI, peternakan bebek di Ringinagung, program pendidikan dan beasiswa untuk warga sekitar lokasi tambang, pembangunan TK Al Falah Buluagung dan perbaikan jalan di Sumber Agung.
“Kami mengharapkan berbagai program ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat khususnya di Banyuwangi,” imbuh Ellie.
(akr)