Larangan Jual Minol Bukan Penyebab Utama Sevel Bangkrut
A
A
A
JAKARTA - Terlalu agresifnya manajemen PT Modern Internasional Tbk (MDRN) dalam mengembangkan 7-Eleven semakin diperparah dengan adanya pelarangan penjualan minuman beralkohol (minol) di gerai-gerai mini market yang efektif berlaku per April 2015.
(Baca Juga: MDRN Berusaha Selamatkan 7-Eleven sejak 2015)
Pelarangan penjualan minol juga memengaruhi penjualan snack dan confectionery, sehingga terjadi penurunan penjualan. "Peraturan minol jelas pengaruhi tapi bukan sebab utama. Kondisi ekonomi juga Aprindo bilang ritel tak baik, daya beli masyarakat dan kompetisi," ujar Direktur Modern Internasional Donny Sutanto di Jakarta, Jumat (14/7/2017).
Selain itu, persaingan bisnis retel khususnya di bidang convenience store semakin lama semakin tinggi dan ketat dengan banyaknya pemain baru. Persaingan bisnis yang sangat ketat ini bukan hanya dirasakan bisnis 7-Eleven tetapi juga banyak pemain ritel convenience store dengan brand kuat dari luar yang sudah terlebih dahulu melakukan penghentian operasi bisnis mereka.
"Pada 2009-2010 kompetitor masuk dengan brand kuat dan brand lokal meniru kami. Kami harus ikut perkembangan itu, ini proses bisnis yang akhirnya kami ambil menghentikan bisnis 7-Eleven," tuturnya.
Donny menambahkan, dalam proses restrukturisasi bisnis yang dimulai pada 2015 dengan tujuan untuk menyelamatkan perusahaan dan seluruh karyawan yang ada, perusahaan melakukan segala upaya untuk mendapatkan investor strategis. Tujuannya agar membalikkan keadaan bisnis ke arah yang lebih baik.
Namun, kurangnya dukungan dan kerjas ama dari Master Franchisor Seven Eleven Inc (SEI) dengan menerapkan persyaratan yang sangat memberatkan, salah satunya dengan hanya memberikan waktu masa berlaku franchise selama satu tahun bagi investor untuk menyelesaikan segala masalah yang ada.
Dengan berbagai syarat yang memberatkan tersebut, hal ini mengakibatkan para investor potensial yang telah diusahakan mengurungkan niatnya untuk melakukan investasi.
"Kami punya jari lima, satu yang sakit sedih memang tapi harus dipotong agar yang empat hidup. Kami punya bisnis medical, kami tidak cepat menyerah cari investor dan efisiensi operasional," tutur dia.
Baca Juga:
Seluruh Gerai Tutup, Sevel Janji Penuhi Ribuan Hak Karyawan
Terlalu Agresif, MDRN Sebut Penyebab 7-Eleven Bangkrut
(Baca Juga: MDRN Berusaha Selamatkan 7-Eleven sejak 2015)
Pelarangan penjualan minol juga memengaruhi penjualan snack dan confectionery, sehingga terjadi penurunan penjualan. "Peraturan minol jelas pengaruhi tapi bukan sebab utama. Kondisi ekonomi juga Aprindo bilang ritel tak baik, daya beli masyarakat dan kompetisi," ujar Direktur Modern Internasional Donny Sutanto di Jakarta, Jumat (14/7/2017).
Selain itu, persaingan bisnis retel khususnya di bidang convenience store semakin lama semakin tinggi dan ketat dengan banyaknya pemain baru. Persaingan bisnis yang sangat ketat ini bukan hanya dirasakan bisnis 7-Eleven tetapi juga banyak pemain ritel convenience store dengan brand kuat dari luar yang sudah terlebih dahulu melakukan penghentian operasi bisnis mereka.
"Pada 2009-2010 kompetitor masuk dengan brand kuat dan brand lokal meniru kami. Kami harus ikut perkembangan itu, ini proses bisnis yang akhirnya kami ambil menghentikan bisnis 7-Eleven," tuturnya.
Donny menambahkan, dalam proses restrukturisasi bisnis yang dimulai pada 2015 dengan tujuan untuk menyelamatkan perusahaan dan seluruh karyawan yang ada, perusahaan melakukan segala upaya untuk mendapatkan investor strategis. Tujuannya agar membalikkan keadaan bisnis ke arah yang lebih baik.
Namun, kurangnya dukungan dan kerjas ama dari Master Franchisor Seven Eleven Inc (SEI) dengan menerapkan persyaratan yang sangat memberatkan, salah satunya dengan hanya memberikan waktu masa berlaku franchise selama satu tahun bagi investor untuk menyelesaikan segala masalah yang ada.
Dengan berbagai syarat yang memberatkan tersebut, hal ini mengakibatkan para investor potensial yang telah diusahakan mengurungkan niatnya untuk melakukan investasi.
"Kami punya jari lima, satu yang sakit sedih memang tapi harus dipotong agar yang empat hidup. Kami punya bisnis medical, kami tidak cepat menyerah cari investor dan efisiensi operasional," tutur dia.
Baca Juga:
Seluruh Gerai Tutup, Sevel Janji Penuhi Ribuan Hak Karyawan
Terlalu Agresif, MDRN Sebut Penyebab 7-Eleven Bangkrut
(izz)