Incar Untung Berlipat, Petani Ramai-ramai Produksi Garam
A
A
A
KARAWANG - Sebanyak 200 petani di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, beramai-ramai memproduksi garam. Lantaran tergiur dengan harga jual komoditas ini yang melambung tinggi hingga sepuluh kali lipat dibanding tahun sebelumnya.
Harga garam yang sebelumnya hanya Rp500/kg, kini meroket hingga menembus Rp5.000/kg. Tak heran apabila petani yang tahun lalu ogah-ogahan memproduksi garam, kini kebali bersemangat.
"Kami akui saat ini petani sedang kebanjiran rezeki karena harga garam yang tinggi. Kami berharap harga garam bisa stabil dan bertahan seperti sekarang," kata Ketua Forum Komunikasi Kelompok Usaha Garam Rakyat (FK Kugar) Kabupaten Karawang, Aep Suhardi.
(Baca Juga: Langka, Harga Garam Melonjak Naik Pasca Lebaran
Menurut dia, kenaikan harga garam ini akibat langkanya garam di Karawang karena sejumlah petani tidak produksi selama musim kemarau basah rentang waktu 2016-2017. Petani mulai berproduksi meskipun kondisi cuaca tidak terlalu mendukung. "Pada musim normal petani bisa panen 80 ton hingga 100 ton garam per hektare. Tetapi kalau seperti ini paling hanya 20 ton," kata dia.
Meskipun hanya 20 ton per hektare, dengan diimbangi harga jual garam saat ini, petani menurutnya sangat kebanjiran rezeki. "Panen 20 ton saja per hektare, petani garam sudah bisa kantongi Rp80 juta," ujarnya.
Aep menyebutkan, saat ini jumlah petani garam di Karawang mencapai 200 orang dengan luas lahannya sekitar 250 hektare. Mereka tersebar di tiga wilayah, yakni Desa Cemara Jaya, Kecamatan Tempuran; Desa Muara Baru, Kecamatan Cilamaya Wetan; dan Desa Pasirjaya Kecamatan Kulon. "Kalau kami sebagai petani berharap, harga garam ini masih dapat tinggi," ungkap dia.
Ia menambahkan kebutuhan garam di tingkat Kabupaten Karawang sendiri sangatlah tinggi. Terutama di sejumlah wilayah sentral ikan asin dan bandeng. "Seperti untuk kebutuhan ikan asin atau bandeng dibutuhkan garam hingga 1.000 ton," paparnya.
Harga garam yang sebelumnya hanya Rp500/kg, kini meroket hingga menembus Rp5.000/kg. Tak heran apabila petani yang tahun lalu ogah-ogahan memproduksi garam, kini kebali bersemangat.
"Kami akui saat ini petani sedang kebanjiran rezeki karena harga garam yang tinggi. Kami berharap harga garam bisa stabil dan bertahan seperti sekarang," kata Ketua Forum Komunikasi Kelompok Usaha Garam Rakyat (FK Kugar) Kabupaten Karawang, Aep Suhardi.
(Baca Juga: Langka, Harga Garam Melonjak Naik Pasca Lebaran
Menurut dia, kenaikan harga garam ini akibat langkanya garam di Karawang karena sejumlah petani tidak produksi selama musim kemarau basah rentang waktu 2016-2017. Petani mulai berproduksi meskipun kondisi cuaca tidak terlalu mendukung. "Pada musim normal petani bisa panen 80 ton hingga 100 ton garam per hektare. Tetapi kalau seperti ini paling hanya 20 ton," kata dia.
Meskipun hanya 20 ton per hektare, dengan diimbangi harga jual garam saat ini, petani menurutnya sangat kebanjiran rezeki. "Panen 20 ton saja per hektare, petani garam sudah bisa kantongi Rp80 juta," ujarnya.
Aep menyebutkan, saat ini jumlah petani garam di Karawang mencapai 200 orang dengan luas lahannya sekitar 250 hektare. Mereka tersebar di tiga wilayah, yakni Desa Cemara Jaya, Kecamatan Tempuran; Desa Muara Baru, Kecamatan Cilamaya Wetan; dan Desa Pasirjaya Kecamatan Kulon. "Kalau kami sebagai petani berharap, harga garam ini masih dapat tinggi," ungkap dia.
Ia menambahkan kebutuhan garam di tingkat Kabupaten Karawang sendiri sangatlah tinggi. Terutama di sejumlah wilayah sentral ikan asin dan bandeng. "Seperti untuk kebutuhan ikan asin atau bandeng dibutuhkan garam hingga 1.000 ton," paparnya.
(akr)