Investasi China di Indonesia Terus Meningkat

Rabu, 26 Juli 2017 - 18:07 WIB
Investasi China di Indonesia...
Investasi China di Indonesia Terus Meningkat
A A A
JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memastikan, sentimen anti China yang bergulir belakangan ini tidak memengaruhi investasi Negeri Tirai Bambu tersebut ke Indonesia. Hal ini terbukti, investasi China ke Tanah Air masih berada di jajaran lima besar negara yang berinvestasi di Indonesia.

(Baca Juga: Realisasi Investasi Kuartal II/2017 Tembus Rp170,9 Triliun)

Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong mengungkapkan, investasi dari China justru terus mengalami peningkatan. Bahkan, dalam sisi kualitas juga terus mengalami peningkatan.

"Investasi dari China saya melihat sejauh ini tidak ada dampak signifikan wacana sentimen anti China. Investasi China terus meningkat, kualitasnya juga terus meningkat," kata dia di Gedung BKPM, Jakarta, Rabu (26/7/2017).

Berdasarkan data BKPM mengenai realisasi investasi pada kuartal II/2017, China menduduki posisi ketiga setelah Singapura dan Jepang sebagai investor terbesar yang menanamkan modalnya di Indonesia dengan realisasi investasi senilai USD1.355,66 juta.

(Baca Juga: Investasi Luar Pulau Jawa Makin Meningkat)

Sementera berdasarkan jumlah proyek, China memiliki sekitar 763 proyek di Indonesia. "Di sektor padat modal, smelter dan infrastruktur. Semakin masuk ke sektor padat karya dan pariwisata. Dan itu sangat strategis buat kita," imbuhnya.

Menurut Lembong, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Belt and Road Forum di Beijing pada Mei 2017 turut membantu mendongkrak investasi China di Indonesia. Pasalnya, pemerintah Indonesia sangat aktif dalam forum tersebut.

"Partisipasi sangat efektif dari pemerintah Indonesia dalam KTT Belt dan Forum di Beijing pada Mei, akan sangat membantu untuk terus mendorong pertumbuhan investasi dari China jumlah maupun mutu," ujar dia.

Sekadar informasi, lima negara teratas yang berinvestasi di Indonesia antara lain Singapura dengan total investasi sekitar USD1.607,1 juta, Jepang senilai USD1.443,0 juta, China sebesar USD1.355,6 juta, Hongkong sebesar USD617,5 juta, dan Korea Selatan sebesar USD478,2 juta.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2131 seconds (0.1#10.140)