Impor Garam Lewat Tiga Pelabuhan Mulai Bulan Depan
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan, impor garam yang dilakukan PT Garam melalui tiga pelabuhan di Indonesia yaitu Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Belawan, dan Pelabuhan Ciwandan. Waktunya telah ditentukan pada 10 Agustus 2017.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan, kriteria garam yang akan diimpor memiliki kadar NaCL sebanyak 67%. (Baca Juga: Mendesak, Pemerintah Tugaskan PT Garam Impor 75.000 Ton).
"Prinsipnya 67% kadar NaCL. Impor sebesar 75.000 ton akan dilaksanakan PT Garam dengan waktu masuk di tujuan tiga pelabuhan pada 10 Agustus," ujarnya di Jakarta, Jumat (28/7/2017).
Menurutnya, impor sebanyak 75.000 ton ini merupakan tahap pertama. Sebab, kebutuhan garam bahan baku untuk garam konsumsi sebesar 226.000 ton.
"Sebanyak 75.000 ton tahap pertama karena kita alokasi garam konsumsi 226.000 ton. Kita masih punya ruang gerak dan untuk kita lihat kita sudah duduk bersama soal kondisi petani garam," kata dia.
Pihaknya, lanjut Oke, impor garam akan dilakukan secara bertahap. Langkah ini diambil akibat dari faktor cuaca yang tidak bisa ditentukan, sehingga memengaruhi produksi dalam negeri.
"Kita keluarkan bertahap, cuaca tak bisa kendalikan, kita keluarkan 75.000 ton, kita duduk lagi monitor beri ruang. Bisa kita lakukan (impor) lagi tapi begitu panen garam normal tak kita terbitkan (izin impor)," tuturnya.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan, kriteria garam yang akan diimpor memiliki kadar NaCL sebanyak 67%. (Baca Juga: Mendesak, Pemerintah Tugaskan PT Garam Impor 75.000 Ton).
"Prinsipnya 67% kadar NaCL. Impor sebesar 75.000 ton akan dilaksanakan PT Garam dengan waktu masuk di tujuan tiga pelabuhan pada 10 Agustus," ujarnya di Jakarta, Jumat (28/7/2017).
Menurutnya, impor sebanyak 75.000 ton ini merupakan tahap pertama. Sebab, kebutuhan garam bahan baku untuk garam konsumsi sebesar 226.000 ton.
"Sebanyak 75.000 ton tahap pertama karena kita alokasi garam konsumsi 226.000 ton. Kita masih punya ruang gerak dan untuk kita lihat kita sudah duduk bersama soal kondisi petani garam," kata dia.
Pihaknya, lanjut Oke, impor garam akan dilakukan secara bertahap. Langkah ini diambil akibat dari faktor cuaca yang tidak bisa ditentukan, sehingga memengaruhi produksi dalam negeri.
"Kita keluarkan bertahap, cuaca tak bisa kendalikan, kita keluarkan 75.000 ton, kita duduk lagi monitor beri ruang. Bisa kita lakukan (impor) lagi tapi begitu panen garam normal tak kita terbitkan (izin impor)," tuturnya.
(izz)