Delegasi Pengusaha Amerika Temui Menperin Minta Kepastian Regulasi
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengaku mendapatkan banyak pertanyaan yang berasal dari delegasi pengusaha asal Amerika, di antaranya terkait kepastian regulasi hingga terbukanya akses bahan baku lokal. Hal ini disampaikan saat menerima rombongan delegasi yang tergabung dalam US-ASEAN Business Council.
"Ada banyak hal yang dipertanyakan delegasi Amerika. Intinya mereka meminta kepastian regulasi hingga terbukanya akses bahan baku lokal. Pertama yang diminta delegasi yaitu mengajak memperkuat industri gula rafinasi. Tujuannya masalah bahan bakunya tidak terganggu," ujar Menperin usai meeting di Ruang Garuda Kemenperin di Jakarta, Kamis (3/8/2017).
Lebih lanjut Ia menambahkan hal itu tentunya bakal merubah skema lelang bisnis to bisnis yang dilakukan. Karena itu, Menperin menjanjikan bakal berbicara kembali dengan Kementerian Perdagangan terkait mekanisme tersebut
Airlangga menambahkan mereka juga meminta informasi terkait Perpres TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri), yang intinya memaksimalkan porsi kandungan dalam negeri untuk semua industri. Pengusaha Amerika berharap agar implimentasi dan monitoring TKDN bisa dilakukan.
"Karena memang fasilitas yang mereka miliki di Surabaya selama ini unitilisasinya sangat rendah atau nol. Sehingga mereka yang sebelumnya bisa memproduksi boiler dan sampai saat ini belum ada pembelian sama sekali," ungkap dia.
Ia juga menegaskan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal meningkatkan utilitasi dari pada produksi atau industri nasional. "Makanya saya bilang hal ini menjadi pekerjaan rumah yang serius. Sehingga mereka para pengusaha Amerika bisa kerja kembali," sambungnya.
Dalam kesempatan itu, Airlangga mengungkapkan pengusaha Amerika juga mengapresiasi industri falcon dan industri komunikasi yang dilakukan Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Selain itu, industri yang berbasis bahan bahu seperti pakan ternak juga diungkap.
Pengusaha Amerika mengharapkan agar bahan baku yang berasal dari luar negeri dimudahkan aksesnya. Bahkan, bahan baku lokal ditingkatkan. "Seperti contohnya jagung dan singkong. Karena itu sangat pengaruhi produksi mereka," ujar dia.
Diterangkan olehnya para pengusaha Amerika juga menyinggung soal industri farmasitikal, terutama tentang implemantasi undang-undang halal. Sebab, industri farmatikal ini ada produk kimianya, sehingga mereka mengharap sertifikasi dan fermentasinya jelas. "Mereka khawatir nanti akan mengganggu suplai bahan baku maupun rencana pengembangan perusahaan di Indonesia," pungkas dia.
"Ada banyak hal yang dipertanyakan delegasi Amerika. Intinya mereka meminta kepastian regulasi hingga terbukanya akses bahan baku lokal. Pertama yang diminta delegasi yaitu mengajak memperkuat industri gula rafinasi. Tujuannya masalah bahan bakunya tidak terganggu," ujar Menperin usai meeting di Ruang Garuda Kemenperin di Jakarta, Kamis (3/8/2017).
Lebih lanjut Ia menambahkan hal itu tentunya bakal merubah skema lelang bisnis to bisnis yang dilakukan. Karena itu, Menperin menjanjikan bakal berbicara kembali dengan Kementerian Perdagangan terkait mekanisme tersebut
Airlangga menambahkan mereka juga meminta informasi terkait Perpres TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri), yang intinya memaksimalkan porsi kandungan dalam negeri untuk semua industri. Pengusaha Amerika berharap agar implimentasi dan monitoring TKDN bisa dilakukan.
"Karena memang fasilitas yang mereka miliki di Surabaya selama ini unitilisasinya sangat rendah atau nol. Sehingga mereka yang sebelumnya bisa memproduksi boiler dan sampai saat ini belum ada pembelian sama sekali," ungkap dia.
Ia juga menegaskan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal meningkatkan utilitasi dari pada produksi atau industri nasional. "Makanya saya bilang hal ini menjadi pekerjaan rumah yang serius. Sehingga mereka para pengusaha Amerika bisa kerja kembali," sambungnya.
Dalam kesempatan itu, Airlangga mengungkapkan pengusaha Amerika juga mengapresiasi industri falcon dan industri komunikasi yang dilakukan Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Selain itu, industri yang berbasis bahan bahu seperti pakan ternak juga diungkap.
Pengusaha Amerika mengharapkan agar bahan baku yang berasal dari luar negeri dimudahkan aksesnya. Bahkan, bahan baku lokal ditingkatkan. "Seperti contohnya jagung dan singkong. Karena itu sangat pengaruhi produksi mereka," ujar dia.
Diterangkan olehnya para pengusaha Amerika juga menyinggung soal industri farmasitikal, terutama tentang implemantasi undang-undang halal. Sebab, industri farmatikal ini ada produk kimianya, sehingga mereka mengharap sertifikasi dan fermentasinya jelas. "Mereka khawatir nanti akan mengganggu suplai bahan baku maupun rencana pengembangan perusahaan di Indonesia," pungkas dia.
(akr)