Menperin Sarankan Investor Garam Gandeng Pemda
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meminta perusahaan garam yang hendak investasi untuk bekerja sama dengan pemerintah daerah. Airlangga memaparkan saat ini ada dua industri garam yang ingin mendirikan perusahaan di Indonesia, namun terkendala pembebasan lahan.
Dengan menggandeng pemda, kata Airlangga, bisa mengatasi kesulitan dalam membebaskan lahan untuk industri garam. "Jadi solusinya menggandeng pemda setempat agar bisa melakukan pembebasan lahan. Contohnya Unichem di Gresik yang kini sudah produksi garam," ujarnya di Ruang Garuda Kemenperin Jakarta, Kamis (3/8/2017).
Airlangga pun mengaku senang, dengan keinginan perusahaan garam yang ingin berinvestasi di Indonesia. Hal ini dapat membantu mengatasi kelangkaan garam seperti yang terjadi sekarang ini.
Kelangkaan garam ini, kata dia, sama saja dengan menganggu bahan baku industri. "Karena industri itu kan konsepnya nilai tambah. Seperti industri garam untuk soda, untuk olahan ikan, farmasi serta lainnya," jelasnya.
Dan garam sebagai bahan baku juga selaras dengan Undang-undang Perindustrian, dimana menyatakan investasi harus didukung oleh ketersediaan bahan baku. Jadi, tidak boleh ada gangguan bahan baku karena dapat menghambat investasi.
"Nah, persoalan utama sekarang yang terjadi adalah industri-industri pengolahan maupun industri kecil yang berbahan baku garam terganggu. Karena panen garam terganggu akibat iklim, maka para pengusaha kesulitan mendapatkan bahan baku garam," bebernya.
Kendati begitu, Airlangga optimistis masalah garam akan segera selesai. Sebab, sekarang sedang diselesaikan antara Menteri Perdagangan dengan Menteri Kelautan dan Perikanan, dan juga melibatkan Menteri BUMN.
Dengan menggandeng pemda, kata Airlangga, bisa mengatasi kesulitan dalam membebaskan lahan untuk industri garam. "Jadi solusinya menggandeng pemda setempat agar bisa melakukan pembebasan lahan. Contohnya Unichem di Gresik yang kini sudah produksi garam," ujarnya di Ruang Garuda Kemenperin Jakarta, Kamis (3/8/2017).
Airlangga pun mengaku senang, dengan keinginan perusahaan garam yang ingin berinvestasi di Indonesia. Hal ini dapat membantu mengatasi kelangkaan garam seperti yang terjadi sekarang ini.
Kelangkaan garam ini, kata dia, sama saja dengan menganggu bahan baku industri. "Karena industri itu kan konsepnya nilai tambah. Seperti industri garam untuk soda, untuk olahan ikan, farmasi serta lainnya," jelasnya.
Dan garam sebagai bahan baku juga selaras dengan Undang-undang Perindustrian, dimana menyatakan investasi harus didukung oleh ketersediaan bahan baku. Jadi, tidak boleh ada gangguan bahan baku karena dapat menghambat investasi.
"Nah, persoalan utama sekarang yang terjadi adalah industri-industri pengolahan maupun industri kecil yang berbahan baku garam terganggu. Karena panen garam terganggu akibat iklim, maka para pengusaha kesulitan mendapatkan bahan baku garam," bebernya.
Kendati begitu, Airlangga optimistis masalah garam akan segera selesai. Sebab, sekarang sedang diselesaikan antara Menteri Perdagangan dengan Menteri Kelautan dan Perikanan, dan juga melibatkan Menteri BUMN.
(ven)