Ekplorasi Panas Bumi Gunung Lawu Terus Berlanjut

Sabtu, 05 Agustus 2017 - 21:03 WIB
Ekplorasi Panas Bumi Gunung Lawu Terus Berlanjut
Ekplorasi Panas Bumi Gunung Lawu Terus Berlanjut
A A A
SOLO - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyatakan ekplorasi panas bumi untuk energi listrik di Gunung Lawu bakal dilanjutkan setelah sempat terhenti. Pemerintah rencananya akan melelang atau menugaskan kepada Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk pengerjaannya.

“Gunung Lawu ada wilayah kerja panas bumi, sebelumnya ada konsesi dikelola sebuah perusahaan dalam tahap eksplorasi dan belum produksi,” kata Ignasius Jonan usai memberikan kuliah umum dengan tema kemandirian dan keberlanjutan energi nasional di Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Solo, Sabtu (5/8/2017).

Namun belakangan agak terhenti karena faktor keuangan yang besar dan kemampuan teknologi. Setelah dikembalikan kepada pemerintah, Kementerian ESDM bakal menggelar lelang lagi atau menugaskan PLN untuk menggarapnya.

Mengenai penolakan sejumlah kalangan terkait rencana proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) tersebut, Jonan mengutarakan untuk mengatasinya harus melalui proses sosialisasi. “Dijelaskan manfaat, tantangan, dan dampaknya. Amdal (analisis mengenai dampak lingkungan) juga harus jalan,” paparnya.

Dalam kesempatan itu, Menteri ESDM juga mendorong agar setiap daerah memanfaatkan energi primer yang ada agar masing-masing memiliki kemandirian. Dicontohkannya, apabila memiliki sungai, maka dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA) meski kekuatannya hanya mikro hidro atau mini hidro.

Lebih lanjut Ia juga ingin adanya pemanfaatan energi matahari dengan menggunakan panel surya. Baik air maupun surya, menurutnya kemungkinan besar dapat dimanfaatkan dan ditambah harganya relatif terjangkau.

Sementara teknologi angin terang Jonan juga dapat dimanfaatkan meski tidak semua daerah bisa. Di antaranya wilayah Gunung Kidul sangat memungkinkan karena kekuatan arus anginnya besar. "Namun dengan terus berkembangnya teknologi, tidak menutup kemungkinan suatu saat daerah yang anginnya hanya semilir dapat memanfaatkan," ungkapnya

Jonan juga mengungkapkan mengenai rencana pemerintah yang akan terus mendorong pembangunan jaringan gas rumah tangga, terutama yang lokasinya dekat dengan sumur gas. Seperti yang telah ada di Kota prabumuleh, Tarakan, Surabaya, dan Sidoharjo.

Dari perbincangannya dengan rumah tangga yang menggunakan jaringan gas, mereka dapat menghemat antara Rp30-50 ribu/bulan dari semula memakai elpiji 3 kg. Sedangkan yang semula memakai elpiji komersial, dapat menghemat hingga Rp90 ribu/bulan.

Dalam kesempatan itu juga sempat disinggung mengenai pemakaian gas untuk bahan bakar kendaraan. Secara bertahap setiap SPBU nantinya harus memiliki satu nozzle atau dispenser bahan bakar gas (BBG). Penerapannya ujar Jonan tidak bisa langsung karena memerlukan banyak persiapan. Kementrian ESDM bertugas menyediakan BBG semudah mungkin. Sedangkan realisasi kendaraan menggunakan BBG ditangani Kementrian Perhubungan (Kemenhub) dan Kementrian Perindustrian.

Sementara Bupati Karanganyar Juliyatmono menegaskan tetap menolak rencana eksplorasi panas bumi Gunung Lawu. “Saya sudah membuat surat menolak,” tegas Juliyatmono saat dikonfirmasi KORAN Sindo.

Dalam kesempatan sebelumnya, Juliyatmono berpendapat bahwa proyek itu dapat merusak kelestarian Gunung Lawu. Apalagi, air dari Lawu menjadi sumber penghidupan masyarakat sekitar, termasuk Kabupaten Karanganyar.

Eksplorasi gunung yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur ini, dikhawatirkan merusak alam dan lingkungan yang ada. Bupati bersikukuh menolak meski Kementrian ESDM menjanjikan akan menggunakan teknologi modern yang ramah lingkungan. Hal lain yang menjadi pertimbangan menolak adalah aspek sosial karena beresiko menimbulkan polemik di masyarakat.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6859 seconds (0.1#10.140)