Bisnis Sun Life di Indonesia Tumbuh Pesat

Senin, 14 Agustus 2017 - 17:51 WIB
Bisnis Sun Life di Indonesia Tumbuh Pesat
Bisnis Sun Life di Indonesia Tumbuh Pesat
A A A
JAKARTA - Sun Life Financial Indonesia masih mendominasi industri layanan penyedia jasa keuangan nasional. Menajemen menyebut, sampai saat ini pertumbuhan semua produknya mencapai 30%.

(Baca Juga: Sun Life Luncurkan Fitur Wakaf dalam Produk Asuransi)

"Kalau dari Sun Life pastinya kami belum menghitung secara keseluruhan. Tetapi kalau portofolio bahwa untuk produk Sun Life Financial Indonesia sudah mencapai 30%," ujar Chief Agency Officer Syariah Sun Life Norman Nugraha usai peluncuran program fitur wakaf di Jakarta, Senin (14/8/2017).

Menurutnya, pertumbuhan 30% merupakan angka tertinggi di industri asuransi jiwa. Sebab, pertumbuhan para kompetitornya 10% atau di bawahnya. "3% itu sudah besar dan di luar ekspektasi. Rata-rata kompetitor 10%, makanya kita hanya bertahan saja dan mencari tambahan-tambahan," tutur dia.

Norman mengatakan, memang pangsa pasar yang ditargetkan Sun Life tidak ada yang spesifik. Hanya untuk produk wakaf strategi semuanya untuk semua golongan. Sedangkan untuk Sun Life untuk menengah ke atas.

"Makanya yang kita ikuti adalah pertumbuhan. Target spesifik tidak ada, hanya saja kita menjaga target pertumbuhan yang ditekankan asosiasi," ujarnya.

Dia menerangkan, secara umum penetrasi asuransi syariah terhadap keseluruhan produk Sun Life Financial Indonesia itu baru 5%. Sementara, khusus pertumbuhan asuransi syariah sangat pesat, sebab saat ini sudah di angka 15%-20%. "Begitu juga di syariah Sun Life kita pertahankan dua digit," ucapnya.

Sebelumnya, Norman juga menyampaikan industri asuransi syariah di Indonesia cukup menjanjikan. Pasalnya, dalam tiga tahun terakhir pertumbuhannya di angka dua digit.

"Tetapi kami tegaskan selama tiga tahun ini pertumbuhan asuransi syariah dua digit. Artinya, industri asuransi syariah cukup potensial," terang dia usai peluncuran fitur wakaf bagi pemegang polis asuransi syariah Sun Life Financial Indonesia di Jakarta, Senin (14/8/2017).

Saking potensialnya, Norman Nugraha mengibaratkan, ketika pertumbuhan ekonomi Inonesia melambat, maka pertumbuham industri asuransi syariah tidak terpengaruh. Sebab, pertumbuhannya tetap sama masih dua digit.

"Hanya kalau dikomper dengan asuransi konvensional sangat jauh perbandingannya, asuransi syariah masih cukup rendah," ujar dia.

Meski demikian, laju pertumbuhan asuransi syariah berkisar antara 15% hingga 20% per tahun. Bahkan, aset asuransi syariah berkisar antara Rp34 triliun sampai Rp35 triliun. "Dan peningkatannya 30% dibanding tahun sebelumnya," katanya.

Selain itu, lanjut Norman, kontribusi bruto juga sama. Sebab, saat ini premi bruto asuransi syariah meningkat 16% atau sekitar Rp90 miliar. Padahal, asuransi konvensional sudah mencapai Rp900 triliun.

Berdasarkan survei salah satu lembaga, asuransi syariah tiap tahun pertumbuhannya di angka 15% sampai 20%. Jika dibanding tahun lalu, maka tahun ini saja sekitar 16%, artinya pertumbuhannya selalu positif.

Baca Juga:

BWI dan MUI Apresiasi Program Wakaf Asuransi Syariah Sun Life
Sun Life Financial Gandeng 174 Lembaga Pengelola Wakaf
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3688 seconds (0.1#10.140)