Jokowi Resmikan Tol Jombang-Mojokerto Milik Astra Infra
A
A
A
JAKARTA - Pembangunan infrastruktur seperti jalan tol adalah hal yang fundamental untuk bersaing dengan negara lain. Untuk itu, PT Marga Harja Infrastruktur (Astra Infra Toll Road Jombang-Mojokerto) mengembangkan jalan tol Jombang-Mojokerto demi meningkatkan perekonomian nasional.
Sebagai informasi, Astra Infra Toll Road Jombang-Mojokerto merupakan pemegang konsesi ruas tol Jombang-Mojokerto yang sepenuhnya dimiliki oleh PT Astratel Nusantara (ASTRA Infra).
Presiden Joko Widodo menyambut baik beroperasinya secara penuh jalan tol Jombang-Mojokerto pada Minggu (10/9/2017). Kepala Negara menyebut kehadiran jalan tol ini sebagai upaya meningkatkan daya saing Indonesia. "Kehadiran Tol Jombang-Mojokerto oleh PT Marga Harjaya Infrastruktur merupakan bukti swasta turut berperan dalam pembangunan infrastrukur," tutur Jokowi saat peresmian.
Peresmian tersebut sekaligus momen tanda kesiapan beroperasinya tol Jombang-Mojokerto. Jalan tol sepanjang 40,5 km ini dapat beroperasi penuh setelah pembangunan seksi 2, 3 dan 4 tol ini rampung pada Agustus 2017. Tol Jombang-Mojokerto menghubungkan bagian barat Kabupaten Jombang dengan bagian utara Kabupaten Mojokerto (Desa Penompo).
Presiden Direktur PT MHI, Wiwiek Santoso berharap dengan beroperasinya ruas tol Jombang Mojokerto dapat memacu pertumbuhan perekonomian Jombang dan Mojokerto. "Dan jalan tol ini segera dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitarnya," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (11/9/2017)
Sebagai salah satu proyek strategis nasional dan bagian dari Tol Trans Jawa, ruas jalan tol ini diharapkan menjadi jalur alternatif mengurai kepadatan lalu lintas di beberapa titik seperti di by pass Mojokerto (simpang empat Mertex hingga simpang lima Kenanten) dan pertigaan Mengkreng yang merupakan tempat pertemuan jalur dari tiga wilayah (Nganjuk, Kediri dan Jombang).
Jokowi mencanangkan proyek Tol Trans Jawa dapat dirampungkan dalam lima tahun. Tol Trans Jawa ini merupakan salah satu bagian dari pembangunan jalan tol sepanjang 1.000 km. Proyek Trans Jawa sepanjang lebih dari 640 km ini direncanakan dapat menyambungkan Merak (Jawa Barat) hingga Banyuwangi (Jawa Timur).
Beberapa ruas dalam rangkaian pembangunan tol ini termasuk dalam Perpres No. 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional. Ditargetkan hingga akhir tahun 2019, Merak hingga Banyuwangi nantinya dapat tersambung dengan jalan tol. Jokowi menargetkan pembangunan jalan tol di Indonesia dapat mencapai 1.060 km pada akhir tahun 2019.
Adapun pengoperasian ruas jalan tol Jombang- Mojokerto dilakukan secara bertahap. Seksi 1 sepanjang 14,7 km beroperasi pada Oktober 2014, menyusul seksi 3 sepanjang 5 km yang beroperasi pada November 2016. Seksi 2 sepanjang 19,9 km dan 4 sepanjang 0,9 km akan beroperasi pada bulan September 2017.
Menariknya, pembangunan tol ini menggunakan metode pembangunan yang ramah lingkungan. Pada konstruksi Jembatan Brantas menggunakan metode Balanced Cantilever yang berarti konstruksi tersebut dapat mengurangi jumlah pilar jembatan di tengah sungai, sehingga luasan penampang basah Sungai Brantas tidak terganggu.
Jalan tol ini dilengkapi dengan pemasangan wire rope di median jalan tol untuk menambah faktor keselamatan pengguna kendaraan. Berbeda dengan guardrail atau concrete barrier yang lebih concern pada faktor penahan benturan, wire rope tidak hanya menahan, tetapi mengurangi dampak benturan.
Untuk meningkatkan kenyamanan, jalan tol Jombang-Mojokerto juga dilengkapi dengan fasilitas empat rest area yang berada di km 679 dan km 695 untuk istirahat dan beribadah. Melewati 35 desa di Kabupaten Jombang dan Mojokerto, keberadaan ruas jalan tol ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitar tol.
Sebagai informasi, Astra Infra Toll Road Jombang-Mojokerto merupakan pemegang konsesi ruas tol Jombang-Mojokerto yang sepenuhnya dimiliki oleh PT Astratel Nusantara (ASTRA Infra).
Presiden Joko Widodo menyambut baik beroperasinya secara penuh jalan tol Jombang-Mojokerto pada Minggu (10/9/2017). Kepala Negara menyebut kehadiran jalan tol ini sebagai upaya meningkatkan daya saing Indonesia. "Kehadiran Tol Jombang-Mojokerto oleh PT Marga Harjaya Infrastruktur merupakan bukti swasta turut berperan dalam pembangunan infrastrukur," tutur Jokowi saat peresmian.
Peresmian tersebut sekaligus momen tanda kesiapan beroperasinya tol Jombang-Mojokerto. Jalan tol sepanjang 40,5 km ini dapat beroperasi penuh setelah pembangunan seksi 2, 3 dan 4 tol ini rampung pada Agustus 2017. Tol Jombang-Mojokerto menghubungkan bagian barat Kabupaten Jombang dengan bagian utara Kabupaten Mojokerto (Desa Penompo).
Presiden Direktur PT MHI, Wiwiek Santoso berharap dengan beroperasinya ruas tol Jombang Mojokerto dapat memacu pertumbuhan perekonomian Jombang dan Mojokerto. "Dan jalan tol ini segera dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitarnya," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (11/9/2017)
Sebagai salah satu proyek strategis nasional dan bagian dari Tol Trans Jawa, ruas jalan tol ini diharapkan menjadi jalur alternatif mengurai kepadatan lalu lintas di beberapa titik seperti di by pass Mojokerto (simpang empat Mertex hingga simpang lima Kenanten) dan pertigaan Mengkreng yang merupakan tempat pertemuan jalur dari tiga wilayah (Nganjuk, Kediri dan Jombang).
Jokowi mencanangkan proyek Tol Trans Jawa dapat dirampungkan dalam lima tahun. Tol Trans Jawa ini merupakan salah satu bagian dari pembangunan jalan tol sepanjang 1.000 km. Proyek Trans Jawa sepanjang lebih dari 640 km ini direncanakan dapat menyambungkan Merak (Jawa Barat) hingga Banyuwangi (Jawa Timur).
Beberapa ruas dalam rangkaian pembangunan tol ini termasuk dalam Perpres No. 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional. Ditargetkan hingga akhir tahun 2019, Merak hingga Banyuwangi nantinya dapat tersambung dengan jalan tol. Jokowi menargetkan pembangunan jalan tol di Indonesia dapat mencapai 1.060 km pada akhir tahun 2019.
Adapun pengoperasian ruas jalan tol Jombang- Mojokerto dilakukan secara bertahap. Seksi 1 sepanjang 14,7 km beroperasi pada Oktober 2014, menyusul seksi 3 sepanjang 5 km yang beroperasi pada November 2016. Seksi 2 sepanjang 19,9 km dan 4 sepanjang 0,9 km akan beroperasi pada bulan September 2017.
Menariknya, pembangunan tol ini menggunakan metode pembangunan yang ramah lingkungan. Pada konstruksi Jembatan Brantas menggunakan metode Balanced Cantilever yang berarti konstruksi tersebut dapat mengurangi jumlah pilar jembatan di tengah sungai, sehingga luasan penampang basah Sungai Brantas tidak terganggu.
Jalan tol ini dilengkapi dengan pemasangan wire rope di median jalan tol untuk menambah faktor keselamatan pengguna kendaraan. Berbeda dengan guardrail atau concrete barrier yang lebih concern pada faktor penahan benturan, wire rope tidak hanya menahan, tetapi mengurangi dampak benturan.
Untuk meningkatkan kenyamanan, jalan tol Jombang-Mojokerto juga dilengkapi dengan fasilitas empat rest area yang berada di km 679 dan km 695 untuk istirahat dan beribadah. Melewati 35 desa di Kabupaten Jombang dan Mojokerto, keberadaan ruas jalan tol ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitar tol.
(ven)