Menteri Jonan Buka Pameran Indo EBTKE ConEx 2017
A
A
A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan hari ini membuka gelaran acara The 6th Indo EBTKE ConEx 2017 in conjunction with Bali Clean Energy Forum (BCEF), yang diselenggarakan pada 13-15 September 2017 di Balai Kartini Jakarta.
Indo EBTKE Conex merupakan acara rutin setiap tahun yang diselenggarakan Direktorat Jenderal EBTKE bersama Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) dan telah dimulai sejak 2012. Acara ini bertujuan mensinergikan pemikiran dan tindakan seluruh pemangku kepentingan energi baru, terbarukan dan konservasi energi dalam membangun ketahanan energi nasional.
Jonan mengungkapkan, pemerintah sangat berkomitmen dalam mewujudkan energi baru dan terbarukan (renewable energy). Bahkan, Presiden Joko Widodo saat Konferensi Perubahan Iklim (COP 21 Paris) telah menyatakan bahwa Indonesia akan mengusahakan adanya bauran energi (energy mix) sebesar 23% pada 2025.
"Komitmen pemerintah terhadap renewable tidak berkurang, bahkan bertambah. Seperti dikemukakan Jokowi pada Desember di COPI Paris bahwa kita komitmen untuk mengusahakan adanya energi mix 23% di 2025," tutur Jonan di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (13/9/2017).
Menurutnya, untuk mewujudkan pemanfaatan energi terbarukn maka ada dua opsi yang bisa dilakukan, yakni melalui kelistrikan dan transportasi. Tak ayal, pemerintah kini mulai mengembangkan kembali mobil listrik nasional.
"Saya sudah beritahukan kolega saya BKS untuk berinisiatif di bidang transportasi, makanya dua bulan lalu pak Presiden menugaskan kami untuk membuat rancangan peraturan tentang mobil listrik. Presiden mendorong sangat kuat untuk implementasi mobil listrik," ujar dia.
Sekadar informasi, pada acara ini juga ditandatangani beberapa kesepakatan terkait pengembangan EBTKE, yaitu penandatanganan proyek EBTKE dengan Real Estate Indonesia (REI), Penandatanganan kerja sama pendanaan untuk pengembangan Wilayah Kerja Panasbumi (WKP) antara PLN dan PT SMI.
Selain itu, kerja sama riset, pengembangan dan pemanfaatan panasbumi antara UI, UGM, ITB, Trisakti, PLN, dan Geodipa, serta penandatanganan Balitbang dengan China National Petroleum Corporation.
Indo EBTKE Conex merupakan acara rutin setiap tahun yang diselenggarakan Direktorat Jenderal EBTKE bersama Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) dan telah dimulai sejak 2012. Acara ini bertujuan mensinergikan pemikiran dan tindakan seluruh pemangku kepentingan energi baru, terbarukan dan konservasi energi dalam membangun ketahanan energi nasional.
Jonan mengungkapkan, pemerintah sangat berkomitmen dalam mewujudkan energi baru dan terbarukan (renewable energy). Bahkan, Presiden Joko Widodo saat Konferensi Perubahan Iklim (COP 21 Paris) telah menyatakan bahwa Indonesia akan mengusahakan adanya bauran energi (energy mix) sebesar 23% pada 2025.
"Komitmen pemerintah terhadap renewable tidak berkurang, bahkan bertambah. Seperti dikemukakan Jokowi pada Desember di COPI Paris bahwa kita komitmen untuk mengusahakan adanya energi mix 23% di 2025," tutur Jonan di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (13/9/2017).
Menurutnya, untuk mewujudkan pemanfaatan energi terbarukn maka ada dua opsi yang bisa dilakukan, yakni melalui kelistrikan dan transportasi. Tak ayal, pemerintah kini mulai mengembangkan kembali mobil listrik nasional.
"Saya sudah beritahukan kolega saya BKS untuk berinisiatif di bidang transportasi, makanya dua bulan lalu pak Presiden menugaskan kami untuk membuat rancangan peraturan tentang mobil listrik. Presiden mendorong sangat kuat untuk implementasi mobil listrik," ujar dia.
Sekadar informasi, pada acara ini juga ditandatangani beberapa kesepakatan terkait pengembangan EBTKE, yaitu penandatanganan proyek EBTKE dengan Real Estate Indonesia (REI), Penandatanganan kerja sama pendanaan untuk pengembangan Wilayah Kerja Panasbumi (WKP) antara PLN dan PT SMI.
Selain itu, kerja sama riset, pengembangan dan pemanfaatan panasbumi antara UI, UGM, ITB, Trisakti, PLN, dan Geodipa, serta penandatanganan Balitbang dengan China National Petroleum Corporation.
(izz)