Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Berpotensi Tetap Terjaga
A
A
A
JAKARTA - Chief Economics Skha Institute for Global Competitiveness (SIGC) Eric Sugandi menyatakan, surplus neraca perdagangan hingga akhir tahun akan berada di kisaran USD10-13 miliar. Hal ini mengingat neraca perdagangan Indonesia dalam beberapa bulan mencatatatkan surplus besar.
Seperti bulan Agustus, surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai USD1,72 miliar. Surplus ini merupakan tertinggi sejak tahun 2013. "Saya expect surplus neraca perdagangan akan sustainable sampai akhir tahun 2017. Jadi sepanjang tahun ini bisa surplus antara USD10-13 miliar," kata dia kepada Sindonews, Jakarta, Minggu (17/9/2017).
Menurut dia, salah satu pendorong surplus dari Januari- Agustus 2017 yakni memang kenaikan harga komoditas terutama nonmigas yang harganya berangsur pulih di pasar dunia. "Namun ini tidak pada setiap bulan karena ada pada bulan-bulan tertentu harga komoditas turun," katanya.
Terlebih lagi, perbaikan kinerja ekspor Indonesia terjadi pada ekspor migas dan nonmigas, didorong oleh cenderung membaiknya harga komoditas dan kenaikan volume karena peningkatan demand. "Maka hingga akhir tahun, saya rasa neraca perdagangan kita akan surplus besar dan tetap terjaga di angka tersebut," pungkasnya.
Sebelumnya Badan Pusat Stataistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia Agustus 2017 mencapai USD15,21 miliar atau meningkat 11,73% dibanding ekspor Juli 2017. Demikian juga dibanding Agustus 2016 meningkat 19,24%.
Ekspor nonmigas Agustus 2017 mencapai USD13,93 miliar, naik 11,93% dibanding Juli 2017, demikian juga dibanding ekspor Agustus 2016 naik 19,94%. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari hingga Agustus 2017 mencapai USD108,79 miliar atau meningkat 17,58% dibanding periode yang sama tahun 2016, sedangkan ekspor nonmigas mencapai USD98,77 miliar atau meningkat 17,73%.
Seperti bulan Agustus, surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai USD1,72 miliar. Surplus ini merupakan tertinggi sejak tahun 2013. "Saya expect surplus neraca perdagangan akan sustainable sampai akhir tahun 2017. Jadi sepanjang tahun ini bisa surplus antara USD10-13 miliar," kata dia kepada Sindonews, Jakarta, Minggu (17/9/2017).
Menurut dia, salah satu pendorong surplus dari Januari- Agustus 2017 yakni memang kenaikan harga komoditas terutama nonmigas yang harganya berangsur pulih di pasar dunia. "Namun ini tidak pada setiap bulan karena ada pada bulan-bulan tertentu harga komoditas turun," katanya.
Terlebih lagi, perbaikan kinerja ekspor Indonesia terjadi pada ekspor migas dan nonmigas, didorong oleh cenderung membaiknya harga komoditas dan kenaikan volume karena peningkatan demand. "Maka hingga akhir tahun, saya rasa neraca perdagangan kita akan surplus besar dan tetap terjaga di angka tersebut," pungkasnya.
Sebelumnya Badan Pusat Stataistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia Agustus 2017 mencapai USD15,21 miliar atau meningkat 11,73% dibanding ekspor Juli 2017. Demikian juga dibanding Agustus 2016 meningkat 19,24%.
Ekspor nonmigas Agustus 2017 mencapai USD13,93 miliar, naik 11,93% dibanding Juli 2017, demikian juga dibanding ekspor Agustus 2016 naik 19,94%. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari hingga Agustus 2017 mencapai USD108,79 miliar atau meningkat 17,58% dibanding periode yang sama tahun 2016, sedangkan ekspor nonmigas mencapai USD98,77 miliar atau meningkat 17,73%.
(akr)