Industri Konstruksi Manfaatkan Inovasi Dalam Negeri

Senin, 02 Oktober 2017 - 05:44 WIB
Industri Konstruksi...
Industri Konstruksi Manfaatkan Inovasi Dalam Negeri
A A A
JAKARTA - Industri konstruksi menilai agar produk inovasi dalam negeri dapat diterima dengan baik harus melalui beberapa tahap. Saat ini, beberapa karya inovasi anak bangsa termasuk di bidang konstruksi perumahan mengalami pertumbuhan pesat.

Konstruksi sarang laba-laba misalnya, sudah banyak digunakan untuk pembangunan gedung termasuk perumahan. Selain itu, penggunaan beton polymer ditambah konstruksi yang menggunakan sirip-sirip membuat konstruksi laba-laba sangat kuat dan rigid meskipun kendaraan bertonase besar melintas di atasnya serta meskipun harus melakukan pengereman mendadak. Sehingga konstruksi ini dinilai cocok untuk digunakan pada pembangunan jalan.

"Kalau inovasi teknologi ini bisa didapat di dalam negeri dengan harga yang lebih terjangkau tentunya akan menguntungkan bagi industri ketimbang harus mendatangkan teknologi dari luar," kata Direktur PT Katama Suryabumi Kris Suyanto dalam keterangan tertulisnya, Minggu (1/10/2017).

Dia mencontohkan karya inovasi rumah yang dapat dibongkar pasang (knock down) sangatlah bagus tetapi harus dicarikan material yang tepat agar dapat dipergunakan untuk program satu juta rumah yang tengah dijalankan pemerintah.

Untuk mendorong pemanfaatan produk inovasi dalam negeri, industri perlu menggandeng akademisi dan pemerintah melalui Kementerian Ristekdikti dalam melakukan riset.

Bagi industri karya-karya inovasi ini sangat bermanfaat agar produk yang dihasilkan tidak tertinggal dengan negara lain agar tetap mampu berkompetisi.

Ketua Majelis Pengurus Pusat Asosiasi Dosen Indonesia (ADI), Armai Arief, mengungkapkan, saat ini, belum sepenuhnya industri memanfaatkan hasil riset penguruan tinggi yang jumlahnya sangat banyak dikarenakan masih minimnya informasi dari riset tersebut.

Armai mengatakan, belum banyak industri yang belum memanfaatkan inovasi karya anak bangsa membuat Indonesia dibanjiri produk impor dengan teknologi negara lain, padahal banyak dari teknologi tersebut serupa dengan hasil riset yang dikembangkan perguruan tinggi.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6664 seconds (0.1#10.140)