Enggar Minta Mall Bantu Memajukan UMKM
A
A
A
SURABAYA - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita meminta pusat perbelanjaan atau mall menyediakan ruang pamer khusus bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Ini bertujuan agar produk UMKM dapat diterima secara luas oleh pasar.
Politikus dari Partai Nasional Demokrat (NasDem) itu berharap, ketika produk UMKM dipamerkan di mall, para pelaku usaha kecil bisa berkembang. Ini sejalan dengan program pemerintah mendorong kemajuan sektor usaha kecil.
"UMKM harus terus didorong agar bisa maju. Kalau ini merupakan tulang punggung perekonomian, tidak hanya bagi Jawa Timur tetapi Indonesia," katanya, Kamis (5/10/2017).
Enggartiasto juga mendorong agar toko modern memberi kesempatan UMKM untuk ‘kulakan’ barang di gudang yang dimiliki toko modern. Harganya harus sama seperti ketika toko modern tersebut mendistribusikan barangnya ke toko ritelnya. Sehingga, harga barang yang dijual di kios milik pengusaha kecil dan di toko modern bisa sama.
"Terkadang harga di toko modern lebih murah dibanding di kios milik masyarakat. Ini karena toko modern membeli dalam jumlah yang banyak dari pabrik. Sehingga harga yang mereka dapat lebih murah," ujarnya.
Gubernur Jawa Timur, Soekarwo dalam kesempatan ini mengatakan, krisis ekonomi dunia terjadi karena negara mengabaikan UMKM. Dia berharap kondisi tersebut tidak terjadi di Indonesia, khususnya di Jatim. Di Prancis, kata dia, pengangguran mencapai 11%, di Spanyol mencapai 18%.
Ambruknya ekonomi juga karena negara menekankan konsep efisiensi. Akibatnya, UMKM yang dianggap tidak efisien dimatikan. "Produk domestik regional bruto (PDRB) di Jawa Timur mencapai Rp1.800 triliun. Sekitar Rp1.000 triliun disumbang dari UMKM," katanya.
Sementara itu, Data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Jatim mencatat, selama semester I 2017, investasi sektor UMKM mencapai Rp44,22 triliun. Nilai investasi tersebut jauh diatas investasi Penanaman Modal Asing (PMA) yang sebesar Rp8,97 triliun dan Penanaman Modal dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp24,95 triliun.
Total realisasi investasi di Jatim selama enam bulan pertama di 2017 mencapai Rp78,14 triliun, naik 9,10% dibanding realisasi pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp71,62 triliun. Realisasi investasi tersebut terdiri dari 775 proyek dan 26.442 unit usaha dan menyerap 227.825 tenaga kerja.
Politikus dari Partai Nasional Demokrat (NasDem) itu berharap, ketika produk UMKM dipamerkan di mall, para pelaku usaha kecil bisa berkembang. Ini sejalan dengan program pemerintah mendorong kemajuan sektor usaha kecil.
"UMKM harus terus didorong agar bisa maju. Kalau ini merupakan tulang punggung perekonomian, tidak hanya bagi Jawa Timur tetapi Indonesia," katanya, Kamis (5/10/2017).
Enggartiasto juga mendorong agar toko modern memberi kesempatan UMKM untuk ‘kulakan’ barang di gudang yang dimiliki toko modern. Harganya harus sama seperti ketika toko modern tersebut mendistribusikan barangnya ke toko ritelnya. Sehingga, harga barang yang dijual di kios milik pengusaha kecil dan di toko modern bisa sama.
"Terkadang harga di toko modern lebih murah dibanding di kios milik masyarakat. Ini karena toko modern membeli dalam jumlah yang banyak dari pabrik. Sehingga harga yang mereka dapat lebih murah," ujarnya.
Gubernur Jawa Timur, Soekarwo dalam kesempatan ini mengatakan, krisis ekonomi dunia terjadi karena negara mengabaikan UMKM. Dia berharap kondisi tersebut tidak terjadi di Indonesia, khususnya di Jatim. Di Prancis, kata dia, pengangguran mencapai 11%, di Spanyol mencapai 18%.
Ambruknya ekonomi juga karena negara menekankan konsep efisiensi. Akibatnya, UMKM yang dianggap tidak efisien dimatikan. "Produk domestik regional bruto (PDRB) di Jawa Timur mencapai Rp1.800 triliun. Sekitar Rp1.000 triliun disumbang dari UMKM," katanya.
Sementara itu, Data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Jatim mencatat, selama semester I 2017, investasi sektor UMKM mencapai Rp44,22 triliun. Nilai investasi tersebut jauh diatas investasi Penanaman Modal Asing (PMA) yang sebesar Rp8,97 triliun dan Penanaman Modal dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp24,95 triliun.
Total realisasi investasi di Jatim selama enam bulan pertama di 2017 mencapai Rp78,14 triliun, naik 9,10% dibanding realisasi pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp71,62 triliun. Realisasi investasi tersebut terdiri dari 775 proyek dan 26.442 unit usaha dan menyerap 227.825 tenaga kerja.
(ven)