Inalum Bakal Bangun Smelter Aluminium di Kaltara
A
A
A
JAKARTA - PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum berencana membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) di Kalimantan Utara (Kaltara). Hal ini sekaligus mengklarifikasi pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyatakan Inalum akan digeser ke Kaltara.
(Baca Juga: Bos Baru Inalum Targetkan Produksi Aluminium 1,5 Juta Ton)
Direktur Operasi Inalum Sahala Hasoloan Sijabat mengungkapkan, pihaknya hanya akan membangun pabrik aluminium di Kaltara. Sementara pabrik peleburan aluminium yang sudah ada di Kuala Tanjung tetap akan dioperasikan.
"Tidak ada rencana Presiden mau datang (ke Kaltara), jadi kita buat booth di sana. Ada 20 booth, tapi yang perusahaan BUMN itu hanya ada Wika dan kita, yang lain swasta. Ibu negara memang keliling dan memang RI 1 tidak akan keliling booth. Tapi tiba-tiba Pak Johan Budi datang, dan akhirnya Pak Presiden datang," kisahnya di Kantor Inalum, Jakarta, Jumat (13/10/2017).
Nantinya, kata dia, produksi yang bisa dihasilkan dari smelter di Kaltara bukan hanya aluminium, melainkan juga billet dan aloy. Kaltara dipilih karena ada energi terbarukan, yaitu energi air yang murah di sana.
"Potensinya besar, banyak sungai. Sungai Kayang bisa sampai 6000 MW. Sungai itu akan dibangun lima PLTA. Potensi untuk menghasilkan energi listrik sangat luar biasa. Lahannya untuk industri juga sangat cocok. Sampai 26 ribu hektare," imbuh dia.
Rencananya, smelter akan dibangun pada 2022 dan diharapkan akan rampung pada 2025. "Progres sekarang, kesepakatan dengan Pemprov sudah dicapai. Kita sudah dapat 800 ha. Commercial Operation Date (COD) diharapkan 2025," tutur Sahala.
(Baca Juga: Bos Baru Inalum Targetkan Produksi Aluminium 1,5 Juta Ton)
Direktur Operasi Inalum Sahala Hasoloan Sijabat mengungkapkan, pihaknya hanya akan membangun pabrik aluminium di Kaltara. Sementara pabrik peleburan aluminium yang sudah ada di Kuala Tanjung tetap akan dioperasikan.
"Tidak ada rencana Presiden mau datang (ke Kaltara), jadi kita buat booth di sana. Ada 20 booth, tapi yang perusahaan BUMN itu hanya ada Wika dan kita, yang lain swasta. Ibu negara memang keliling dan memang RI 1 tidak akan keliling booth. Tapi tiba-tiba Pak Johan Budi datang, dan akhirnya Pak Presiden datang," kisahnya di Kantor Inalum, Jakarta, Jumat (13/10/2017).
Nantinya, kata dia, produksi yang bisa dihasilkan dari smelter di Kaltara bukan hanya aluminium, melainkan juga billet dan aloy. Kaltara dipilih karena ada energi terbarukan, yaitu energi air yang murah di sana.
"Potensinya besar, banyak sungai. Sungai Kayang bisa sampai 6000 MW. Sungai itu akan dibangun lima PLTA. Potensi untuk menghasilkan energi listrik sangat luar biasa. Lahannya untuk industri juga sangat cocok. Sampai 26 ribu hektare," imbuh dia.
Rencananya, smelter akan dibangun pada 2022 dan diharapkan akan rampung pada 2025. "Progres sekarang, kesepakatan dengan Pemprov sudah dicapai. Kita sudah dapat 800 ha. Commercial Operation Date (COD) diharapkan 2025," tutur Sahala.
(izz)