Cirebon Disiapkan Jadi Pusat Bahan Baku Industri Rotan

Rabu, 25 Oktober 2017 - 11:14 WIB
Cirebon Disiapkan Jadi...
Cirebon Disiapkan Jadi Pusat Bahan Baku Industri Rotan
A A A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyiapkan Cirebon untuk menjadi pusat penyediaan bahan baku industri rotan. Harapanya hal tersebut dapat memperkuat pengembangan ekspor industri padat karya itu.

“Cirebon memiliki banyak industri mebel dan kerajinan yang sangat potensial. Agar terintegrasi dengan kebutuhan bahan bakunya, perlu dijadikan pusat stockpile rotan sehingga antara petani dan pengusaha bisa saling menguntungkan,” kata Dirjen Industri Agro Panggah Susanto di Jakarta, Rabu (25/10/2017).

Menurutnya, industri furnitur harus menjadi sektor kebanggaan nasional, lantaran memiliki kekuatan kompetitif di tingkat global. Apalagi, hampir 85% bahan bakunya seperti rotan dipasok dari dalam negeri. “Oleh karena itu, agar industri ini maju, tidak perlu melakukan ekspor bahan baku. Kami fokus untuk meningkatkan nilai tambahnya melalui program hilirisasi,” tuturnya.

Diyakini, pengembangan pusat penyediaan bahan baku rotan tersebut akan menarik minat investasi bagi para pelaku industri, terutama dari luar negeri seperti China. Apalagi, terang Panggah, adanya larangan ekspor bahan baku rotan ke luar negeri, membuat kawasan industri yang ada di China akan direlokasi ke Kabupaten Cirebon.

"Kami juga tengah menyiapkan pembentukan sentra bahan baku rotan lainnya di wilayah timur Indonesia. Bahkan, sempat bertemu dengan Walikota Palu untuk membicarakan gagasan yang sama," ungkap dia.

Sementara itu, Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) melansir 10 strategi untuk meningkatkan daya saing industri mebel dan kerajinan Indonesia di pasar global. "Industri mebel dan kerajinan nasional mempunyai peran penting dan sangat strategis, khususnya terhadap penyerapan tenaga kerja dan pencetak devisa negara. Untuk itu, daya saing perlu ditingkatkan terus," kata Wakil Ketua Umum HIMKI Abdul Sobur lewat keterangan tertulis.

Adapun ke-10 strategi tersebut, yakni pengembangan desain dan inovasi, peremajaan alat dan teknologi produksi, pengembangan klaster industri modern, pelatihan peningkatan kompetensi SDM, serta promosi dan pameran. Selanjutnya, pengurangan tarif pajak, penegakan hukum, penurunan suku bunga, kecukupan suplai bahan dan insentif untuk bahan pendukung.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6315 seconds (0.1#10.140)