Komentar Pangeran Mahkota Saudi Buat Harga Minyak Tembus USD60
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah menguat pada Senin (30/10/2017), dimana harga minyak mentah Brent International tembus USD60 per barel karena OPEC memperpanjang pemangkasan produksi, yang semula berakhir Maret 2018.
Melansir dari Reuters, harga minyak Brent, patokan internasional naik 19 sen atau 0,3% ke level USD60,63 per barel pada pukul 00:00 GMT. Ini merupakan harga tingkat tertinggi sejak Juli 2015. Dengan demikian harga minyak Brent telah naik 36% dari posisi terendah Juni 2017.
Sementara itu, harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) naik 16 sen atau 0,3% menjadi USD54,06 per barel.
Meningkatnya harga minyak seiring pernyataan Pangeran Mahkota Arab Saudi, Mohammad bin Salman. Putera Raja Salman ini mengatakan dengan kepatuhan para anggota OPEC untuk mendukung harga, maka sudah sepatutnya pemotongan produksi kembali diperpanjang demi keuntungan.
Sebelumnya, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) ditambah Rusia dan sembilan produsen lainnya telah sepakat untuk mengurangi produksi 1,8 juta barel per hari hingga Maret 2018. Hal ini demi menaikkan harga si emas hitam yang merosot dua tahun terakhir akibat kelebihan pasokan.
Namun Arab Saudi dan Rusia, yang memimpin perjanjian pemangkasan produksi ini kembali meminta para anggota untuk memperpanjang kesepakatan pemangkasan produksi. Rencananya OPEC dan produsen non-OPEC akan bertemu di kantor pusatnya di Wina, Austria, pada 30 November mendatang.
Melansir dari Reuters, harga minyak Brent, patokan internasional naik 19 sen atau 0,3% ke level USD60,63 per barel pada pukul 00:00 GMT. Ini merupakan harga tingkat tertinggi sejak Juli 2015. Dengan demikian harga minyak Brent telah naik 36% dari posisi terendah Juni 2017.
Sementara itu, harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) naik 16 sen atau 0,3% menjadi USD54,06 per barel.
Meningkatnya harga minyak seiring pernyataan Pangeran Mahkota Arab Saudi, Mohammad bin Salman. Putera Raja Salman ini mengatakan dengan kepatuhan para anggota OPEC untuk mendukung harga, maka sudah sepatutnya pemotongan produksi kembali diperpanjang demi keuntungan.
Sebelumnya, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) ditambah Rusia dan sembilan produsen lainnya telah sepakat untuk mengurangi produksi 1,8 juta barel per hari hingga Maret 2018. Hal ini demi menaikkan harga si emas hitam yang merosot dua tahun terakhir akibat kelebihan pasokan.
Namun Arab Saudi dan Rusia, yang memimpin perjanjian pemangkasan produksi ini kembali meminta para anggota untuk memperpanjang kesepakatan pemangkasan produksi. Rencananya OPEC dan produsen non-OPEC akan bertemu di kantor pusatnya di Wina, Austria, pada 30 November mendatang.
(ven)