Penjualan Eceran Masih Tertahan di September 2017
A
A
A
SEMARANG - Ekspektasi peningkatan omzet penjualan pada tiga dan enam bulan yang akan datang diperkirakan berada pada level optimis. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Penjualan yang berada di atas angka 100.
Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Tengah Andi Reina Sari menerangkan, keyakinan retailer terhadap meningkatnya penjualan eceran pada tiga bulan mendatang (Januari 2018) diperkirakan meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Indikasi tersebut terlihat dari naiknya Indeks Ekspektasi Omzet Penjualan tiga bulan mendatang menjadi sebesar 169,8 dari 162,8 pada bulan sebelumnya.
Lebih lanjut, penjualan pada enam bulan yang akan datang (April 2018) pun diperkirakan meningkat, terindikasi dari Indeks Ekspektasi Penjualan enam bulan mendatang sebesar 158,1 yang lebih tinggi dari indeks 155,8 pada bulan sebelumnya.
"Tekanan kenaikan harga secara umum pada tiga bulan yang akan datang diperkirakan relatif stabil. Indikasi ini terlihat dari Indeks Ekspektasi Harga Umum tiga bulan mendatang (Januari 2017) sebesar 127,9 atau sama dengan indeks bulan sebelumnya. Sementara itu, tekanan kenaikan harga pada enam bulan mendatang (April 2018) diperkirakan meningkat, tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum enam bulan mendatang sebesar 162,8, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (155,8)," bebernya.
Sementara itu lanjut dia, penjualan eceran di Kota Semarang pada September 2017 masih melanjutkan tren kontraksi sejak bulan sebelumnya. Hal tersebut tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) sebesar 172,8, atau menurun 5,9% (yoy), lebih dalam dibandingkan penurunan 4,6% (yoy) pada Agustus 2017. "Penurunan penjualan ritel terjadi pada hampir seluruh kelompok, kecuali peralatan dan komunikasi di toko," imbuhnya.
Selanjutnya, secara bulanan penjualan eceran pada September 2017 pun masih mencatatkan penurunan, yaitu sebesar 4,4% (mtm), lebih dalam dibandingkan penurunan sebesar 2,2% (mtm) pada Agustus 2017.
"Penurunan terutama terjadi pada suku cadang dan aksesori (-4,4% mtm), serta barang lainnya (-5,0% mtm). Sementara itu, kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya; barang budaya dan rekreasi; serta bahan bakar kendaraan bermotor masih mengalami pertumbuhan sehingga menahan penurunan lebih dalam," jelasnya.
Ia menambahkan, pada Oktober 2017, penjualan eceran diperkirakan masih mengalami penurunan secara tahunan, yaitu sebesar 5,8% (yoy), sedikit menguat dibanding penurunan pada September 2017 yang tercatat 5,9% (yoy).
Seluruh kelompok komoditas diperkirakan mengalami pertumbuhan tahunan negatif. Kontraksi terdalam terjadi pada kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya (-27,3% yoy), disusul oleh kelompok barang budaya dan rekreasi (-24,9% yoy), dan kelompok barang lainnya (-18,5% yoy).
"Namun demikian, secara bulanan penjualan eceran pada Oktober 2017 diperkirakan meningkat, terindikasi dari perkiraan IPR Oktober 2017 yang sebesar 173,6 atau naik 0,5% (mtm)," imbuhnya.
Seluruh kelompok komoditas diperkirakan mengalami peningkatan penjualan dibandingkan bulan sebelumnya. Kelompok komoditas yang diperkirakan mengalami peningkatan penjualan terbesar secara bulanan yaitu kelompok suku cadang dan aksesori (4,1% mtm), barang budaya dan rekreasi (2,7% mtm), dan barang lainnya (3,0% mtm).
Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Tengah Andi Reina Sari menerangkan, keyakinan retailer terhadap meningkatnya penjualan eceran pada tiga bulan mendatang (Januari 2018) diperkirakan meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Indikasi tersebut terlihat dari naiknya Indeks Ekspektasi Omzet Penjualan tiga bulan mendatang menjadi sebesar 169,8 dari 162,8 pada bulan sebelumnya.
Lebih lanjut, penjualan pada enam bulan yang akan datang (April 2018) pun diperkirakan meningkat, terindikasi dari Indeks Ekspektasi Penjualan enam bulan mendatang sebesar 158,1 yang lebih tinggi dari indeks 155,8 pada bulan sebelumnya.
"Tekanan kenaikan harga secara umum pada tiga bulan yang akan datang diperkirakan relatif stabil. Indikasi ini terlihat dari Indeks Ekspektasi Harga Umum tiga bulan mendatang (Januari 2017) sebesar 127,9 atau sama dengan indeks bulan sebelumnya. Sementara itu, tekanan kenaikan harga pada enam bulan mendatang (April 2018) diperkirakan meningkat, tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum enam bulan mendatang sebesar 162,8, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (155,8)," bebernya.
Sementara itu lanjut dia, penjualan eceran di Kota Semarang pada September 2017 masih melanjutkan tren kontraksi sejak bulan sebelumnya. Hal tersebut tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) sebesar 172,8, atau menurun 5,9% (yoy), lebih dalam dibandingkan penurunan 4,6% (yoy) pada Agustus 2017. "Penurunan penjualan ritel terjadi pada hampir seluruh kelompok, kecuali peralatan dan komunikasi di toko," imbuhnya.
Selanjutnya, secara bulanan penjualan eceran pada September 2017 pun masih mencatatkan penurunan, yaitu sebesar 4,4% (mtm), lebih dalam dibandingkan penurunan sebesar 2,2% (mtm) pada Agustus 2017.
"Penurunan terutama terjadi pada suku cadang dan aksesori (-4,4% mtm), serta barang lainnya (-5,0% mtm). Sementara itu, kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya; barang budaya dan rekreasi; serta bahan bakar kendaraan bermotor masih mengalami pertumbuhan sehingga menahan penurunan lebih dalam," jelasnya.
Ia menambahkan, pada Oktober 2017, penjualan eceran diperkirakan masih mengalami penurunan secara tahunan, yaitu sebesar 5,8% (yoy), sedikit menguat dibanding penurunan pada September 2017 yang tercatat 5,9% (yoy).
Seluruh kelompok komoditas diperkirakan mengalami pertumbuhan tahunan negatif. Kontraksi terdalam terjadi pada kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya (-27,3% yoy), disusul oleh kelompok barang budaya dan rekreasi (-24,9% yoy), dan kelompok barang lainnya (-18,5% yoy).
"Namun demikian, secara bulanan penjualan eceran pada Oktober 2017 diperkirakan meningkat, terindikasi dari perkiraan IPR Oktober 2017 yang sebesar 173,6 atau naik 0,5% (mtm)," imbuhnya.
Seluruh kelompok komoditas diperkirakan mengalami peningkatan penjualan dibandingkan bulan sebelumnya. Kelompok komoditas yang diperkirakan mengalami peningkatan penjualan terbesar secara bulanan yaitu kelompok suku cadang dan aksesori (4,1% mtm), barang budaya dan rekreasi (2,7% mtm), dan barang lainnya (3,0% mtm).
(akr)