Garap Apartemen Mahasiswa, Saham PPRO Naik 32% Dinilai Wajar
A
A
A
JAKARTA - Analis NH Korindo Faozan Hadi mengatakan, nilai wajar harga saham PT PP Properti Tbk (PPRO) mencapai Rp260 per saham, lebih tinggi sekitar 32% dibanding harga pasar saat ini sebesar Rp196 per saham.
Menurut dia, berdasarkan laporan riset NH Korindo tersebut, pihaknya merekomendasikan membeli saham PPRO. Ada beberapa katalis utama yang menjadi pendorong kinerja anak usaha PT PP Tbk (PTPP) itu.
Lokasi proyek yang prospektif misalnya, mampu menopang pertumbuhan laba bersih PPRO. Lihat saja, pada kuartal III/2017, PPRO berhasil mencatatkan net profit sebesar Rp125 miliar, meningkat sekitar 21% secara year on year.
"Adapun net margin laba bersih perseroan tercatat sebesar 17% per September 2017," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (11/12/2017).
Net profit ini merupakan yang tertinggi dibanding realisasi net profit pada periode-periode sebelumnya. Peningkatan laba bersih disebabkan oleh lokasi prospektif yakni di Bekasi, Surabaya, Depok, Semarang dan Malang, yang nilainya terus ditingkatkan oleh pengembangan terencana oleh PPRO.
Faozan menilai, diversifikasi PPRO ke proyek apartemen mahasiswa merupakan langkah tepat. Pasalnya, konsistensi pertumbuhan marketing sales akan ditopang oleh peluncuran apartemen-apartemen baru yang dibangun di atas lahan dengan luas total mencapai 200 hektare (ha).
"PPRO mulai mendiversifikasikan produk apartemen dengan menyasar segmen mahasiswa. PPRO telah menyiapkan produk apartemen di Depok, Jatinangor, Surabaya, dan Solo yang berlokasi dekat dengan kampus ternama," kata dia.
Menurutnya, PPRO juga mendapatkan potensi pertumbuhan baru dari proyek-proyek pembangunan hunian berkonsep Transit Oriented Development (TOD). Sebagai salah satu anak perusahaan BUMN, PPRO memiliki pipeline mengembangkan proyek TOD antara lain di kawasan Stasiun Juanda.
"Kombinasi dari proyek apartemen yang sudah ada dan rencana diversifikasi akan menopang keberlanjutan pertumbuhan kinerja PPRO," tutur Faozan.
Sementara, Direktur Utama PPRO Taufik Hidayat mengemukakan, pihaknya optimistis mampu mengukir kinerja yang lebih baik di tahun 2018. "Kami ekspektasi performance yang lebih baik tahun 2018 dengan masa 'harvest' atau panen hasil-hasil kinerja yang baik," jelasnya.
Adapun pendapatan PPRO 2018 diprediksi akan meningkat sekitar 34% menjadi Rp3,26 triliun. Sementara, laba perseroan diproyeksikan tumbuh 40% menjadi sebesar Rp566 miliar.
Menurut dia, berdasarkan laporan riset NH Korindo tersebut, pihaknya merekomendasikan membeli saham PPRO. Ada beberapa katalis utama yang menjadi pendorong kinerja anak usaha PT PP Tbk (PTPP) itu.
Lokasi proyek yang prospektif misalnya, mampu menopang pertumbuhan laba bersih PPRO. Lihat saja, pada kuartal III/2017, PPRO berhasil mencatatkan net profit sebesar Rp125 miliar, meningkat sekitar 21% secara year on year.
"Adapun net margin laba bersih perseroan tercatat sebesar 17% per September 2017," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (11/12/2017).
Net profit ini merupakan yang tertinggi dibanding realisasi net profit pada periode-periode sebelumnya. Peningkatan laba bersih disebabkan oleh lokasi prospektif yakni di Bekasi, Surabaya, Depok, Semarang dan Malang, yang nilainya terus ditingkatkan oleh pengembangan terencana oleh PPRO.
Faozan menilai, diversifikasi PPRO ke proyek apartemen mahasiswa merupakan langkah tepat. Pasalnya, konsistensi pertumbuhan marketing sales akan ditopang oleh peluncuran apartemen-apartemen baru yang dibangun di atas lahan dengan luas total mencapai 200 hektare (ha).
"PPRO mulai mendiversifikasikan produk apartemen dengan menyasar segmen mahasiswa. PPRO telah menyiapkan produk apartemen di Depok, Jatinangor, Surabaya, dan Solo yang berlokasi dekat dengan kampus ternama," kata dia.
Menurutnya, PPRO juga mendapatkan potensi pertumbuhan baru dari proyek-proyek pembangunan hunian berkonsep Transit Oriented Development (TOD). Sebagai salah satu anak perusahaan BUMN, PPRO memiliki pipeline mengembangkan proyek TOD antara lain di kawasan Stasiun Juanda.
"Kombinasi dari proyek apartemen yang sudah ada dan rencana diversifikasi akan menopang keberlanjutan pertumbuhan kinerja PPRO," tutur Faozan.
Sementara, Direktur Utama PPRO Taufik Hidayat mengemukakan, pihaknya optimistis mampu mengukir kinerja yang lebih baik di tahun 2018. "Kami ekspektasi performance yang lebih baik tahun 2018 dengan masa 'harvest' atau panen hasil-hasil kinerja yang baik," jelasnya.
Adapun pendapatan PPRO 2018 diprediksi akan meningkat sekitar 34% menjadi Rp3,26 triliun. Sementara, laba perseroan diproyeksikan tumbuh 40% menjadi sebesar Rp566 miliar.
(izz)