Pemerintah Dorong Transformasi Ekonomi Berbasis Manufaktur

Rabu, 13 Desember 2017 - 05:13 WIB
Pemerintah Dorong Transformasi Ekonomi Berbasis Manufaktur
Pemerintah Dorong Transformasi Ekonomi Berbasis Manufaktur
A A A
JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto menegaskan, potensi dan peluang untuk mengakselerasi pertumbuhan industri perlu dimanfaatkan secara optimal agar Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang semakin berkualitas dan berkesinambungan. Menurutnya optimisme dunia usaha dan konsumen dapat menjadi peluang dan kesempatan dalam memacu pertumbuhan industri nasional.

Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama pemangku kepentingan terkait bersinergi untuk meningkatkan daya saing dan daya tarik investasi di sektor industri, antara lain melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif dan kepastian hukum, penggunaan teknologi terkini untuk mendorong peningkatan mutu, efisiensi dan produktivitas, serta pemberian fasilitas berupa insentif fiskal.

Selanjutnya, didukung dengan ketersediaan bahan baku, harga energi yang kompetitif, sumber daya manusia (SDM) kompeten,serta kemudahan akses pasar dan pembiayaan. “Pertumbuhan konsumsi juga perlu dijaga dan kembali ditingkatkan agar permintaan terhadap produk-produk industri semakin meningkat. Selain itu, stimulus fiskal dari dana desa dan belanja pemerintah terus kita dukung, sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” terang Airlangga.

Kemenperin telah menargetkan pertumbuhan industri pengolahan non-migas pada tahun 2018 sebesar 5,67%. Capaian ini akan dipacu oleh semua subsektor terutama industri logam dasar, makanan dan minuman, alat angkutan, mesin dan perlengkapan, farmasi, kimia, serta elektronika. Selain itu didukung pula pembangunan kawasan industri di berbagai daerah di Indonesia.

Pada triwulan III tahun 2017, pertumbuhan industri pengolahan non-migas Indonesia mencapai 5,49% atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,06%. Cabang industri yang menopang kinerja manufaktur tersebut, antara lain industri logam dasar yang tumbuh 10,6%, diikuti industri makanan dan minuman 9,49%, industri mesin dan perlengkapan 6,35% serta industri alat transportasi 5,63%.

“Industri masih menjadi kontributor terbesar bagi perekonomian nasional. Pada kuartal tiga tahun ini, menyumbang sebesar 17,76% atau tertinggi dibanding sektor lainnya,” ungkap Menteri Airlangga.

Kinerja penyerapan tenaga kerja di sektor Industri pun menunjukkan peningkatan, dari 15,54 juta orang tahun 2016 menjadi 17,01 juta orang pada 2017. Sementara itu, di mata internasional, Indonesia dipandang sebagai salah satu negara industri terbesar di dunia.

Menurut United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), Indonesia menempati posisi ke-9 dunia sebagai negara penghasil nilai tambah terbesar dari sektor industri. Selain itu, apabila dilihat dari persentase kontribusi industri, Indonesia masuk dalam peringkat empat besar dunia. Indonesia juga mengalami peningkatan pada Global Competitiveness Index, yang saat ini mengalami kenaikan di posisi ke-36 dari sebelumnya peringkat ke-41.

Pemerintah tengah fokus mengembangkan industri pengolahan nonmigas yang menitikberatkan pada pendekatan rantai pasok agar lebih berdaya saing di tingkat domestik, regional, dan global. Manufaktur dinilai menjadi salah satu sektor unggulan dalam mendorong akselerasi pembangunan dan pemerataan ekonomi nasional.

“Pengembangan industri manufaktur nonmigas diprioritaskan pada sektor yang berbasis sumber daya alam dan menyerap lapangan kerja yang besar seperti industri kimia dasar dan industri logam,” kata Presiden Joko Widodo seperti dikutip dari laman resmi Kemenperin.

Presiden Jokowi memandang, saat ini penting sekali melakukan transformasi ekonomi, yang menggeser ekonomi berbasis konsumsi menjadi berbasis manufaktur. Sehingga lebih produktif dan memberikan efek berganda yang lebih besar. “Jadi, yang berbasis manufaktur, menjadi kunci. Karena itu, jangan sampai kita terus lagi mengeskpor sumber daya alam mentah kita tanpa pengolahan,” tegasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6590 seconds (0.1#10.140)