Rupiah Dibuka Rebound Saat USD Keok Lawan Yen

Kamis, 21 Desember 2017 - 10:12 WIB
Rupiah Dibuka Rebound...
Rupiah Dibuka Rebound Saat USD Keok Lawan Yen
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada sesi pagi hari ini dibuka menguat, setelah kemarin ditutup melemah. Pulihnya mata uang Garuda, meski tidak terlalu besar, terjadi saat USD kalah lawan yen Jepang.

Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, pagi ini dibuka berada pada level Rp13.545/USD. Rupiah rebound dibandingkan posisi perdagangan sebelumnya yang berada di level Rp13.579/USD.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah sesi pagi dibuka di level Rp13.547/USD atau jauh menguat dari posisi penutupan kemarin yang berada pada level Rp13.579/USD. Rupiah sendiri bergerak dengan kisaran level Rp13.538-Rp13.552/USD.

Data SINDOnews dikutip dari Limas, rupiah pagi ini juga bertengger pada level Rp13.545/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah jauh lebih baik dibanding penutupan kemarin yang berada di level Rp13.600/USD.

Penguatan rupiah juga terlihat pagi ini menurut data Yahoo Finance dimana menunjukkan pada sesi pembukaan perdagangan berada di level Rp13.575/USD atau lebih baik dari penutupan kemarin di level Rp13.578/USD. namun, pada pukul 10.05 WIB bergerak jauh membaik di level Rp13.546/USD dengan kisaran harian Rp13.533-Rp13.575/USD.

Di sisi lain seperti dilansir Reuters, Kamis (21/12/2017), USD bertahan mendekati level tertinggi dalam satu pekan terhadap yen didukung oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS dengan bergerak terbatas menjelang keputusan kebijakan Bank of Japan dan sebuah konferensi pers oleh gubernur BOJ.

USD terhadap yen turun 0,1% ke level 113,28 setelah naik ke level 113,47 pada perdagangan kemarin, level terkuatnya sejak pertengahan Desember.

Kenaikan di luar level tertinggi pekan lalu di posisi 113,75 akan mengirim USD ke level tertinggi dalam lebih dari sebulan. Analis mengatakan, USD terhadap yen didukung setelah yield Treasury AS10 naik ke level tertinggi dalam sembilan bulan kemarin.

Hal tersebut dikarenakan investor khawatir apakah pemotongan pajak akan menyebabkan utang AS lebih tinggi, kenaikan penerbitan obligasi, dan kenaikan suku bunga yang lebih agresif oleh the Fed.

Kenaikan imbal hasil obligasi Jerman membantu euro yang bertahan stabil terhadap USD di posisi 1,1873, telah meningkat lebih dari 1% sejauh pekan ini.

Sementara, euro terhadap yen terakhir diperdagangkan di level 134,48. kemarin euro telah meningkat setinggi 134,76 terhadap yen, level terkuatnya terhadap yen sejak Oktober 2015.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6967 seconds (0.1#10.140)