Apartemen Cocok untuk Keluarga Muda
A
A
A
JAKARTA - Hunian vertikal dinilai cocok bagi generasi milenial. Menurut Country Manager Rumah123 Ignatius Untung, apartemen di Jakarta semakin di-downgrade dari segi ukuran.
Hal tersebut bertujuan agar harga apartemen di Ibu Kota tidak mahal. Saat ini kenaikan harga properti lebih cepat dibanding penghasilan masyarakat. Dia menyebut, kisaran harga termurah apartemen di Jakarta Rp140-an juta untuk tipe studio.
"Tipe dua bedroom dulu 42 meter, sekarang hanya 30- 35 meter. Sedangkan, tipe studio dulu minimal 20 meter, sekarang 18 meter, bahkan ada yang hanya luasnya 11 meter. Namun, luas tidak menjadi soal, masyarakat mencari kemudahan dalam akses dan fasilitas lainnya," ujarnya kepada KORAN SINDO di Kantor Rumah123 beberapa waktu lalu.
Banyak yang ingin mencari jalan pintas agar aktivitas mereka semakin mudah dengan membeli apartemen, tetapi tidak mempunyai cukup informasi mengenai apartemen.
Yang paling penting, Ignatius menjelaskan, mereka yang akan membeli apartemen harus mengerti strata title , HGB saat pembelian, dan ketika sudah menetap harus tahu IPL atau biaya pengelolaan dan sistem peraturan dari Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (P3SRS).
"P3SRS banyak diperebutkan penghuni dan pengembang. Sebetulnya pengembang ingin masuk P3SRS untuk memastikan apartemen yang mereka bangun tetap baik karena menyangkut nama baik mereka," ucapnya.
Sementara generasi milenial diprediksi akan menjadi kelompok terbesar pembeli properti di Indonesia hingga 10 tahun ke depan. Generasi dengan rentang usia 23-37 tahun tersebut merupakan 70% dari usia produktif di negeri ini. Sayangnya, hingga kini generasi milenial dianggap masih belum memprioritaskan pembelian properti dalam belanja mereka.
Milenial menganggap penghasilannya belum mencukupi untuk membeli properti dan memilih membelanjakannya untuk kebutuhan tersier, seperti pelesiran. Hal ini diketahui berdasarkan riset yang dirilis Rumah123.
Rata-rata generasi milenial justru memprioritaskan belanja mereka untuk membeli gawai dan komputer (25,99%) atau berpelesir (22,60%). "Gaya hidup berupa gawai dan berpelesir masih menjadi distraksi utama pembelian properti generasi milenial," kata Ignatius.
Dia juga memaparkan bahwa generasi milenial diduga tidak berani memimpikan properti, meski pendapatannya naik signifikan. Berdasarkan rentang pendapatan Rp3 juta-Rp4,99 juta, berpelesir masih menjadi prioritas utama mereka (26%), disusul pembelian gawai dan komputer (25 kali). Adapun prioritas pembelian properti menempati posisi ketiga setelahnya (21 kali). (Ananda Naraya)
Hal tersebut bertujuan agar harga apartemen di Ibu Kota tidak mahal. Saat ini kenaikan harga properti lebih cepat dibanding penghasilan masyarakat. Dia menyebut, kisaran harga termurah apartemen di Jakarta Rp140-an juta untuk tipe studio.
"Tipe dua bedroom dulu 42 meter, sekarang hanya 30- 35 meter. Sedangkan, tipe studio dulu minimal 20 meter, sekarang 18 meter, bahkan ada yang hanya luasnya 11 meter. Namun, luas tidak menjadi soal, masyarakat mencari kemudahan dalam akses dan fasilitas lainnya," ujarnya kepada KORAN SINDO di Kantor Rumah123 beberapa waktu lalu.
Banyak yang ingin mencari jalan pintas agar aktivitas mereka semakin mudah dengan membeli apartemen, tetapi tidak mempunyai cukup informasi mengenai apartemen.
Yang paling penting, Ignatius menjelaskan, mereka yang akan membeli apartemen harus mengerti strata title , HGB saat pembelian, dan ketika sudah menetap harus tahu IPL atau biaya pengelolaan dan sistem peraturan dari Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (P3SRS).
"P3SRS banyak diperebutkan penghuni dan pengembang. Sebetulnya pengembang ingin masuk P3SRS untuk memastikan apartemen yang mereka bangun tetap baik karena menyangkut nama baik mereka," ucapnya.
Sementara generasi milenial diprediksi akan menjadi kelompok terbesar pembeli properti di Indonesia hingga 10 tahun ke depan. Generasi dengan rentang usia 23-37 tahun tersebut merupakan 70% dari usia produktif di negeri ini. Sayangnya, hingga kini generasi milenial dianggap masih belum memprioritaskan pembelian properti dalam belanja mereka.
Milenial menganggap penghasilannya belum mencukupi untuk membeli properti dan memilih membelanjakannya untuk kebutuhan tersier, seperti pelesiran. Hal ini diketahui berdasarkan riset yang dirilis Rumah123.
Rata-rata generasi milenial justru memprioritaskan belanja mereka untuk membeli gawai dan komputer (25,99%) atau berpelesir (22,60%). "Gaya hidup berupa gawai dan berpelesir masih menjadi distraksi utama pembelian properti generasi milenial," kata Ignatius.
Dia juga memaparkan bahwa generasi milenial diduga tidak berani memimpikan properti, meski pendapatannya naik signifikan. Berdasarkan rentang pendapatan Rp3 juta-Rp4,99 juta, berpelesir masih menjadi prioritas utama mereka (26%), disusul pembelian gawai dan komputer (25 kali). Adapun prioritas pembelian properti menempati posisi ketiga setelahnya (21 kali). (Ananda Naraya)
(nfl)