REI Siapkan Ratusan Ribu Rumah Murah
A
A
A
JAKARTA - Pengembang yang tergabung dalam Persatuan Perusahaan Realestate Indonesia (REI) berkomitmen membangunan ratusan ribu rumah tahun ini. Tak hanya untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tapi juga masyarakat berpenghasilan menengah.
"Untuk rumah middle low non subsidi banyak sekali permintaan dari para konsumen yang membutuhkan rumah," tegas Ketua Umum DPP REI Soelaeman Soemawinata menjawab pertanyaan Koran SINDO/SINDOnews di sekretariat DPP REI, Jakarta, Kamis (1/2/2018).
Dia mencontohkan, perumahan-perumahan middle low di sekitar kawasan industri, kebanyakan dibeli dengan sistem bulking. Yakni perusahaan yang membeli kemudian dijual lagi kepada karyawannya. "Jadi tidak melibatkan perbankan. Langsung perusahaan dengan karyawan," sebutnya.
Meskipun harga lebih mahal karena karyawan harus membayar PPN 10% dan PPh 5%, namun besaran uang muka cicilan bisa disesuaikan dengan gaji karyawan, karena karyawan langsung melakukan pembayaran cicilan ke perusahaan.
Terkait dengan perkembangan penyediaan perumahan bagi kalangan MBR, Eman--sapaan Soelaeman--mengungkapkan, pada 2017, REI sudah membangun 206.290 unit rumah bersubsidi dan nonsubsidi sebanyak 170 ribu unit. Dengan pasokan terbesar berada di Jawa Barat (24.380 unit), Jawa Timur (19.265 unit), Jakarta (17.921 unit), Sumatra Utara (13.273 unit), dan Sulawesi Selatan (12.059 unit). "Tahun ini diupayakan 250 ribuan unit," cetusnya.
Eman mengakui, kebutuhan masyarakat terhadap hunian masih tinggi. Dirinya optimistis terhadap target-target yang telah dicanangkan REI dalam penyediaan perumahan. Apalagi, pemerintah memiliki komitmen untuk mendorong penyediaan rumah rakyat melalui Program Sejuta Rumah. "Semangat pengembang anggota REI untuk membangun rumah subsidi sangat kuat, ini harus diapresiasi," tegasnya.
Pembangunan rumah rakyat oleh REI, lanjut Eman, masih diprioritaskan pada hunian untuk PNS, TNI/Polri, pekerja di sekitar kawasan industri dan masyarakat sektor informal. "Program sejuta rumah ini baik sekali, dan kami harus memberikan dukungan. Dukungan (dari REI) menunjukkan bahwa pengembang masih memiliki idealisme dan tindakan mulia untuk membantu negara," tegasnya.
"Untuk rumah middle low non subsidi banyak sekali permintaan dari para konsumen yang membutuhkan rumah," tegas Ketua Umum DPP REI Soelaeman Soemawinata menjawab pertanyaan Koran SINDO/SINDOnews di sekretariat DPP REI, Jakarta, Kamis (1/2/2018).
Dia mencontohkan, perumahan-perumahan middle low di sekitar kawasan industri, kebanyakan dibeli dengan sistem bulking. Yakni perusahaan yang membeli kemudian dijual lagi kepada karyawannya. "Jadi tidak melibatkan perbankan. Langsung perusahaan dengan karyawan," sebutnya.
Meskipun harga lebih mahal karena karyawan harus membayar PPN 10% dan PPh 5%, namun besaran uang muka cicilan bisa disesuaikan dengan gaji karyawan, karena karyawan langsung melakukan pembayaran cicilan ke perusahaan.
Terkait dengan perkembangan penyediaan perumahan bagi kalangan MBR, Eman--sapaan Soelaeman--mengungkapkan, pada 2017, REI sudah membangun 206.290 unit rumah bersubsidi dan nonsubsidi sebanyak 170 ribu unit. Dengan pasokan terbesar berada di Jawa Barat (24.380 unit), Jawa Timur (19.265 unit), Jakarta (17.921 unit), Sumatra Utara (13.273 unit), dan Sulawesi Selatan (12.059 unit). "Tahun ini diupayakan 250 ribuan unit," cetusnya.
Eman mengakui, kebutuhan masyarakat terhadap hunian masih tinggi. Dirinya optimistis terhadap target-target yang telah dicanangkan REI dalam penyediaan perumahan. Apalagi, pemerintah memiliki komitmen untuk mendorong penyediaan rumah rakyat melalui Program Sejuta Rumah. "Semangat pengembang anggota REI untuk membangun rumah subsidi sangat kuat, ini harus diapresiasi," tegasnya.
Pembangunan rumah rakyat oleh REI, lanjut Eman, masih diprioritaskan pada hunian untuk PNS, TNI/Polri, pekerja di sekitar kawasan industri dan masyarakat sektor informal. "Program sejuta rumah ini baik sekali, dan kami harus memberikan dukungan. Dukungan (dari REI) menunjukkan bahwa pengembang masih memiliki idealisme dan tindakan mulia untuk membantu negara," tegasnya.
(ven)