Laba Bersih BRI Agro Tumbuh 36,4% di Kuartal IV/2017
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (BRI Agro) pada kuartal IV 2017 berhasil membukukan laba senilai Rp140 miliar atau tumbuh 36,40% dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp103 miliar. Pertumbuhan laba bersih tersebut terutama didukung oleh ekspansi kredit yang cukup tinggi serta terjaganya biaya dana yang relatif stabil bahkan cenderung menurun.
Direktur Utama BRI Agro Agus Noorsanto mengatakan, hingga akhir tahun 2018 laba bersih diharapkan bisa naik sekitar 60%-64%. Adapun penyaluran kredit yang hingga kuartal IV/2017 mencapai Rp10,98 triliun atau naik dari kuartal IV 2016 dari Rp8,18 triliun.
"Dari pertumbuhan kredit tersebut, penyaluran kredit pada sektor menengah meningkat paling tinggi yakni sebesar 63%, sementara segmen ritel naik sebesar 31% dan segmen konsumer hanya tumbuh 6%," ujar Agus saat konferensi pers paparan kinerja kuartal IV 2017 BRI Agro di Jakarta, Rabu (7/2/2018).
Dia menambahkan, penyaluran kredit pada sektor menengah berkontribusi sebesar Rp6,95 triliun, segmen ritel berkontribusi sebesar Rp3,36 trilun, dan segmen konsumer mencapai Rp657 miliar. Pada tahun ini perseroan akan menggenjot pertumbuhan penyaluran kredit pada segmen ritel mencapai angka 35%.
Menurut Agus, meningkatnya penyaluran kredit tersebut jauh di atas rata-rata industri perbankan, antara lain didukung adanya penambahan modal melalui mekanisme right issue senilai Rp1 triliun dan penerbitan obligasi I senilai Rp500 miliar pada bulan Juli 2017. Adapun untuk rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) pada kuartal IV 2017 mencapai 2,59% atau menurun dari pencapaian NPL periode yang sama tahun lalu dari 2,88%.
Sementara itu, rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) kuartal IV 2017 mencapai 88,3% dari 88,2% periode yang sama tahun 2016. Kemudian Net Interest Margin (NIM) menjadi 3,8% dari 4,4% kuartal IV-2016. Sedangkan Capital Adequacy Ratio (CAR) mencapai 29,7% dari kuartal IV-2016 sebesar 23,3%.
Dari sisi penghimpunan dana, total Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI Agro pada akhir kuartal IV/20l7 tercatat mencapai Rp12,42 triliun. Nilai tersebut tumbuh sebesar 34,67% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni Rp9,22 triliun.
Direktur Operasional dan Keuangan BRI Agro Zainuddin Mappa menjelaskan, deposito berkontribusi besar dalam total DPK yakni mencapai Rp10,5 triliun. Sementara tabungan sebesar Rp662 miliar dan giro mencapai Rp1,16 triliun.
Ke depannya, lanjut dia, perseroan terus berupaya mendorong peningkatan dana murah (CASA) melalui produk tabungan maupun giro untuk menekan biaya dana. Untuk mendukung hal ini, telah dilakukan re-branding nama tabungan utama BRI Agro menjadi AGROTAMA dengan kartu ATM yang telah berteknologi NSICCS (menggunakan Chips) sehingga lebih aman dan tetap dapat digunakan di ATM BRI seluruh Indonesia.
Disamping itu, BRI Agro juga telah meluncurkan layanan berbasis teknologi digital seperti mobile banking dan cash management system (CMS). Di sisi lain, dalam situasi perekonomian global yang belum sepenuhnya pulih, Perseroan terus berupaya untuk tetap menjaga pertumbuhan kinerja yang berkualitas melalui penerapan prinsip kehati-hatian terutama dalam meyalurkan kredit, namun tetap memperhatikan target ekspansi.
"Segmen nasabah ritel menjadi salah satu target utama Perseroan yang akan digarap lebih serius guna menjaga diverifikasi pembiyaan sekaligus membuka akses kepada lebih banyak masyarakat yang membutuhkan pembiyaan produktif khususnya sektor agribisnis," tandasnya.
Direktur Utama BRI Agro Agus Noorsanto mengatakan, hingga akhir tahun 2018 laba bersih diharapkan bisa naik sekitar 60%-64%. Adapun penyaluran kredit yang hingga kuartal IV/2017 mencapai Rp10,98 triliun atau naik dari kuartal IV 2016 dari Rp8,18 triliun.
"Dari pertumbuhan kredit tersebut, penyaluran kredit pada sektor menengah meningkat paling tinggi yakni sebesar 63%, sementara segmen ritel naik sebesar 31% dan segmen konsumer hanya tumbuh 6%," ujar Agus saat konferensi pers paparan kinerja kuartal IV 2017 BRI Agro di Jakarta, Rabu (7/2/2018).
Dia menambahkan, penyaluran kredit pada sektor menengah berkontribusi sebesar Rp6,95 triliun, segmen ritel berkontribusi sebesar Rp3,36 trilun, dan segmen konsumer mencapai Rp657 miliar. Pada tahun ini perseroan akan menggenjot pertumbuhan penyaluran kredit pada segmen ritel mencapai angka 35%.
Menurut Agus, meningkatnya penyaluran kredit tersebut jauh di atas rata-rata industri perbankan, antara lain didukung adanya penambahan modal melalui mekanisme right issue senilai Rp1 triliun dan penerbitan obligasi I senilai Rp500 miliar pada bulan Juli 2017. Adapun untuk rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) pada kuartal IV 2017 mencapai 2,59% atau menurun dari pencapaian NPL periode yang sama tahun lalu dari 2,88%.
Sementara itu, rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) kuartal IV 2017 mencapai 88,3% dari 88,2% periode yang sama tahun 2016. Kemudian Net Interest Margin (NIM) menjadi 3,8% dari 4,4% kuartal IV-2016. Sedangkan Capital Adequacy Ratio (CAR) mencapai 29,7% dari kuartal IV-2016 sebesar 23,3%.
Dari sisi penghimpunan dana, total Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI Agro pada akhir kuartal IV/20l7 tercatat mencapai Rp12,42 triliun. Nilai tersebut tumbuh sebesar 34,67% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni Rp9,22 triliun.
Direktur Operasional dan Keuangan BRI Agro Zainuddin Mappa menjelaskan, deposito berkontribusi besar dalam total DPK yakni mencapai Rp10,5 triliun. Sementara tabungan sebesar Rp662 miliar dan giro mencapai Rp1,16 triliun.
Ke depannya, lanjut dia, perseroan terus berupaya mendorong peningkatan dana murah (CASA) melalui produk tabungan maupun giro untuk menekan biaya dana. Untuk mendukung hal ini, telah dilakukan re-branding nama tabungan utama BRI Agro menjadi AGROTAMA dengan kartu ATM yang telah berteknologi NSICCS (menggunakan Chips) sehingga lebih aman dan tetap dapat digunakan di ATM BRI seluruh Indonesia.
Disamping itu, BRI Agro juga telah meluncurkan layanan berbasis teknologi digital seperti mobile banking dan cash management system (CMS). Di sisi lain, dalam situasi perekonomian global yang belum sepenuhnya pulih, Perseroan terus berupaya untuk tetap menjaga pertumbuhan kinerja yang berkualitas melalui penerapan prinsip kehati-hatian terutama dalam meyalurkan kredit, namun tetap memperhatikan target ekspansi.
"Segmen nasabah ritel menjadi salah satu target utama Perseroan yang akan digarap lebih serius guna menjaga diverifikasi pembiyaan sekaligus membuka akses kepada lebih banyak masyarakat yang membutuhkan pembiyaan produktif khususnya sektor agribisnis," tandasnya.
(akr)