21 Armada Koridor 2 Trans Semarang Diremajakan
A
A
A
SEMARANG - Sebanyak 21 armada Bus Rapit Transit (BRT) Trans Semarang diremajakan awal tahun ini. Peremajaan tersebut dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat Kota Semarang.
Plt Kepala BLU Trans Semarang, Ade Bhakti mengatakan, dari 21 armada tersebut 14 diantaranya telah beroperasi mulai 9 Desember 2017. Dan sisanya 7 unit baru saja beroperasi 1 Februari 2018 karena terkendala salah cetak nama di faktur sehingga proses melengkapi administrasi agak terkendala.
"21 armada itu kami pesan di karoseri New Armada (desain Bodi Touristo) dan Laksana Magelang (desain body Nucleus). Ada yang sedikit berbeda dengan desain eksterior 21 armada ini, di mana di kaca kanan dan kiri tersemat tulisan #BERGERAKBERSAMA dan #SEMARANGSEKARANG. dua tagline itu sebagai penyemangat kami bahwa Trans Semarang sedang berbenah dari segala lini peningkatan kualitas pelayanan," katanya, Kamis (8/2/2018).
Koridor II adalah koridor yang secara langsung terdampak akibat dari pasang surut air laut (rob). Dengan peremajaan ini diharapkan keluhan penumpang terkait kelayakan armada koridor II akan berkurang.
Karena sesuai peraturan Walikota Semarang No. 551.2/156 tentang peremajaan kendaraan umum dalam kota di wilayah kota semarang mengamanatkan untuk bus ukuran Besar dan Bus sedang maksimal 10 tahun setelah tahun pembuatan harus diremajakan.
"Nah untuk BRT Trans Semarng karena ini menyangkut SPM (Standar Pelayanan Minimal) tentang pelayanan, di mana di dalamnya ada indikator kehandalan armada. Maka kami ambil kebijakan untuk bus Trans Semarang bus besar maksimal usia 8 tahun, dan Bus BRT sedang maksimal usia adalah 5 tahun," ujarnya.
Terkait dengan beberapa hari terakhir air pasang tinggi, pelayanan koridor II pasti terganggu karena mau tidak mau jalanan di sekitar Terboyo dan Kaligawe agak tersendat dan mengganggu interval antar armada. Namun hal itu bisa diatasi dengan rekayasa interval setelah lepas dari kemacetan. Sehingga ketepatan waktu masih bisa dalam batas wajar standar pelayanan minimal.
Sementara itu, untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, tahun ini akan dilucurkan BRT Koridor VII. BRT Koridor VII rutenya berangkat dari terminal Terboyo, Kaligawe, Jalan Wolter Monginsidi, Jalan Arteri Soekarno Hatta, masuk ke relokasi Pasar Johar Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).
BRT Koridor VII sengaja masuk ke lokasi relokasi Pasar Johar, karena para pedagang maupun pengunjung relokasi Pasar Johar selama ini kerap kesulitan akses transportasi. "Kami telah menyiapkan 15 unit BRT bakal melintasi relokasi Pasar Johar MAJT tersebut. Pengurusan surat-surat sudah selesai," ujar Ade.
Untuk mendukung Koridor VII ini, pihaknya telah menyiapkan sebanyak 38 shelter untuk ditempatkan di titik-titiknya. Saat ini lelang telah dilakukan. Diperkirakan satu bulan ke depan telah ada pemenang. Untuk shelter, lanjut Ade, semuanya menggunakan shelter portable tipe A atau berukuran besar.
Anggota Komisi C DPRD Kota Semarang, Suharsono, mengatakan 2018 ini pengelolaan BRT yang digelontorkan dari anggaran APBD Kota Semarang Rp110 miliar. Maka dari itu, ia meminta BRT harus bekerja profesional dan pelayanan harus semakin baik.
Jumlah anggaran yang terus meningkat dari tahun ke tahun, tentu dituntut harus ada peningkatan pelayanan lebih baik. Pengelola BRT harus berupaya merespons cepat atas masukan yang diberikan masyarakat.
"Beberapa hal mengenai transportasi yang perlu ditingkatkan, diantaranya terkait jam operasional perlu ditambah, hingga pukul 21.00 atau 22.00. Sebab, kondisi saat ini, di Kota Semarang tidak banyak dijumpai transportasi setelah pukul 19.00," ujarnya.
Pihaknya juga berharap, pengelolaan BRT Trans Semarang segera dikelola BUMD agar lebih profesional, sehingga Dishub sendiri bertindak sebagai regulator.
Plt Kepala BLU Trans Semarang, Ade Bhakti mengatakan, dari 21 armada tersebut 14 diantaranya telah beroperasi mulai 9 Desember 2017. Dan sisanya 7 unit baru saja beroperasi 1 Februari 2018 karena terkendala salah cetak nama di faktur sehingga proses melengkapi administrasi agak terkendala.
"21 armada itu kami pesan di karoseri New Armada (desain Bodi Touristo) dan Laksana Magelang (desain body Nucleus). Ada yang sedikit berbeda dengan desain eksterior 21 armada ini, di mana di kaca kanan dan kiri tersemat tulisan #BERGERAKBERSAMA dan #SEMARANGSEKARANG. dua tagline itu sebagai penyemangat kami bahwa Trans Semarang sedang berbenah dari segala lini peningkatan kualitas pelayanan," katanya, Kamis (8/2/2018).
Koridor II adalah koridor yang secara langsung terdampak akibat dari pasang surut air laut (rob). Dengan peremajaan ini diharapkan keluhan penumpang terkait kelayakan armada koridor II akan berkurang.
Karena sesuai peraturan Walikota Semarang No. 551.2/156 tentang peremajaan kendaraan umum dalam kota di wilayah kota semarang mengamanatkan untuk bus ukuran Besar dan Bus sedang maksimal 10 tahun setelah tahun pembuatan harus diremajakan.
"Nah untuk BRT Trans Semarng karena ini menyangkut SPM (Standar Pelayanan Minimal) tentang pelayanan, di mana di dalamnya ada indikator kehandalan armada. Maka kami ambil kebijakan untuk bus Trans Semarang bus besar maksimal usia 8 tahun, dan Bus BRT sedang maksimal usia adalah 5 tahun," ujarnya.
Terkait dengan beberapa hari terakhir air pasang tinggi, pelayanan koridor II pasti terganggu karena mau tidak mau jalanan di sekitar Terboyo dan Kaligawe agak tersendat dan mengganggu interval antar armada. Namun hal itu bisa diatasi dengan rekayasa interval setelah lepas dari kemacetan. Sehingga ketepatan waktu masih bisa dalam batas wajar standar pelayanan minimal.
Sementara itu, untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, tahun ini akan dilucurkan BRT Koridor VII. BRT Koridor VII rutenya berangkat dari terminal Terboyo, Kaligawe, Jalan Wolter Monginsidi, Jalan Arteri Soekarno Hatta, masuk ke relokasi Pasar Johar Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).
BRT Koridor VII sengaja masuk ke lokasi relokasi Pasar Johar, karena para pedagang maupun pengunjung relokasi Pasar Johar selama ini kerap kesulitan akses transportasi. "Kami telah menyiapkan 15 unit BRT bakal melintasi relokasi Pasar Johar MAJT tersebut. Pengurusan surat-surat sudah selesai," ujar Ade.
Untuk mendukung Koridor VII ini, pihaknya telah menyiapkan sebanyak 38 shelter untuk ditempatkan di titik-titiknya. Saat ini lelang telah dilakukan. Diperkirakan satu bulan ke depan telah ada pemenang. Untuk shelter, lanjut Ade, semuanya menggunakan shelter portable tipe A atau berukuran besar.
Anggota Komisi C DPRD Kota Semarang, Suharsono, mengatakan 2018 ini pengelolaan BRT yang digelontorkan dari anggaran APBD Kota Semarang Rp110 miliar. Maka dari itu, ia meminta BRT harus bekerja profesional dan pelayanan harus semakin baik.
Jumlah anggaran yang terus meningkat dari tahun ke tahun, tentu dituntut harus ada peningkatan pelayanan lebih baik. Pengelola BRT harus berupaya merespons cepat atas masukan yang diberikan masyarakat.
"Beberapa hal mengenai transportasi yang perlu ditingkatkan, diantaranya terkait jam operasional perlu ditambah, hingga pukul 21.00 atau 22.00. Sebab, kondisi saat ini, di Kota Semarang tidak banyak dijumpai transportasi setelah pukul 19.00," ujarnya.
Pihaknya juga berharap, pengelolaan BRT Trans Semarang segera dikelola BUMD agar lebih profesional, sehingga Dishub sendiri bertindak sebagai regulator.
(ven)