FTA Harus Dukung UKM dan Atasi Kampanye Negatif Sawit

Sabtu, 03 Maret 2018 - 17:25 WIB
FTA Harus Dukung UKM dan Atasi Kampanye Negatif Sawit
FTA Harus Dukung UKM dan Atasi Kampanye Negatif Sawit
A A A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menyampaikan agar perjanjian Free Trade Agreement (FTA) antara ASEAN dan Uni Eropa (UE) dapat berkontribusi mengembangkan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan mengatasi kampanye negatif minyak kelapa sawit.

Masukan tersebut disampaikan Mendag saat memimpin Delegasi Indonesia dalam Konsultasi ke-16 ASEAN Economic Ministers’–European Union (AEM-EU) Trade Commissioner ke-16 di Singapura, Jumat (2/3).

"Perjanjian FTA antara ASEAN dan UE harus memuat program yang dapat memajukan sektor UMKM. Butir dari Perjanjian FTA juga harus dapat membantu melawan kampanye negatif atas sektor minyak kelapa sawit. Kedua sektor sangat penting bagi Indonesia karena merupakan sektor utama penggerak roda perekonomian Indonesia," ungkap Mendag dalam siaran pers, Sabtu (3/3/2018).

Pokok bahasan dalam pertemuan ini adalah untuk memperkuat kerangka kerja sama antara kedua kawasan. Dalam konsultasi tersebut juga dibahas mengenai rencana pelaksanaan perundingan antara pihak ASEAN dan UE. Mendag menekankan pentingnya kerja sama antara kedua kawasan dan perlunya pembahasan yang lebih mendalam mengenai kerangka perjanjian dalam FTA dua kawasan ini.

"Rencana pelaksanaan perundingan ASEAN-EU FTA masih memerlukan kerangka perundingan yang tepat dan matang mengingat perbedaan kesiapan dan ambisi kedua kawasan ini," kata Mendag.

Kerja sama ASEAN dan UE semakin berkembang. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai perdagangan serta investasi antara kedua kawasan yang tumbuh konsisten. Berdasarkan data statistik dari UE, nilai perdagangan ASEAN-UE mencapai 226,6 miliar euro pada tahun 2017, meningkat 9,1% dari tahun sebelumnya. UE juga merupakan sumber Foreign Direct Investment (FDI) terbesar ASEAN di tahun 2016 dengan nilai sebesar 26,3 miliar euro. Hal tersebut menunjukkan pentingnya kerja sama antara kedua kawasan.

Sebelum Pertemuan Konsultasi ASEAN dan UE, Mendag terlebih dahulu melakukan pertemuan bilateral dengan EU Trade Commissioner, Cecilia Malmström. Baik Enggartiasto maupun Komisioner Cecilia mengapresiasi kemajuan yang telah disepakati pada perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Partnership Agreement (I-EU CEPA) putaran ke-4 pada tanggal 19-23 Februari 2018 di Surakarta, dan secara khusus UE berjanji memberi perhatian terhadap masalah kelapa sawit Indonesia.

Indonesia juga menekankan perlunya pemahaman yang sama antara kedua belah pihak untuk isu baru seperti Trade and Sustainable Development. Selain itu, Mendag menggarisbawahi pentingnya perdagangan yang adil dan merata. Kedua pihak pun sepakat mendukung rencana ASEAN-EU FTA, dan masing-masing pihak diharapkan dapat bersikap fleksibel untuk mempersempit kesenjangan yang ada.

Mendag juga menjadi salah satu pembicara pada sesi Panel Menteri Ekonomi ASEAN pada the 6th Ministerial Panel ASEAN-EU Business Summit (AEBS), Jumat (2/3). Topik utama diskusi para menteri adalah perkembangan integrasi ekonomi ASEAN dalam kerangka Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2025, tren perdagangan UE dengan ASEAN dan individu negara ASEAN, serta tren dalam perdagangan global.

Dalam paparannya, Mendag menyampaikan reformasi ekonomi dan pembangunan konektivitas yang telah dilakukan Indonesia, termasuk program-program fasilitasi perdagangan yang telah lakukan di kawasan ASEAN. Mendag juga mengundang semua pelaku bisnis yang hadir untuk berinvestasi di Indonesia.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6002 seconds (0.1#10.140)