Trump: Perang Dagang Akan Menyakiti Negara Lawan, Bukan AS
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menegaskan bahwa perang dagang akan melukai lawan-lawan Amerika, dan bukan negaranya terkait penerapan tarif impor baja dan aluminium.
Dalam konferensi pers dengan Perdana Menteri Swedia, Stefan Löfven, Trump mengatakan negara-negara lain akan lebih menderita dari AS, bila mereka melakukan pembalasan melawan kebijakan tarif impor baja 25% dan tarif impor aluminium 10%.
Mengutip dari CNBC, Rabu (7/3/2018), Trump mengatakan Brussels-markas Uni Eropa-telah melakukan perdagangan bebas secara tidak adil. Dan kata Trump, ia akan melindungi perdagangan negaranya.
"Setiap orang akan berada di belakang negaranya. Jadi perang dagang bukan hal buruk," katanya. Trump menyatakan membela negaranya dari defisit perdagangan. "Jadi ketika kita turun USD30 miliar, USD40 miliar, USD60 miliar atau USD100 miliar (defisit perdagangan), perang dagang menyakitkan mereka, bukan menyakitkan kita," tegas dia.
Sikap keras Trump terkait perang dagang membuat Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Christine Lagarde angkat suara. Mengutip CNBC, perang dagang global akan menciptakan situasi kalah-kalah bagi semua negara. Dan wacana perang dagang ini mendapat kritik dari World Trade Organization (WTO).
Berbicara di stasiun radio Prancis, RTL, Lagarde mengatakan perang dagang akan berdampak serius terhadap makroekonomi. "Perang dagang ini akan berdampak ke Uni Eropa, Kanada, dan Jerman pada khususnya. Dan jika negara lain melakukan pembalasan, berdampak ke Amerika Serikat," katanya.
Pernyataan Trump yang akan menerapkan tarif impor baja dan aluminium disebabkan defisit perdagangan AS dengan negara lain. Trump memperingatkan Uni Eropa akan segara menghadapi "pajak besar" karena telah memperlakukan AS dengan tidak adil dalam perdagangan.
"Dalam beberapa kasus, kita kalah dalam perdagangan bahkan kita memberi mereka bantuan militer (bantuan ke NATO). Kita juga mensubsidi mereka dengan sangat baik. Tapi mereka memberlakukan kita dengan tidak adil, jadi kita tidak hanya kalah dalam perdagangan, kita juga kalah secara militer".
Karena itu, Trump berjanji akan melindungi perdagangan AS dengan "cara yang penuh kasih dan penuh cinta". Ia menyebutkan, hasil akhirnya adalah negara-negara lain "lebih menyukai AS dan mereka akan lebih menghormati Amerika".
Terkait defisit perdagangan yang dikecam Trump, Lagarde mengakui ada beberapa kasus perdagangan bebas yang merugikan negara ekonomi terbesar di dunia tersebut. Meski demikian, tidak selamanya AS mengalami defisit perdagangan.
Lagarde menambahkan, ada beberapa negara di dunia yang tidak selalu menghormati Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), yaitu China. Meski demikian, Lagarde masih berharap Trump tidak menerapkan ancamannya untuk pengenaan tarif baja dan aluminium. "Bagaimana pun juga tidak ada yang menang dalam perang dagang," tandasnya.
Pernyataan perang dagang dari Trump telah memicu reaksi keras dari Uni Eropa dan Kanada. Komisi Eropa menanggapinya dengan mengancam penetapan tarif sendiri pada produk Harley-Davidson, Kentucky bourbon dan produk jeans AS.
Dalam konferensi pers dengan Perdana Menteri Swedia, Stefan Löfven, Trump mengatakan negara-negara lain akan lebih menderita dari AS, bila mereka melakukan pembalasan melawan kebijakan tarif impor baja 25% dan tarif impor aluminium 10%.
Mengutip dari CNBC, Rabu (7/3/2018), Trump mengatakan Brussels-markas Uni Eropa-telah melakukan perdagangan bebas secara tidak adil. Dan kata Trump, ia akan melindungi perdagangan negaranya.
"Setiap orang akan berada di belakang negaranya. Jadi perang dagang bukan hal buruk," katanya. Trump menyatakan membela negaranya dari defisit perdagangan. "Jadi ketika kita turun USD30 miliar, USD40 miliar, USD60 miliar atau USD100 miliar (defisit perdagangan), perang dagang menyakitkan mereka, bukan menyakitkan kita," tegas dia.
Sikap keras Trump terkait perang dagang membuat Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Christine Lagarde angkat suara. Mengutip CNBC, perang dagang global akan menciptakan situasi kalah-kalah bagi semua negara. Dan wacana perang dagang ini mendapat kritik dari World Trade Organization (WTO).
Berbicara di stasiun radio Prancis, RTL, Lagarde mengatakan perang dagang akan berdampak serius terhadap makroekonomi. "Perang dagang ini akan berdampak ke Uni Eropa, Kanada, dan Jerman pada khususnya. Dan jika negara lain melakukan pembalasan, berdampak ke Amerika Serikat," katanya.
Pernyataan Trump yang akan menerapkan tarif impor baja dan aluminium disebabkan defisit perdagangan AS dengan negara lain. Trump memperingatkan Uni Eropa akan segara menghadapi "pajak besar" karena telah memperlakukan AS dengan tidak adil dalam perdagangan.
"Dalam beberapa kasus, kita kalah dalam perdagangan bahkan kita memberi mereka bantuan militer (bantuan ke NATO). Kita juga mensubsidi mereka dengan sangat baik. Tapi mereka memberlakukan kita dengan tidak adil, jadi kita tidak hanya kalah dalam perdagangan, kita juga kalah secara militer".
Karena itu, Trump berjanji akan melindungi perdagangan AS dengan "cara yang penuh kasih dan penuh cinta". Ia menyebutkan, hasil akhirnya adalah negara-negara lain "lebih menyukai AS dan mereka akan lebih menghormati Amerika".
Terkait defisit perdagangan yang dikecam Trump, Lagarde mengakui ada beberapa kasus perdagangan bebas yang merugikan negara ekonomi terbesar di dunia tersebut. Meski demikian, tidak selamanya AS mengalami defisit perdagangan.
Lagarde menambahkan, ada beberapa negara di dunia yang tidak selalu menghormati Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), yaitu China. Meski demikian, Lagarde masih berharap Trump tidak menerapkan ancamannya untuk pengenaan tarif baja dan aluminium. "Bagaimana pun juga tidak ada yang menang dalam perang dagang," tandasnya.
Pernyataan perang dagang dari Trump telah memicu reaksi keras dari Uni Eropa dan Kanada. Komisi Eropa menanggapinya dengan mengancam penetapan tarif sendiri pada produk Harley-Davidson, Kentucky bourbon dan produk jeans AS.
(ven)