Budayakan 'Doing the Right Things Right'
A
A
A
RENDAHNYA penetrasi asuransi di Indonesia berusaha didobrak oleh FWD Life dengan menekankan dua hal, premi terjangkau dan proses tidak rumit. Investasi dan inovasi teknologi juga menjadi perhatian dalam membidik generasi milenial. FWD Life ingin mengubah cara pandang masyarakat terhadap asuransi. Hal ini dipicu masih rendahnya angka penetrasi industri asuransi, yaitu hanya 3% dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Sekitar 97% masyarakat masih melihat asuransi sebagai produk mahal.
Berkaca dari kondisi ini, FWD Life meluncurkan inovasi terbaru FWD Loop dengan sentuhan teknologi yang memudahkan sekaligus premi terjangkau. Direktur Utama PT FWD Life Indonesia Choo Sin Fook berharap produk terbaru itu dapat mendorong penetrasi asuransi di tanah air. Sebagai pemimpin di bisnis yang banyak bersentuhan dengan manusia, Choo juga senantiasa menekankan timnya melakukan sesuatu yang benar dengan benar. Berikut petikan wawancara KORAN SINDO dengan pria yang sudah tiga dekade menggeluti dunia asuransi itu.
Bagaimana Anda memandang potensi dan prospek industri asuransi nasional saat ini?
Kalau dilihat dari segi kapasitas pasarnya masih besar. Sekarang penetrasi kita baru 3% dari PDB. Jadi, hanya sekitar 7% penduduk Indonesia yang sudah berasuransi, berarti secara teori masih banyak yang belum asuransi. Tapi, kita juga harus fair. Kalau kita lihat, setiap tahun pendapatan premi meningkat. Pada kuartal III/2017, premi polis baru meningkat 21% (yoy), tapi penetrasinya tidak banyak meningkat. Artinya, orang yang beli asuransi itu berulang. Jadi, saya rasa pelaku industri ini yang harus menyelesaikan masalah karena orang yang beli produk asuransi hanya itu-itu saja, sedangkan orang yang baru tidak beli. Maka kita harus berinovasi untuk bisa menarik segmen baru yang persentasenya masih 93% ini.
Apa yang menyebabkan rendahnya penetrasi asuransi di Indonesia. Bagaimana industri asuransi menyikapinya?
Sebelum menempati posisi sekarang ini, saya sebetulnya sudah pernah ditugaskan di sini pada 1993. Masyarakat rata-rata mengerti asuransi dan sekian lama saya bicara dengan orang sini, mereka tahu pentingnya asuransi. Hanya rata-rata orang masih beranggapan bahwa asuransi itu mahal dan rumit. Ini dua faktor membuat orang terutama first time buyer itu kurang. Kalau orang merasa sesuatu itu mahal, dia tidak akan ambil inisiatif. Kalau dia harus bayar ratusan ribu atau sejuta, dia akan merasa berat, ditambah lagi proses pembelian yang rumit. Proses panjang akan membuat orang menunda untuk membeli asuransi. Untuk itu, FWD Life punya visi ingin mengubah cara pandang masyarakat terhadap asuransi sehingga orang tidak lagi melihat asuransi itu mahal dan rumit.
FWD Life lebih membidik nasabah perusahaan atau ritel (perorangan)?
Keduanya. Kami menawarkan ke calon pelanggan melalui banyak saluran atau omnichannel. Hal terpenting mereka ada proteksinya, tidak peduli apakah itu difasilitasi perusahaan tempatnya bekerja ataupun proteksi pribadi. Ada orang yang perusahaannya sudah kasih (asuransi), tapi dia juga beli sendiri. Jadi, banyak yang dobel.
Baru-baru ini FWD Life meluncurkan produk baru, FWD Loop. Apa keunggulan dan perbedaannya dengan produk lain yang sejenis?
Ini sebenarnya produk individu, tapi kami benar-benar fokus di value for money. Harganya kami buat sangat terjangkau dan proteksinya komprehensif. Kalau kita tes market, orang-orang berpikirnya asuransi itu (preminya) sejutaan. Kami mau orang berpikir bahwa ada produk asuransi yang komprehensif dan hanya Rp250.000 saja. Itu sudah termasuk manfaat jika bersangkutan meninggal (death benefit), kecelakaan, biaya rumah sakit, dan penyakit kritis. Jadi, empat manfaat kunci sudah termasuk di dalamnya dan yang penting tidak rumit prosesnya. Selain itu, orang suka waswas karena apa yang mereka bayarkan di tahun pertama, maka tahun kedua itu hilang. Kalau di produk ini tidak demikian. Apa yang dia bayar, setelah dipotong biaya asuransi, itu semua sudah di dalam. Jadi, dari hari pertama sudah ada nilai tunainya, tidak dipotong biaya macam-macam.
Bagaimana dengan target pasarnya?
Dengan kisaran harga mulai Rp250.000 per bulan, saya kira ini sangat terjangkau. Siapa saja boleh beli. FWD Loop memiliki empat rentang usia nasabah. Untuk nasabah berusia 18-25 tahun premi yang ditawarkan adalah Rp250.000, untuk nasabah berusia 26-40 tahun preminya Rp500.000, nasabah berusia 41- 45 tahun preminya Rp750.000, dan untuk nasabah usia 46-55 tahun preminya Rp1 juta per bulan.
Inovasi apalagi yang akan diluncurkan FWD Life tahun ini?
Pertengahan tahun kami akan ada reprice. Kami desain supaya medical coverage bisa lebih murah. Sekarang rata-rata kalau orang memikirkan medical itu mahal. Tapi nanti di tengah tahun kita akan keluarkan yang lebih murah. Kita selalu pakai produk sangat banyak benefitnya, tapi sebenarnya kita juga tidak memakai semuanya. Nah, kami akan kasih produk yang "cukup".
Bagaimana upaya FWD Life dalam membidik generasi milenial yang jumlahnya sangat besar?
Pertama, value for money. Milenial akan beli kalau dia melihat ada nilainya. Kalau kita masih muda, kita merasa tidak akan sakit atau kemungkinan sakit kecil. Jadi, kita harus kasih dia value for money. Kita juga mesti kasih proteksi yang mereka bisa connect. Seperti kecelakaan, di kami kecelakaan akibat olahraga ekstrem tidak dikecualikan. Ini cocok untuk milenial yang gemar extreme sport, seperti bungee jumping, balap, gokar, diving, panjat tebing.
Kedua, prosesnya tidak rumit. Kami tidak mau orang merasa asuransi itu negatif. Kami encourage kalian untuk menjalankan hidup seperti biasa saja karena sudah terproteksi. Tapi, ada satu problem anak muda sekarang, yaitu mereka tidak suka ngomong sama orang. Kami coba ubah cara kami ngomong sama generasi muda memakai chat room melalui teknologi.
Pemain asuransi di Indonesia cukup banyak. Bagaimana menyikapi persaingan ini?
Kalau kami mengejar target pasar yang sama di 3% itu, kompetisinya ketat karena ada lebih dari 50 perusahaan asuransi. Tapi, kalau kami berani ke segmen yang baru, tentu peluangnya banyak.
Bisakah dijelaskan sekilas kinerja FWD Life tahun lalu?
Tahun lalu pertumbuhannya luar biasa dengan total pertumbuhan premi 3,2 kali lipat dibandingkan pencapaian tahun 2016. Dari segi aset juga tumbuh baik. Hingga akhir 2017, aset kami sudah melampaui Rp1 triliun. Tapi, kami banyak investasi di Informasi Teknologi (IT) karena IT yang akan mendorong pertumbuhan di masa depan sekaligus membuat kita lebih efisien. Kami menganggarkan Rp500 miliar sampai tahun 2022 untuk investasi IT. Investasi di sektor IT ini juga untuk men-support omnichannel tadi. Kami juga sudah meluncurkan aplikasi FWD Max yang memudahkan nasabah untuk terhubung dengan kami. Dalam lima tahun ke depan, kami memasang target pertumbuhan double setiap tahun. Itu untuk pertumbuhan premi dan pertumbuhan value bisnis.
Bicara leadership, boleh tahu prinsip atau gaya kepemimpinan yang Bapak terapkan di perusahaan?
Bisnis asuransi ini adalah bisnis manusia sehingga perlu ada kelonggaran, tapi juga jangan terlalu longgar. Di perusahaan ini kami punya falsafah "Doing the Right Things Right". Jadi, kita harus punya culture. Contohnya, kalau staf kami harus membuat keputusan, dia harus justifikasi apakah itu keputusan yang benar dan kenapa dia rasa itu benar. Kalau staf yang coba melakukan sesuatu itu doing the right things right, kami harus tahu dia tidak mungkin selalu benar. Pasti ada salah. Kalau ada kesalahan jangan dikecam, karena dia sudah mencoba.
Bagaimana cara membangun komunikasi dengan tim karyawan?
Komunikasi itu penting, tapi jangan sampai overcommunicate. Kalau mau bincang-bincang, di sini kami punya kegiatan Coffee Morning with Exco. Ada banyak hal yang bisa dibicarakan. Kami juga menerapkan konsep keterbukaan. Di sini ruangan atau meja kerja pun terbuka. Kalau semua open, berarti kalau kita ngomong juga harus responsible karena akan terdengar oleh yang lain. Misalnya, saya tidak boleh sembarang ngomong karena pemimpin harus menjadi contoh yang baik bagi bawahannya.
Berkaca dari kondisi ini, FWD Life meluncurkan inovasi terbaru FWD Loop dengan sentuhan teknologi yang memudahkan sekaligus premi terjangkau. Direktur Utama PT FWD Life Indonesia Choo Sin Fook berharap produk terbaru itu dapat mendorong penetrasi asuransi di tanah air. Sebagai pemimpin di bisnis yang banyak bersentuhan dengan manusia, Choo juga senantiasa menekankan timnya melakukan sesuatu yang benar dengan benar. Berikut petikan wawancara KORAN SINDO dengan pria yang sudah tiga dekade menggeluti dunia asuransi itu.
Bagaimana Anda memandang potensi dan prospek industri asuransi nasional saat ini?
Kalau dilihat dari segi kapasitas pasarnya masih besar. Sekarang penetrasi kita baru 3% dari PDB. Jadi, hanya sekitar 7% penduduk Indonesia yang sudah berasuransi, berarti secara teori masih banyak yang belum asuransi. Tapi, kita juga harus fair. Kalau kita lihat, setiap tahun pendapatan premi meningkat. Pada kuartal III/2017, premi polis baru meningkat 21% (yoy), tapi penetrasinya tidak banyak meningkat. Artinya, orang yang beli asuransi itu berulang. Jadi, saya rasa pelaku industri ini yang harus menyelesaikan masalah karena orang yang beli produk asuransi hanya itu-itu saja, sedangkan orang yang baru tidak beli. Maka kita harus berinovasi untuk bisa menarik segmen baru yang persentasenya masih 93% ini.
Apa yang menyebabkan rendahnya penetrasi asuransi di Indonesia. Bagaimana industri asuransi menyikapinya?
Sebelum menempati posisi sekarang ini, saya sebetulnya sudah pernah ditugaskan di sini pada 1993. Masyarakat rata-rata mengerti asuransi dan sekian lama saya bicara dengan orang sini, mereka tahu pentingnya asuransi. Hanya rata-rata orang masih beranggapan bahwa asuransi itu mahal dan rumit. Ini dua faktor membuat orang terutama first time buyer itu kurang. Kalau orang merasa sesuatu itu mahal, dia tidak akan ambil inisiatif. Kalau dia harus bayar ratusan ribu atau sejuta, dia akan merasa berat, ditambah lagi proses pembelian yang rumit. Proses panjang akan membuat orang menunda untuk membeli asuransi. Untuk itu, FWD Life punya visi ingin mengubah cara pandang masyarakat terhadap asuransi sehingga orang tidak lagi melihat asuransi itu mahal dan rumit.
FWD Life lebih membidik nasabah perusahaan atau ritel (perorangan)?
Keduanya. Kami menawarkan ke calon pelanggan melalui banyak saluran atau omnichannel. Hal terpenting mereka ada proteksinya, tidak peduli apakah itu difasilitasi perusahaan tempatnya bekerja ataupun proteksi pribadi. Ada orang yang perusahaannya sudah kasih (asuransi), tapi dia juga beli sendiri. Jadi, banyak yang dobel.
Baru-baru ini FWD Life meluncurkan produk baru, FWD Loop. Apa keunggulan dan perbedaannya dengan produk lain yang sejenis?
Ini sebenarnya produk individu, tapi kami benar-benar fokus di value for money. Harganya kami buat sangat terjangkau dan proteksinya komprehensif. Kalau kita tes market, orang-orang berpikirnya asuransi itu (preminya) sejutaan. Kami mau orang berpikir bahwa ada produk asuransi yang komprehensif dan hanya Rp250.000 saja. Itu sudah termasuk manfaat jika bersangkutan meninggal (death benefit), kecelakaan, biaya rumah sakit, dan penyakit kritis. Jadi, empat manfaat kunci sudah termasuk di dalamnya dan yang penting tidak rumit prosesnya. Selain itu, orang suka waswas karena apa yang mereka bayarkan di tahun pertama, maka tahun kedua itu hilang. Kalau di produk ini tidak demikian. Apa yang dia bayar, setelah dipotong biaya asuransi, itu semua sudah di dalam. Jadi, dari hari pertama sudah ada nilai tunainya, tidak dipotong biaya macam-macam.
Bagaimana dengan target pasarnya?
Dengan kisaran harga mulai Rp250.000 per bulan, saya kira ini sangat terjangkau. Siapa saja boleh beli. FWD Loop memiliki empat rentang usia nasabah. Untuk nasabah berusia 18-25 tahun premi yang ditawarkan adalah Rp250.000, untuk nasabah berusia 26-40 tahun preminya Rp500.000, nasabah berusia 41- 45 tahun preminya Rp750.000, dan untuk nasabah usia 46-55 tahun preminya Rp1 juta per bulan.
Inovasi apalagi yang akan diluncurkan FWD Life tahun ini?
Pertengahan tahun kami akan ada reprice. Kami desain supaya medical coverage bisa lebih murah. Sekarang rata-rata kalau orang memikirkan medical itu mahal. Tapi nanti di tengah tahun kita akan keluarkan yang lebih murah. Kita selalu pakai produk sangat banyak benefitnya, tapi sebenarnya kita juga tidak memakai semuanya. Nah, kami akan kasih produk yang "cukup".
Bagaimana upaya FWD Life dalam membidik generasi milenial yang jumlahnya sangat besar?
Pertama, value for money. Milenial akan beli kalau dia melihat ada nilainya. Kalau kita masih muda, kita merasa tidak akan sakit atau kemungkinan sakit kecil. Jadi, kita harus kasih dia value for money. Kita juga mesti kasih proteksi yang mereka bisa connect. Seperti kecelakaan, di kami kecelakaan akibat olahraga ekstrem tidak dikecualikan. Ini cocok untuk milenial yang gemar extreme sport, seperti bungee jumping, balap, gokar, diving, panjat tebing.
Kedua, prosesnya tidak rumit. Kami tidak mau orang merasa asuransi itu negatif. Kami encourage kalian untuk menjalankan hidup seperti biasa saja karena sudah terproteksi. Tapi, ada satu problem anak muda sekarang, yaitu mereka tidak suka ngomong sama orang. Kami coba ubah cara kami ngomong sama generasi muda memakai chat room melalui teknologi.
Pemain asuransi di Indonesia cukup banyak. Bagaimana menyikapi persaingan ini?
Kalau kami mengejar target pasar yang sama di 3% itu, kompetisinya ketat karena ada lebih dari 50 perusahaan asuransi. Tapi, kalau kami berani ke segmen yang baru, tentu peluangnya banyak.
Bisakah dijelaskan sekilas kinerja FWD Life tahun lalu?
Tahun lalu pertumbuhannya luar biasa dengan total pertumbuhan premi 3,2 kali lipat dibandingkan pencapaian tahun 2016. Dari segi aset juga tumbuh baik. Hingga akhir 2017, aset kami sudah melampaui Rp1 triliun. Tapi, kami banyak investasi di Informasi Teknologi (IT) karena IT yang akan mendorong pertumbuhan di masa depan sekaligus membuat kita lebih efisien. Kami menganggarkan Rp500 miliar sampai tahun 2022 untuk investasi IT. Investasi di sektor IT ini juga untuk men-support omnichannel tadi. Kami juga sudah meluncurkan aplikasi FWD Max yang memudahkan nasabah untuk terhubung dengan kami. Dalam lima tahun ke depan, kami memasang target pertumbuhan double setiap tahun. Itu untuk pertumbuhan premi dan pertumbuhan value bisnis.
Bicara leadership, boleh tahu prinsip atau gaya kepemimpinan yang Bapak terapkan di perusahaan?
Bisnis asuransi ini adalah bisnis manusia sehingga perlu ada kelonggaran, tapi juga jangan terlalu longgar. Di perusahaan ini kami punya falsafah "Doing the Right Things Right". Jadi, kita harus punya culture. Contohnya, kalau staf kami harus membuat keputusan, dia harus justifikasi apakah itu keputusan yang benar dan kenapa dia rasa itu benar. Kalau staf yang coba melakukan sesuatu itu doing the right things right, kami harus tahu dia tidak mungkin selalu benar. Pasti ada salah. Kalau ada kesalahan jangan dikecam, karena dia sudah mencoba.
Bagaimana cara membangun komunikasi dengan tim karyawan?
Komunikasi itu penting, tapi jangan sampai overcommunicate. Kalau mau bincang-bincang, di sini kami punya kegiatan Coffee Morning with Exco. Ada banyak hal yang bisa dibicarakan. Kami juga menerapkan konsep keterbukaan. Di sini ruangan atau meja kerja pun terbuka. Kalau semua open, berarti kalau kita ngomong juga harus responsible karena akan terdengar oleh yang lain. Misalnya, saya tidak boleh sembarang ngomong karena pemimpin harus menjadi contoh yang baik bagi bawahannya.
(amm)