Bangun Superblok di Surabaya, CT Corp Gelontor Dana Rp2 Triliun
A
A
A
SURABAYA - Bangunan Superblok kini mulai menjamur di Surabaya, Jawa Timur. Mayoritas dibangun oleh pengembang-pengembang besar seperti Pakuwon, Ciputra dan Intiland. Saat ini, CT Corp melalui anak usahanya, Trans Property menjadi pemain baru dalam persaingan Superblok di Surabaya dengan membangun The Trans Icon Surabaya.
The Trans Icon terdiri dari pusat perbelanjaan, gedung perkantoran, tiga tower apartemen dan hotel berbintang. Produk ini sudah mulai dijual secara internal sejak akhir bulan lalu. CT Corp mengklaim, saat ini untuk hotel sudah ludes terjual.
"Dalam proyek ini, kami menggelontorkan investasi sebesar Rp2 triliun. Dananya dari internal perusahaan. Untuk sumber-sumber pendanaan tidak dapat kami sebut," ujar Direktur Utama Trans Property, Wibowo Iman usai groundbreaking The Trans Icon yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani, Jumat (9/3/2018).
Jika sebagian besar pembangunan superblok dilakukan secara bertahap, imbuhnya, The Trans Icon Surabaya ini akan dibangun secara serentak. Bahkan diperkirakan, dalam waktu tak kurang dari dua tahun, proyek ini sudah rampung bisa dinikmati masyarakat. Pihaknya optimistis, The Trans Icon Surabaya ini akan menjadi destinasi wisata baru warga Surabaya dan Jawa Timur.
"Di sisi lain, pembangunan The Trans Icon Surabaya juga membantu penyerapan tenaga kerja. Tak kurang dari 5.000 tenaga kerja baru yang akan bekerja di The Trans Icon Surabaya ini," tandas Wibowo.
Marketing Director Trans Property, Fransiskus Afong mengatakan, untuk unit apartemen, pihaknya menjual mulai dari harga Rp600 juta hingga Rp2 miliar. Menurutnya, harga ini sangat menarik mengingat fasilitas yang ditawarkan juga sangat mewah. Kemudian lokasi apartemen juga berada di jalan besar, yakni Frontage Road Ahmad Yani.
Kelebihan lain, dekat dengan bandar udara (bandara) internasional Juanda. "Memang kalau dilihat sejak 2013 hingga pertengahan 2017 properti lesu. Tapi mulai pertengahan 2017 dan 2018 ini, pasar properti akan terus naik," katanya.
Kegiatan Groudbreaking ini dihadiri pemilik CT Corp, Chairul Tanjung dan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini. Dalam kesempatan ini, Risma, panggilan Tri Rismaharini mengatakan, Kota Surabaya sangat cocok untuk berinvestasi, terutama di sektor properti. Ini tak lepas dari dukungan infrastruktur Surabaya seperti ketersediaan jalan yang memadai.
Wakil Ketua Bidang Pembangunan dan Pengelolaan Apartemen, Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Jawa Timur (Jatim), Triandy Gunawan mengatakan, kinerja penjualan properti, termasuk apartemen tahun ini diprediksi masih melambat akibat daya beli masyarakat yang rendah.
Daya beli yang rendah itu bukan disebabkan tidak ada uang, tapi masyarakat lebih cenderung menyimpan dananya. "Masyarakat cenderung menunggu situasi yang tepat bagi mereka untuk bisa membelanjakan uangnya. Terutama untuk belanja properti," katanya.
The Trans Icon terdiri dari pusat perbelanjaan, gedung perkantoran, tiga tower apartemen dan hotel berbintang. Produk ini sudah mulai dijual secara internal sejak akhir bulan lalu. CT Corp mengklaim, saat ini untuk hotel sudah ludes terjual.
"Dalam proyek ini, kami menggelontorkan investasi sebesar Rp2 triliun. Dananya dari internal perusahaan. Untuk sumber-sumber pendanaan tidak dapat kami sebut," ujar Direktur Utama Trans Property, Wibowo Iman usai groundbreaking The Trans Icon yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani, Jumat (9/3/2018).
Jika sebagian besar pembangunan superblok dilakukan secara bertahap, imbuhnya, The Trans Icon Surabaya ini akan dibangun secara serentak. Bahkan diperkirakan, dalam waktu tak kurang dari dua tahun, proyek ini sudah rampung bisa dinikmati masyarakat. Pihaknya optimistis, The Trans Icon Surabaya ini akan menjadi destinasi wisata baru warga Surabaya dan Jawa Timur.
"Di sisi lain, pembangunan The Trans Icon Surabaya juga membantu penyerapan tenaga kerja. Tak kurang dari 5.000 tenaga kerja baru yang akan bekerja di The Trans Icon Surabaya ini," tandas Wibowo.
Marketing Director Trans Property, Fransiskus Afong mengatakan, untuk unit apartemen, pihaknya menjual mulai dari harga Rp600 juta hingga Rp2 miliar. Menurutnya, harga ini sangat menarik mengingat fasilitas yang ditawarkan juga sangat mewah. Kemudian lokasi apartemen juga berada di jalan besar, yakni Frontage Road Ahmad Yani.
Kelebihan lain, dekat dengan bandar udara (bandara) internasional Juanda. "Memang kalau dilihat sejak 2013 hingga pertengahan 2017 properti lesu. Tapi mulai pertengahan 2017 dan 2018 ini, pasar properti akan terus naik," katanya.
Kegiatan Groudbreaking ini dihadiri pemilik CT Corp, Chairul Tanjung dan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini. Dalam kesempatan ini, Risma, panggilan Tri Rismaharini mengatakan, Kota Surabaya sangat cocok untuk berinvestasi, terutama di sektor properti. Ini tak lepas dari dukungan infrastruktur Surabaya seperti ketersediaan jalan yang memadai.
Wakil Ketua Bidang Pembangunan dan Pengelolaan Apartemen, Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Jawa Timur (Jatim), Triandy Gunawan mengatakan, kinerja penjualan properti, termasuk apartemen tahun ini diprediksi masih melambat akibat daya beli masyarakat yang rendah.
Daya beli yang rendah itu bukan disebabkan tidak ada uang, tapi masyarakat lebih cenderung menyimpan dananya. "Masyarakat cenderung menunggu situasi yang tepat bagi mereka untuk bisa membelanjakan uangnya. Terutama untuk belanja properti," katanya.
(ven)